MEDAN, SUMUTPOS.CO- Sebelum Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan mengejar akreditasi Joint Commission International (JCI), RSUP H Adam Malik terlebih dahulu bersiap untuk meraih akreditasi nasional KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit).
KARS adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada manajemen rumah sakit, karena telah memenuhi standar yang ditetapkan.”Tujuan akreditasi rumah sakit adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang bermutu,” terang Direktur Utama RSUP H Adam Malik Medan, Yusirwan, kemarin.
Akreditasi KARS ini, sambung Yusirwan, diharapkan paling lama bisa diraih April 2015 agar manajemen rumah sakit siap dalam penilaian, peningkatan mutu sumber daya manusia juga dilakukan. Di antaranya dengan melakukan pelatihan-pelatihan secara berkala dan terus menerus.
Selain KARS, pihak rumah sakit juga menargetkan dapat meraih akreditasi JCI pada Juni 2015 mendatang. Demi mewujudkan cita-cita yang tertunda ini, berbagai langkah sudah dilakukan, di antaranya dengan melakukan pembenahan berbagai media pelayanan.
“Biasanya yang dinilai pertama sekali media layanan seperti kamar mandi, AC dan fasilitas umum lainnya. Dan ini sedang kita benahi. Semua fasilitas layanan akan dibenahi sesegera mungkin. Kita akan eksekusi di lapangan agar sesuai standar,” terangnya.
Maka saat ini management telah memberikan pelatihan-pelatihan baik oleh pelatih internal rumah sakit maupun dari luar. Sehingga execellent service kelak dapat dicapai.
Direktur Keuangan RSUP H Adam Malik Medan, Welly Refnealdy menambahkan, misi pemerintah mendapatkan akreditasi JCI, dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, diharapkan dapat mengurangi minat masyarakat untuk berobat keluar negeri.
“Kementerian Kesehatan sudah menggelentorkan dana cukup banyak ke rumah sakit ini, agar bisa mencapai JCI. Bahkan di Indonesia, dana terbanyak kedua setelah Rumah Sakit Cipto,” terangnya.
Karenanya, dalam sebulan terakhir ini, manajemen terus menerus melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada pegawai dan manajemen, sehingga bisa mengubah mainset memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.”Diharapkan tidak ada lagi perawat dan karyawan yang jutek dan mukanya masam menghadapi pasien. Apapun cerita, pertengahan tahun, wajib akreditasi JCI dan KARS,” tuturnya.
Ketua Pelaksana Persiapan JCI RSUP H Adam Malik Medan, Mardianto mengakui dibanding dengan rumah sakit lain yang ditarget JCI di Indonesia, RSUP H Adam Malik agak terlambat. Karena itu, gaung JCI akan “dipaksakan” kepada pegawai dan manajemen.
“Paling tidak 1 januari 2015, tiada hari tanpa JCI. Kayaknya harus dengan paksaan baru bisa dilakukan perubahan. Juni target sudah akreditasi JCI,” terang Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik Medan ini.
Isu utama yang akan dikembangkan, jelas Mardianto, adalah perbaikan mutu layanan kepada pasien, perbaikan prasarana dan sarana. Jika RSUP H Adam Malik bisa mendapatkan akreditasi JCI ini, jelas dia, maka satu-satunya rumah sakit tipe A di Sumatera Utara (Sumut) ini, akan menjadi pelopor agar bisa membimbing rumah sakit lainnya untuk akreditasi.”Banyak yang sudah dipersiapkan. Di antaranya RS Adam Malik menjadi rujukan nasional, seperti untuk transplantasi ginjal, jantung terpadu serta kanker,” terangnya.
Ketua Komite Medik RSUP H Adam Malik Medan, Prof T Emir Pasaribu menuturkan, wajah rumah sakit berasal dari pelayanan. Untuk mendapatkan akreditasi JCI, pelayanan yang diberikan harus bermutu dan sangat efisien.”Setiap petugas medis juga harus mempunyai wewenang klinis yang jelas, savety dan efisien. Karenanya, bakal banyak terobosan yang harus dilakukan,” pungkasnya. (nit/ila)