MEDAN- Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) untuk wilayah Sumut-Aceh yang dirilis 5 Maret 2013 lalu menemukan beredarnya uang palsu (upal) di masyarakat sebesar Rp17,9 juta sejak februari 2013 lalu. Temuan ini meningkat sebesar Rp 4,6 juta dari Januari 2013 yang jumlahnya sebesar Rp13,3 juta.
Temuan uang palsu yang tercatat pada Februari ini sebanyak 300 lembar dengan rincian 64 lembar pecahan uang Rp100 ribu, 229 lembar pecahan uang Rp50 ribu, 6 lembar pecahan uang Rp20 ribu, dan 1 lembar pecahan Rp5 ribu.
Atas temuan itu, Deputi Direktur BI untuk wilayah IX Sumut-Aceh, Mikael Budisatriomengingatkan kepada masyarakat, agar selalu berhati-hati menerima uang tunai dan selalu menerapkan sistem 3D. Yakni dilihat, diraba, diterawang guna mencegah peredaran uang yang tidak asli.
Pengamat ekonomi Unimed, Muhammad Ishak menuturkan, jelang momentum 7 Maret ini masyarakat harus lebih waspada terhadap beredarnya uang tunai palsu, sebab ada beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan kejahatan. “Kalau dari Bank secara langsung tidak mungkin ada indikasi beredarnya uang palsu,”sebutnya. (mag-9)
MEDAN- Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) untuk wilayah Sumut-Aceh yang dirilis 5 Maret 2013 lalu menemukan beredarnya uang palsu (upal) di masyarakat sebesar Rp17,9 juta sejak februari 2013 lalu. Temuan ini meningkat sebesar Rp 4,6 juta dari Januari 2013 yang jumlahnya sebesar Rp13,3 juta.
Temuan uang palsu yang tercatat pada Februari ini sebanyak 300 lembar dengan rincian 64 lembar pecahan uang Rp100 ribu, 229 lembar pecahan uang Rp50 ribu, 6 lembar pecahan uang Rp20 ribu, dan 1 lembar pecahan Rp5 ribu.
Atas temuan itu, Deputi Direktur BI untuk wilayah IX Sumut-Aceh, Mikael Budisatriomengingatkan kepada masyarakat, agar selalu berhati-hati menerima uang tunai dan selalu menerapkan sistem 3D. Yakni dilihat, diraba, diterawang guna mencegah peredaran uang yang tidak asli.
Pengamat ekonomi Unimed, Muhammad Ishak menuturkan, jelang momentum 7 Maret ini masyarakat harus lebih waspada terhadap beredarnya uang tunai palsu, sebab ada beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan kejahatan. “Kalau dari Bank secara langsung tidak mungkin ada indikasi beredarnya uang palsu,”sebutnya. (mag-9)