31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Makan Kue Ultah, 38 Murid SD di Gaperta Terkapar

MEDAN-Keceriaan pesta ulangtahun anak mestinya menjadi acara meriah, apalagi bila dirayakan bersama rekan-rekannya. Namun di usianya yang ke-11, kemarin (5/4), Sisilia Lorenza malah masuk rumah sakit. Pasalnya, kue ulang tahun yang sengaja dibawanya dari rumah ke kelasnya, diduga mengandung zat berbahaya bagi tubuh. Sebanyak 38 murid SD kelas V  di Yayasan Perguruan IKAL Jalan Gaperta Medan muntah-muntah, seperti gejala keracunan.

Akibatnya, ke 38 murid SD itu, termasuk Sisilia, dilarikan ke Rumah Sakit Sari Mutiara di Jalan Kapten Muslim Medan, untuk mendapatkan perawatan secara intensif. Dari jumlah tersebut yang dirawat inap berjumlah 13 siswa
Kue tersebut dibeli Muning, ibu Sisilia, seharga Rp75 ribu, Senin Sore (4/4) dari toko roti Choco Bakery yang berada jalan Kapten Muslim Medan. Muning sempat menyimpang kue tersebut di lemari es selama 1 malam sebelum dibawa putrinya ke sekolah.

Pagi hari, Sisilia dengan senang hati membawa kue ke sekolah, kemudian dibagikan saat jam istirahat pukul 10.30 WIB, untuk dimakan bersama. Hanya sekitar 10 menit, seluruh anak yang mengkonsumsi kue ulang tahun itu mengalami mual dan muntah terus-menurus.

“Setelah makan kue itu, kami semua langsung mual dan muntah-muntah,” cetus Sisilia.
Diakuinya, sebelum membawa kue tersebut ke sekolah, dia sudah mencicipinya di rumah. ”Aku coel sedikit krimnya setelah aku makan, perutku langsung sakit. Cuma gak kayak gini bang,” cetusnya lagi dengan polos.
Hal senada juga dikatakan Fahrunnisa Zulkarnain Nasution teman sekelas Sisilia. “Bang perutku sakit makan kue itu, mual-mual baru muntah-muntah kami semua kena satu kelas,” ujarnya polos didampingi ibunya.
Melihat kejadian itu, pihak sekolah melarikan murid-murid kelas V tersebut ke RS Sari Mutiara untuk mendapatkan pertolongan medis.

Dari Pantauan Sumut Pos, pihak rumah sakit kewalahan menangani banyaknya pasien yang keracunan. Setelah menjalani pemeriksaan medis, 13 murid harus menjalani rawat inap, sisanya diperkenankan pulang.
Akibat keracunan Kue tar Ulang tahun membuat sejumlah orang tua cemas dan khawatir melihat anaknya dirawat di RS Sari Mutira.

Dirut RS Sari Mutiara, dr Tuahman Purba membenarkan pihaknya masih merawat 13 murid yang mengalami keracunan. “Mungkin ada kandungan dalam makanan yang mengakibat anak-anak menjadi sakit,” ucapnya
Tuahman membenarkan, sampel bolu bolu berlapis moka dan muntahan siswa sudah diambil pihak dinas kesehatan untuk diuji di laboratorium Disebutkannya, sebanyak 38 siswa yang keracunan tersebut, 13 diantaranya dirawat inap dan 25 siswa hanya diobservasi rawat jalan.

Sementara Muning, ibu Sisilia, yang ditemui di rumah sakit menegaskan, kue yang dibelinya dari toko roti Choco Bakery berjenis tart berbentuk panda berbalut moca. “Saya sudah mendatangi toko roti itu. Kata pemiliknya, dia mau bertanggung jawab atas peristiwa keracunan ini,” ujar Muning

Kepala Sekolah Dasar IKAL, Muhammad Ishak, seluruh biaya perawatan murid SD itu ditanggung pihak yayasan. Mereka juga senang bila pemilik toko kue Choco Bakery turut bertanggung jawab.

Sulaiman, pemilik toko kue Choco Bakery Jalan Kapten Muslim menegaskan, kue yang mereka jual dibuat dari bahan standar nasional Indonesia (SNI).
“Tidak ada pengawetnya. Kalau ada indikasi tidak higienis harus dipastikan melalui laboratorium Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) dan dinas kesehatan,” jelasnya. “Pokoknya jangan saya lihat besok ada berita yang mengatakan kalau para murid SD itu sakit karena makan kue saya ya…, oke? Saya mohon jangan beritakan yang tidak benar. Oke?” ujar Sulaiman.

Kepala BBPOM Sumut Agus Prabowo mengungkapkan, pihaknya masih meneliti sampel dan cairan muntahan murid-murid SD itu. ” Belum tahu apa penyebab dari keracunan anak-anak itu. Kita akan melihat kemungkinan adanya mikro biologi atau mikro fisika,” tegasnya.
Bila hasil uji laboratorium menunjukkan mengandung bahan mikro fisika, hasilnya diperkirakan akan diketahui hari ini. “Tetapi kalau terdapat mikro biologi, perlu waktu seminggu untuk menelitinya,” ujar Agus Prabowo.

Kapolsekta Medan Helvetia, Kompol Sutrisno Hadi menegaskan pihaknya masih menyelidiki kasus ini. “Masih kita selidiki,” ujar Hadi singkat. (mag-7/mag-8)

MEDAN-Keceriaan pesta ulangtahun anak mestinya menjadi acara meriah, apalagi bila dirayakan bersama rekan-rekannya. Namun di usianya yang ke-11, kemarin (5/4), Sisilia Lorenza malah masuk rumah sakit. Pasalnya, kue ulang tahun yang sengaja dibawanya dari rumah ke kelasnya, diduga mengandung zat berbahaya bagi tubuh. Sebanyak 38 murid SD kelas V  di Yayasan Perguruan IKAL Jalan Gaperta Medan muntah-muntah, seperti gejala keracunan.

Akibatnya, ke 38 murid SD itu, termasuk Sisilia, dilarikan ke Rumah Sakit Sari Mutiara di Jalan Kapten Muslim Medan, untuk mendapatkan perawatan secara intensif. Dari jumlah tersebut yang dirawat inap berjumlah 13 siswa
Kue tersebut dibeli Muning, ibu Sisilia, seharga Rp75 ribu, Senin Sore (4/4) dari toko roti Choco Bakery yang berada jalan Kapten Muslim Medan. Muning sempat menyimpang kue tersebut di lemari es selama 1 malam sebelum dibawa putrinya ke sekolah.

Pagi hari, Sisilia dengan senang hati membawa kue ke sekolah, kemudian dibagikan saat jam istirahat pukul 10.30 WIB, untuk dimakan bersama. Hanya sekitar 10 menit, seluruh anak yang mengkonsumsi kue ulang tahun itu mengalami mual dan muntah terus-menurus.

“Setelah makan kue itu, kami semua langsung mual dan muntah-muntah,” cetus Sisilia.
Diakuinya, sebelum membawa kue tersebut ke sekolah, dia sudah mencicipinya di rumah. ”Aku coel sedikit krimnya setelah aku makan, perutku langsung sakit. Cuma gak kayak gini bang,” cetusnya lagi dengan polos.
Hal senada juga dikatakan Fahrunnisa Zulkarnain Nasution teman sekelas Sisilia. “Bang perutku sakit makan kue itu, mual-mual baru muntah-muntah kami semua kena satu kelas,” ujarnya polos didampingi ibunya.
Melihat kejadian itu, pihak sekolah melarikan murid-murid kelas V tersebut ke RS Sari Mutiara untuk mendapatkan pertolongan medis.

Dari Pantauan Sumut Pos, pihak rumah sakit kewalahan menangani banyaknya pasien yang keracunan. Setelah menjalani pemeriksaan medis, 13 murid harus menjalani rawat inap, sisanya diperkenankan pulang.
Akibat keracunan Kue tar Ulang tahun membuat sejumlah orang tua cemas dan khawatir melihat anaknya dirawat di RS Sari Mutira.

Dirut RS Sari Mutiara, dr Tuahman Purba membenarkan pihaknya masih merawat 13 murid yang mengalami keracunan. “Mungkin ada kandungan dalam makanan yang mengakibat anak-anak menjadi sakit,” ucapnya
Tuahman membenarkan, sampel bolu bolu berlapis moka dan muntahan siswa sudah diambil pihak dinas kesehatan untuk diuji di laboratorium Disebutkannya, sebanyak 38 siswa yang keracunan tersebut, 13 diantaranya dirawat inap dan 25 siswa hanya diobservasi rawat jalan.

Sementara Muning, ibu Sisilia, yang ditemui di rumah sakit menegaskan, kue yang dibelinya dari toko roti Choco Bakery berjenis tart berbentuk panda berbalut moca. “Saya sudah mendatangi toko roti itu. Kata pemiliknya, dia mau bertanggung jawab atas peristiwa keracunan ini,” ujar Muning

Kepala Sekolah Dasar IKAL, Muhammad Ishak, seluruh biaya perawatan murid SD itu ditanggung pihak yayasan. Mereka juga senang bila pemilik toko kue Choco Bakery turut bertanggung jawab.

Sulaiman, pemilik toko kue Choco Bakery Jalan Kapten Muslim menegaskan, kue yang mereka jual dibuat dari bahan standar nasional Indonesia (SNI).
“Tidak ada pengawetnya. Kalau ada indikasi tidak higienis harus dipastikan melalui laboratorium Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) dan dinas kesehatan,” jelasnya. “Pokoknya jangan saya lihat besok ada berita yang mengatakan kalau para murid SD itu sakit karena makan kue saya ya…, oke? Saya mohon jangan beritakan yang tidak benar. Oke?” ujar Sulaiman.

Kepala BBPOM Sumut Agus Prabowo mengungkapkan, pihaknya masih meneliti sampel dan cairan muntahan murid-murid SD itu. ” Belum tahu apa penyebab dari keracunan anak-anak itu. Kita akan melihat kemungkinan adanya mikro biologi atau mikro fisika,” tegasnya.
Bila hasil uji laboratorium menunjukkan mengandung bahan mikro fisika, hasilnya diperkirakan akan diketahui hari ini. “Tetapi kalau terdapat mikro biologi, perlu waktu seminggu untuk menelitinya,” ujar Agus Prabowo.

Kapolsekta Medan Helvetia, Kompol Sutrisno Hadi menegaskan pihaknya masih menyelidiki kasus ini. “Masih kita selidiki,” ujar Hadi singkat. (mag-7/mag-8)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/