MEDAN-Wisma Kartini di Jalan T Cik Ditiro, No 1 C, Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia terbakar, Jumat (5/4) siang, sekira pukul 14.15 WIB. Api dapat dipadamkan setelah 10 unit mobil pemadam kebakaran menjinakkan api. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp100 juta.
Api pertama kali diketahui sejumlah orang yang berada di warung emperan pagar gedung itu. Kepulan asap dan percikan api tampak keluar dari sebuah tong sampah di belakang gedung itu. Seketika, api menyambar cepat hingga menghanguskan gedung aula Wisam Kartini. Namun, api berhasil dipadamkan sehingga tidak merembet dan ikut membakar 2 kantor sekertariat di samping aula yang terbakar itu. Wisma Kartini memang memiliki 2 kantor, yaitu Yayasan Wisma
Kartini dan BKOW (Badan Keja Sama Organisasi Wanita).
Menurut penjaga gedung, Kasmin, peristiwa kebakaran ini pertama kali diketahui oleh pegawai bernama Sarifuddin (45). Melihat asap mengepul, Sarifuddin pun berteriak kebakaran. Hal ini mengundang warga, termasuk Kasmin dan Karmun sebagai penjaga gedung itu. “Bapak itu (Sarifuddin,Red) teriak kebakaran-kebakaran, sehingga kami yang sedang tidur istirahat siang terbangun. Para pegawai juga sudah berusaha memadamkan api dengan menyiramkan air, tapi tidak berhasil,” ungkap Kasmin.
Saksi lainnya, Anto (40) mengatakan, ia bersama beberapa orang sedang duduk di warung dekat Wisma Kartini. “Kami lagi duduk, tiba-tiba ada api menyambar dan dengan cepat membakar gedung itu. Sejumlah mobil pemadam kebakaran tiba dan cepat memadamkan api,” ungkap Anto.
Sementara itu, Kepala Yayasan Wisma Kartini Emmi Abas yang juga dikonfirmasi mengatakan, dirinya mengetahui kebakaran setelah dihubungi salah seoarang stafnya. Namun begitu tiba di lokasi, Emmi mengaku mendapati gedung aula Yayasan yang kini dipimpinnya itu sudah marak dengan kobaran api. Saat disinggung soal dokumen-dokumen penting, Emmi mengaku kalau tidak ada dokumen penting yang terbakar dalam kejadian itu.
“Kerugian sekitar Rp100 juta karena itu hanya tempat penyimpanan alat-alat untuk pesta. Untuk besok (hari ini,Red), rencananya ada 1 acara yang akan digelar dalam gedung itu dan terpakas dibatalkan karena sistem di sini hanya sistem boking tanpa DP atau panjar,” ungkap Emmi.
Sedangkan Anita Dariatmo, Sekretaris Yayasan Wisma Kartini mengaku terkejut karena mendapat telepon dari penjaga gedung yang mengabarkan aula terbakar. “Berkas-berkas berharga tidak ada yang ikut terbakar karena tempat penyimpanannya berdeda dengan aula yang terbakar,” tutur Anita.
Dikatakan Anita, Gedung Kartini yang berdiri sejak tahun 1971 menambahkan, Gedung Kartini dikelola Yayasan Gedung Wanita Indonesia. Biasanya, gedung ini dipergukan untuk pertemuan dan acara perkawinan. “Dengan kejadian ini, acara-acara yang sudah diagendakan pun terpaksa dipindahkan ke lokasi yang lain,” katanya.
Kapolsek Medan Baru Kompol Jean Calvijn Simanjuntak yang dikonfirmasi di lokasi kejadian mengaku, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab kebakaran. Pihaknya sudah mengumpulkan barang bukti dan mengambil keterangan 7 orang saksi. Namun untuk hasil penyelidikan belum dapat dipastikan karena masih dalam proses.
“Kita memang sudah ambil keterangan saksi dan mengamankan barang bukti. Namun untuk dapat mengungkap penyebab pasti kebakaran, kita akan kembali panggil ketujuh orang saski itu untuk diambil keterangannya di kantor,” ungkap Calvijn. (mag-10/mag-8/mag-7)