Elly tak menyangka kedatangan Fahrizal Rabu (4/4) malam itu justru berujung naas. Fahrizal diketahui datang karena telepon dari ibunya yang mengeluh sakit. “Waktu datang baik-baik saja. Dia (Fahrizal) nanya mamak kenapa? Mamak mau makan apa?,” kata Ani, seorang keluarga.
Kedatangan Fahrizal ke rumah Elly malam itu pun berlangsung hangat. Fahrizal, istrinya, dan ibunya, beserta Jumingan duduk di ruang tamu dan berbincang hangat. Fahrizal sempat terlihat memijat kaki ibunya. “Tapi nggak tahu kok bisa sampai begini. Mamaknya juga nggak menyangka,” katanya.
Motif penembakan Jumingan oleh Fahrizal masih abu-abu. Para tetangga malam itu hanya mendengar letusan tembakan beberapa kali. Awalnya, para tetangga menyangka letusan itu bunyi petasan. “Ada beberapa kali letusan. Sampai di luar juga masih nembak,” kata seorang tetangga.
Karena mengetahui letusan itu adalah tembakan senjata api, para tetangga tidak berani keluar apalagi bermaksud melerai. “Kami takutlah,” sebut pria yang meminta identitasnya tidak ditulis itu.
Ingatkan Personel Hati-hati Gunakan Senpi
Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw mengingatkan kepada seluruh anggotanya dimana saja, agar berhati-hati menggunakan senjata api miliknya. “Yang pertama saya berharap kejadian ini tidak sampai terulang lagi. Untuk itu, kepada anggota dimana saja, saya harap tidak takabur dan tetap waspada. Jangan sampai akibat satu dua orang salah kata dengan gampang menggunakan senjata api,” ungkapnya.
Untuk itu, Kapolda menyebutkan, setiap bepergian, terutama untuk kepentingan pribadi supaya tidak membawa senjata api. Sebab sambung dia, jika polisi ingin pergi meninggalkan kesatuannya maka wajib menitipkan senjatanya di dinas. “Jadi cobalah tetap bersabar dalam penggunaan senjata api sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Sedangkan bagi yang bertugas, dalam membawa senjata api miliknya haruslah dengan membawa surat perintah,” pungkasnya. (mag-1)