MEDAN-Kemacetan di sejumlah ruas jalan Kota Medan diperkirakan akan bertambah parah, ketika Bandara Kuala namu mulai beroperasi pada Juli nanti. Sejumlah jalan yang dilewati jalur kereta api bakal semakin macet, karena belum adanya under pass ataupun jalan layang.
Seperti yang diketahui, kereta api akan menjadi angkutan untuk menuju Bandara Kualanamu. Dengan beroperasinya bandara baru itu, maka arus kereta api pun akan semakin padat. Hal ini akan membuat sejumlah ruas jalan di Kota Medan akan mengalami kemacetan.
“Dengan beroperasinya Kualanamu itu, maka kemacetan di Medan pasti bertambah. Bayangkan bagaimana macetnya arus lalu-lintas kita, jika setiap 20 menit ada kereta lewat?” kata Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM di Medan, kemarin.
Rahudman berpendapat, solusi untuk mengurai kemacetan di daerah persimpangan rel dengan jalan raya adalah dengan membangun under pass (jalur bawah tanah). Tapi, untuk pembangunan under pass ini, masih membutuhkan pembebasan lahan dan dana, karena harus dibangun setidaknya di delapan jalan padat lalu-lintas. “Kalau under-pass, tentunya masih perlu pembebasan lahan lagi,” katanya.
Solusi kedua adalah dengan membuat jalur layang kereta api. Tapi, solusi ini juga membutuhkan waktu dan anggaran yang besar. “Kalau membuat jalur layang kereta api, itu tentu akan membutuhkan anggaran besar, dan belum tentu selesai ketika bandara itu mulai beroperasi,” paparnya.
Rahudman mengungkapkan, pihaknya telah menyampaikan kekhawatirannya ini pada pertemuan antar stakeholder pembangunan Bandara Kualanamu dan fasilitas pendukung di Arya Duta Hotel, kemarin. Wali Kota juga berencana menyampaikan masalah ini ke Wakil Presiden, sehingga menjadi isu nasional.
“Kalau dengan hanya mengandalkan palang pintu atau pintu neng nong, arus lalulintas akan macet. Apalagi, rencananya rel kereta api akan dibuat double track, bayangkan bila kereta api lewat 20 menit sekali, bisa-bisa kendaraan tidak sempat lewat,” katanya.
Menurut perkiraan Sumut Pos, memang sedikitnya ada delapan jalan yang akan dilintasi kereta api bandara yaitu Jalan HM Yamin, Jalan Palang Merah, Jalan Pandu, Jalan SM Raja, Jalan Sutomo, Jalan Thamrin, Jalan AR Hakim dan Jalan Bahagia By Pass.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Renward Parapat ketika dikonfirmasi mengatakan, apa pun opsi yang dipilih untuk mengatasi kemacetan di persimpangan jalan arteri dan perlintasan kereta api, pasti akan memakan banyak waktu. “Apapun opsi untuk mengatasi kemacetan itu, pasti terealisasi dukup lama. Pembangunan under-pass, fly-over, atau jalur kereta api layang tidak bisa dibangun dalam sekejap, tapi berbulan-bulan,” ungakpnya.
Sebelum proyek pengurai kemacetan itu terealisasi, Parapat mengakui pihaknya hanya punya pilihan terbatas untuk mengantisipasi kemacetan. “Mau bagaimana lagi? Yang pasti kita akan melakukan pengaturan-pengaturan di sekitar daerah itu dan berkoordinasi dengan Satlantas Polresta. Hanya itu yang bisa kita lakukan,” ucapnya.
Bukan hanya itu, dengan beroperasinya Bandara Kuala Namu tersebut, seputaran Lapangan Merdeka juga pasti akan mengalami kemacetan parah. Volume kendaraan yang mengantar dan menjemput kendaraan, akan membuat sejumlah ruas jalan di seputar Lapangan Merdeka akan sulit dilalui. (mag-7)