25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

DPRDSU Minta Pemda Batasi Jam Operasional Pasar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jelang Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah, pengunjung di pasar tradisional, mal atau pusat perbelanjaan mulai terpantau padat dan sibuk. Pemerintah kabupaten dan kota di Sumatera Utara diminta membatasi jam operasional baik di pusat perbelanjaan tradisional ataupun modern, untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

ilustrasi Pasar Modern

“Selain razia, Satgas Penanganan Covid-19 kabupaten dan kota bersama instansi terkait harus mengatur jam pembukaan dan penutupan, pada mal maupun pasar-pasar tradisional. Ini agar nantinya sistem itu bisa mengatur arus mobilisasi pengunjung sehingga tidak membeludak dan menjadi klaster baru jelang Hari Raya Idul Fitri,” kata Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting kepada wartawan, Rabu (5/5). 

Ia mengaku prihatin dengan peningkatan signifikan jumlah pasien Covid-19 hingga rumah sakit menjadi kewalahan. Terlebih saat ini hampir seluruh rumah sakit rujukan di Kota Medan kehabisan tempat tidur, guna menampung pasien Covid-19. 

“Kita harus waspada dengan situasi itu. Bukan tidak mungkin kalau dilakukan tracing secara ketat, angka kenaikan itu signifikan lonjakannya,” kata politisi PDI Perjuangan itu. 

Banyaknya pintu masuk ke Sumut baik jalur darat maupun laut terkhusus jalur-jalur tikus, ditengarai berpotensi atas bertambahnya penyebaran wabah ke wilayah ini. 

Kondisi inilah, menurut Baskami, Satgas Covid-19 di masing-masing daerah harus membangun sistem pengamatan yang lebih kuat sehingga dapat mengatasi masuknya warga pendatang dari luar. ”Jika kemudian berhasil diamankan, tentunya langkah isolasi wajib dilakukan,” tegas dia. 

 Selain itu, lonjakan para pemudik menjelang penerapan pelarangan mudik 6 Mei 2021, juga sangat wajib diwaspadai. Harus ada sanksi yang mengacu kepada aturan yang sudah diresmikan pemerintah harus diterapkan. ”Mari kita tetap jaga protokol 5 M, jika bisa dihindari agar tidak pulang kampung, sayangi orangtua, jaga mereka. Manfaatkan momen silaturahim dengan penggunaan teknologi komunikasi. Mari perkuat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar badai covid segera berlalu. Kepada Satgas Covid-19 di seluruh daerah, benar-benar melakukan tugasnya sehingga angka covid di Sumut bisa menurun,” pungkasnya. 

Amatan Sumut Pos, sejumlah pusat perbelanjaan dan pasar tradisional di Kota Medan mulai dipadati oleh masyarakat yang ingin membeli aneka keperluan untuk Hari Raya Idul Fitri. Padatnya tempat-tempat yang menjadi pusat perekonomian masyarakat tersebut, kini menjadi sorotan lantaran pandemi Covid-19 belum juga berakhir di Indonesia, termasuk Sumut.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pun mengaku, tidak bisa melarang kegiatan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Hanya saja, ia tetap mengimbau kepada masyarakat agar selalu menerapkan protokol kesehatan dan tidak membuat kerumunan, tujuannya jangan sampai ada yang tertular virus Corona. 

“Kegiatan-kegiatan tersebut di pasar, tempat-tempat simpul-simpul perekonomian. Kita tidak juga bisa mengkancing seperti itu, mematikan geliat ekonomi. Tetapi saya instruksikan di sini prokes wajib,” katanya. 

Gubsu menekankan apabila protokol kesehatan diabaikan masyarakat, tindakan tegas terpaksa diambil. Dirinya telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Sumut untuk tidak segan membubarkan lokasi-lokasi yang dinilai melanggar protokol kesehatan.“Kalau tak jalan, kita bubarin. Tadi sudah saya instruksikan ambil tindakan. Kalau tak diindahkan, kita bubarkan,” katanya. 

Edy pun menyayangkan dengan sikap masyarakat yang seakan mengabaikan pandemi Covid-19. Padahal sosialisasi akan bahayanya virus Corona dan penerapan protokol kesehatan telah rutin dilakukan. Ia tidak ingin, hanya lantaran masyarakat ingin memenuhi kebutuhan Lebaran, seperti pakaian, makanan dan lainnya, mengakibatkan kasus Covid-19 di Sumut mengalami peningkatan.

“Beginilah rakyat kita. Nanti kalau sudah kita terkena wabah, tak sempat kita pakai baju baru itu,” ujarnya. (prn/ila) 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jelang Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah, pengunjung di pasar tradisional, mal atau pusat perbelanjaan mulai terpantau padat dan sibuk. Pemerintah kabupaten dan kota di Sumatera Utara diminta membatasi jam operasional baik di pusat perbelanjaan tradisional ataupun modern, untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

ilustrasi Pasar Modern

“Selain razia, Satgas Penanganan Covid-19 kabupaten dan kota bersama instansi terkait harus mengatur jam pembukaan dan penutupan, pada mal maupun pasar-pasar tradisional. Ini agar nantinya sistem itu bisa mengatur arus mobilisasi pengunjung sehingga tidak membeludak dan menjadi klaster baru jelang Hari Raya Idul Fitri,” kata Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting kepada wartawan, Rabu (5/5). 

Ia mengaku prihatin dengan peningkatan signifikan jumlah pasien Covid-19 hingga rumah sakit menjadi kewalahan. Terlebih saat ini hampir seluruh rumah sakit rujukan di Kota Medan kehabisan tempat tidur, guna menampung pasien Covid-19. 

“Kita harus waspada dengan situasi itu. Bukan tidak mungkin kalau dilakukan tracing secara ketat, angka kenaikan itu signifikan lonjakannya,” kata politisi PDI Perjuangan itu. 

Banyaknya pintu masuk ke Sumut baik jalur darat maupun laut terkhusus jalur-jalur tikus, ditengarai berpotensi atas bertambahnya penyebaran wabah ke wilayah ini. 

Kondisi inilah, menurut Baskami, Satgas Covid-19 di masing-masing daerah harus membangun sistem pengamatan yang lebih kuat sehingga dapat mengatasi masuknya warga pendatang dari luar. ”Jika kemudian berhasil diamankan, tentunya langkah isolasi wajib dilakukan,” tegas dia. 

 Selain itu, lonjakan para pemudik menjelang penerapan pelarangan mudik 6 Mei 2021, juga sangat wajib diwaspadai. Harus ada sanksi yang mengacu kepada aturan yang sudah diresmikan pemerintah harus diterapkan. ”Mari kita tetap jaga protokol 5 M, jika bisa dihindari agar tidak pulang kampung, sayangi orangtua, jaga mereka. Manfaatkan momen silaturahim dengan penggunaan teknologi komunikasi. Mari perkuat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar badai covid segera berlalu. Kepada Satgas Covid-19 di seluruh daerah, benar-benar melakukan tugasnya sehingga angka covid di Sumut bisa menurun,” pungkasnya. 

Amatan Sumut Pos, sejumlah pusat perbelanjaan dan pasar tradisional di Kota Medan mulai dipadati oleh masyarakat yang ingin membeli aneka keperluan untuk Hari Raya Idul Fitri. Padatnya tempat-tempat yang menjadi pusat perekonomian masyarakat tersebut, kini menjadi sorotan lantaran pandemi Covid-19 belum juga berakhir di Indonesia, termasuk Sumut.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pun mengaku, tidak bisa melarang kegiatan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Hanya saja, ia tetap mengimbau kepada masyarakat agar selalu menerapkan protokol kesehatan dan tidak membuat kerumunan, tujuannya jangan sampai ada yang tertular virus Corona. 

“Kegiatan-kegiatan tersebut di pasar, tempat-tempat simpul-simpul perekonomian. Kita tidak juga bisa mengkancing seperti itu, mematikan geliat ekonomi. Tetapi saya instruksikan di sini prokes wajib,” katanya. 

Gubsu menekankan apabila protokol kesehatan diabaikan masyarakat, tindakan tegas terpaksa diambil. Dirinya telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Sumut untuk tidak segan membubarkan lokasi-lokasi yang dinilai melanggar protokol kesehatan.“Kalau tak jalan, kita bubarin. Tadi sudah saya instruksikan ambil tindakan. Kalau tak diindahkan, kita bubarkan,” katanya. 

Edy pun menyayangkan dengan sikap masyarakat yang seakan mengabaikan pandemi Covid-19. Padahal sosialisasi akan bahayanya virus Corona dan penerapan protokol kesehatan telah rutin dilakukan. Ia tidak ingin, hanya lantaran masyarakat ingin memenuhi kebutuhan Lebaran, seperti pakaian, makanan dan lainnya, mengakibatkan kasus Covid-19 di Sumut mengalami peningkatan.

“Beginilah rakyat kita. Nanti kalau sudah kita terkena wabah, tak sempat kita pakai baju baru itu,” ujarnya. (prn/ila) 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/