22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

RS Murni Teguh Kini Ada Layanan Operasi Bedah Jantung

Direktur Keuangan, Perencanaan dan Teknologi Informasi RS Murni Teguh, Dr dr Mutiara MHA MKT didampingi tim dokter operasi bedah jantung saat memberikan keterangan pers, Jumat (3/7). (M IDRIS).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit (RS) Murni Teguh membuka layanan operasi bedah jantung. Layanan operasi tersebut diperuntukkan kepada masyarakat baik pasien umum maupun peserta BPJS Kesehatan di Medan maupun Sumut, bahkan luar provinsi hingga luar negeri.

Direktur Keuangan, Perencanaan dan Teknologi Informasi RS Murni Teguh, Dr dr Mutiara MHA MKT mengatakan, layanan operasi bedah jantung terbuka ini merupakan yang pertama di Medan, Sumut dan Pulau Sumatera. Sebab, belum ada rumah sakit swasta melayani operasi tersebut.

“Di Medan, selain RSUP H Adam Malik belum ada lagi rumah sakit yang menerima operasi bedah jantungn

Bahkan, di Sumut dan Pulau Sumatera juga belum ada,” ujar Mutiara saat diwawancarai, Jumat (3/7).

Mutiara mengaku, telah mempersiapkan sejak 3 tahun belakangan mulai dari sumber daya manusia hingga sarana prasarana untuk mendukung terlaksananya operasi bedah jantung ini. Harapannya, dengan pelayanan jantung di Murni Teguh dapat memudahkan masyarakat.

Sebab, berdasarkan data April 2020, daftar tunggu pasien operasi jantung menjadi perhatian serius untuk Pemprovsu dan pihak terkait lainnya. Panjangnya antrean disebabkan lantaran pasien bedah jantung jumlahnya sudah mencapai puluhan ribu.

Antrean yang panjang tersebut bukan hanya terjadi di Sumut, melainkan juga di beberapa rumah sakit lainnya di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan pasien terpaksa memilih menjalani tindakan operasi di luar negeri.

“Tujuan kita tak lain dapat menolong masyarakat di Medan maupun Sumut khususnya. Selain itu, agar masyarakat berobat di Medan, tidak perlu ke Penang, Malaysia, karena standar pelayanan berskala internasional,” katanya.

Ia juga mengaku, sudah ada satu pasien yang dioperasi yaitu JH Sinuhaji (46), warga Delitua. Pasien dengan status peserta BPJS Kesehatan ini dioperasi pada 27 Juni 2020 dan akan segera berobat jalan atau dibolehkan pulang. “Ada satu pasien lagi yang akan dioperasi, sedangkan yang daftar sudah sekitar 70 pasien. Dari 70 pasien, 20 telah dilakukan skrining dan 3 diantaranya sudah lulus,” ungkap Mutiara didampingi dr Jong Khai MARS (Direktur Operasional), dr Bangbang Buhari (Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang Medik) serta tim dokter operasi bedah jantung, dr Marshal SpB SpBTKV (K), dr Syahroni SpBTKV, dr Brema Suranta Prakarsa Utama Pasaribu SpBTKV, dr Yutu Solihat SpAn KAKV, dr Akhyar Hamonangan Nasution SpAn KAKV, dr Qodri Fauzi Tanjung SpAn KAKV, dr Ade Winata SpAn KIC, dan dr Earnest (Perfusionist).

Diutarakan dia, dalam tindakan operasi ini pihaknya sangat selektif. Pasien dilakukan skrining terlebih dahulu. “Kita tidak mau terburu-buru, benar-benar disiapkan dengan matang, selektif, dan hati-hati dalam melakukan tindakan operasi. Oleh karenanya, ini masih tahap awal yang dibuka setiap hari kerja (Senin-Jumat) dan seminggu satu sekali dilakukan operasi. Namun, ke depan akan ditingkatkan lagi,” ucapnya.

Lebih lanjut Mutiara mengatakan, menurut data World Health Organization (WHO), penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Sekitar 31% dari seluruh kematian di dunia, sebagian besar atau sekitar 8,7 juta disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Lebih dari 75% kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang.

Di Indonesia sendiri, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan Kementerian Kesehatan dalam rilis yang diterbitkan 10 November 2018 menyebutkan, setidaknya 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.

“Pada tahun 2020 ini, diperkirakan di seluruh dunia penyakit jantung koroner menjadi pembunuh pertama yakni sebesar 36% dari seluruh kematian. Angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker. Di Indonesia dilaporkan penyakit jantung koroner (yang dikelompokkan menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%.

Angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat penyakit jantung koroner,” papar Mutiara.

Dijelaskannya, jantung koroner adalah suatu keadaan tersumbatnya pembuluh darah koroner yang memperdarahi jantung. Tata laksana penyakit ini dapat dilakukan dengan obat-obatan, balloning dan pasang ring, serta pembedahan (bypass).

Pembedahan pintas pembuluh darah jantung atau yang biasa dikenal dengan Coronary Artery Bypass Surgery (CABG) merupakan suatu operasi yang ditujukan kepada pasien, dengan sumbatan tiga pembuluh darah jantung yang tidak dapat dilakukan ballooning ataupun pemasangan ring.

“Jumlah operasi jantung di Indonesia kini hanya berkisar 4.000 kasus per tahunnya. Jumlah ini masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan potensi kasus bedah jantung yang berjumlah sekitar 20.000 pasien per tahun. Keadaan ini sangat memprihatinkan karena tidak semua provinsi di Indonesia memiliki pelayanan pusat bedah jantung. Selain tenaga medis yang terbatas, faktor fasilitas yang belum menunjang juga sangat berperan,” terang Mutiara.

Tim dokter operasi bedah jantung RS Murni Teguh, dr Marshal SpB SpBTKV (K) mengatakan, pasien yang dioperasi paling tidak fungsi jantungnya 40 persen. Kasusnya, lebih ringan atau tidak terlalu berat.

“Operasi ini dilakukan untuk membuat pasien kembali hidup seperti orang normal. Sebab, banyak kasus mati mendadak seringkali diakibatkan karena penyakit jantung koroner. Misalnya, ketika berolahraga dan sebagainya,” kata Marshal sembari menambahkan, dalam tindakan operasi ini kemungkinan terburuk persentasenya di bawah 5 persen. “Operasi bedah jantung tidak banyak yang melakukan di rumah sakit karena dengan biaya yang sangat besar,” pungkasnya. (ris/ila)

Direktur Keuangan, Perencanaan dan Teknologi Informasi RS Murni Teguh, Dr dr Mutiara MHA MKT didampingi tim dokter operasi bedah jantung saat memberikan keterangan pers, Jumat (3/7). (M IDRIS).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit (RS) Murni Teguh membuka layanan operasi bedah jantung. Layanan operasi tersebut diperuntukkan kepada masyarakat baik pasien umum maupun peserta BPJS Kesehatan di Medan maupun Sumut, bahkan luar provinsi hingga luar negeri.

Direktur Keuangan, Perencanaan dan Teknologi Informasi RS Murni Teguh, Dr dr Mutiara MHA MKT mengatakan, layanan operasi bedah jantung terbuka ini merupakan yang pertama di Medan, Sumut dan Pulau Sumatera. Sebab, belum ada rumah sakit swasta melayani operasi tersebut.

“Di Medan, selain RSUP H Adam Malik belum ada lagi rumah sakit yang menerima operasi bedah jantungn

Bahkan, di Sumut dan Pulau Sumatera juga belum ada,” ujar Mutiara saat diwawancarai, Jumat (3/7).

Mutiara mengaku, telah mempersiapkan sejak 3 tahun belakangan mulai dari sumber daya manusia hingga sarana prasarana untuk mendukung terlaksananya operasi bedah jantung ini. Harapannya, dengan pelayanan jantung di Murni Teguh dapat memudahkan masyarakat.

Sebab, berdasarkan data April 2020, daftar tunggu pasien operasi jantung menjadi perhatian serius untuk Pemprovsu dan pihak terkait lainnya. Panjangnya antrean disebabkan lantaran pasien bedah jantung jumlahnya sudah mencapai puluhan ribu.

Antrean yang panjang tersebut bukan hanya terjadi di Sumut, melainkan juga di beberapa rumah sakit lainnya di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan pasien terpaksa memilih menjalani tindakan operasi di luar negeri.

“Tujuan kita tak lain dapat menolong masyarakat di Medan maupun Sumut khususnya. Selain itu, agar masyarakat berobat di Medan, tidak perlu ke Penang, Malaysia, karena standar pelayanan berskala internasional,” katanya.

Ia juga mengaku, sudah ada satu pasien yang dioperasi yaitu JH Sinuhaji (46), warga Delitua. Pasien dengan status peserta BPJS Kesehatan ini dioperasi pada 27 Juni 2020 dan akan segera berobat jalan atau dibolehkan pulang. “Ada satu pasien lagi yang akan dioperasi, sedangkan yang daftar sudah sekitar 70 pasien. Dari 70 pasien, 20 telah dilakukan skrining dan 3 diantaranya sudah lulus,” ungkap Mutiara didampingi dr Jong Khai MARS (Direktur Operasional), dr Bangbang Buhari (Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang Medik) serta tim dokter operasi bedah jantung, dr Marshal SpB SpBTKV (K), dr Syahroni SpBTKV, dr Brema Suranta Prakarsa Utama Pasaribu SpBTKV, dr Yutu Solihat SpAn KAKV, dr Akhyar Hamonangan Nasution SpAn KAKV, dr Qodri Fauzi Tanjung SpAn KAKV, dr Ade Winata SpAn KIC, dan dr Earnest (Perfusionist).

Diutarakan dia, dalam tindakan operasi ini pihaknya sangat selektif. Pasien dilakukan skrining terlebih dahulu. “Kita tidak mau terburu-buru, benar-benar disiapkan dengan matang, selektif, dan hati-hati dalam melakukan tindakan operasi. Oleh karenanya, ini masih tahap awal yang dibuka setiap hari kerja (Senin-Jumat) dan seminggu satu sekali dilakukan operasi. Namun, ke depan akan ditingkatkan lagi,” ucapnya.

Lebih lanjut Mutiara mengatakan, menurut data World Health Organization (WHO), penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Sekitar 31% dari seluruh kematian di dunia, sebagian besar atau sekitar 8,7 juta disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Lebih dari 75% kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang.

Di Indonesia sendiri, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan Kementerian Kesehatan dalam rilis yang diterbitkan 10 November 2018 menyebutkan, setidaknya 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.

“Pada tahun 2020 ini, diperkirakan di seluruh dunia penyakit jantung koroner menjadi pembunuh pertama yakni sebesar 36% dari seluruh kematian. Angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker. Di Indonesia dilaporkan penyakit jantung koroner (yang dikelompokkan menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%.

Angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat penyakit jantung koroner,” papar Mutiara.

Dijelaskannya, jantung koroner adalah suatu keadaan tersumbatnya pembuluh darah koroner yang memperdarahi jantung. Tata laksana penyakit ini dapat dilakukan dengan obat-obatan, balloning dan pasang ring, serta pembedahan (bypass).

Pembedahan pintas pembuluh darah jantung atau yang biasa dikenal dengan Coronary Artery Bypass Surgery (CABG) merupakan suatu operasi yang ditujukan kepada pasien, dengan sumbatan tiga pembuluh darah jantung yang tidak dapat dilakukan ballooning ataupun pemasangan ring.

“Jumlah operasi jantung di Indonesia kini hanya berkisar 4.000 kasus per tahunnya. Jumlah ini masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan potensi kasus bedah jantung yang berjumlah sekitar 20.000 pasien per tahun. Keadaan ini sangat memprihatinkan karena tidak semua provinsi di Indonesia memiliki pelayanan pusat bedah jantung. Selain tenaga medis yang terbatas, faktor fasilitas yang belum menunjang juga sangat berperan,” terang Mutiara.

Tim dokter operasi bedah jantung RS Murni Teguh, dr Marshal SpB SpBTKV (K) mengatakan, pasien yang dioperasi paling tidak fungsi jantungnya 40 persen. Kasusnya, lebih ringan atau tidak terlalu berat.

“Operasi ini dilakukan untuk membuat pasien kembali hidup seperti orang normal. Sebab, banyak kasus mati mendadak seringkali diakibatkan karena penyakit jantung koroner. Misalnya, ketika berolahraga dan sebagainya,” kata Marshal sembari menambahkan, dalam tindakan operasi ini kemungkinan terburuk persentasenya di bawah 5 persen. “Operasi bedah jantung tidak banyak yang melakukan di rumah sakit karena dengan biaya yang sangat besar,” pungkasnya. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/