26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Ekspor Olahan Kelapa Sawit Turun 15 Persen

Produsen Minyak Goreng Pangkas Produksi

MEDAN-Produsen minyak goreng (migor) PT Agro Jaya Perdana (AJB) saat ini terpaksa memangkas produksi. Pasalnya, selama dua bulan terakhir aktivitas ekspor migor pabrik tersebut ke pasar internasional mengalami penurunan 10 hingga 15 persen.

“Berapa angka pasti tonase penurunanya saya kurang begitu tahu pasti, cuma selama dua bulan terakhir ini ekspor produksi minyak goreng PT AJB turun sekitar 10 sampai 15 persen. Ini dari dampak krisis global yang masih terjadi,” kata, Haris Asisten Direksi PT.AJB kepada sumut pos, Rabu (5/9) kemarin.

Haris menambahkan, soal membanjirnya Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit hungga turunya harga TBS sejatinya tidak begitu berpengaruh. Sebab, produsen migor ini menggunakan bahan baku inti (palm karnel) kelapa sawit dalam melakukan aktivitas produksinya.

“Bahan baku produksi kita bukan dari TBS, tapi hasil dari olahan TBS itu seperti biji inti sawit yang kita pasok untuk diproduksi. Jadi tidak ada pengaruh soal membanjirnya TBS terhadap produksi minyak goreng PT AJB,” ungkapnya.

Volume Ekspor CPO Naik 10 Persen
Aktivitas ekspor migor yang dikapalkan melalui pelabuhan Belawan Internasional Container Terminal (BICT) terhitung sejak Januari-Juli 2012 mencapai 177.651 ton. Dengan rincian, bulan Januari 23.077 ton, Februari 21.056 ton, Maret 29.828 ton, April 25.518 ton, Mei 23.753 ton, Juni 25.342 ton, dan Juli 29.077 ton. Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2011 lalu, ekspor migor yang dikapalkan sebanyak 238.915 ton atau mengalami penurunan sekitar 25,64 persen.

“Pada tahun-tahun sebelumnya komoditas minyak goreng merupakan produk unggulan yang diekspor melalui BICT, tapi pada tahun ini ekspor minyak goreng mengalami penurunan,” kata H Suratman, Humas BICT.

Sedangkan volume ekspor Crude Palm Oil (CPO) ke mancanegara yang dikapalkan lewat Pelabuhan Internasional Belawan selama tujuh bulan terakhir tahun ini mengalami kenaikan sekitar 10,28 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data ekspor CPO lewat Pelabuhan Belawan selama Januari hingga Juli 2012 sebanyak 1.617.844 ton, sedangkan pada periode serupa tahun lalu hanya sekitar 1.459.875 ton.

Di sisi lain, harga TBS kelapa sawit masih di tingkat bawah. Namun, terjadi peningkatan produksi pengolahan sawit di Pabrik Minyak Kepala Sawit (PMKS) dalam kurun waktu 20 hari belakangan.

Seorang pengurus di PMKS PT Sawita Unggul Jaya yang beroperasi di Kelurahan Negeri Baru, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu menerangkan produksi olah TBS meningkat belakangan waktu, sejalan dengan bertambahnya jumlah berat TBS di tingkat petani.

Hal itu katanya, dikarenakan waktu libur panjang panen sebelum dan sesudah Lebran lalu di tingkat petani kelapa sawit. Akibatnya, disaat panen terjadi serentak dan menimbulkan jumlah TBS yang meningkat. Namun, rendamen TBS akhirnya mengalami penurunan.

Lebih jauh disebutkannya, hasil produksi olah TBS mengalami kenaikan 10-15 persen jika dibanding hari biasanya. Penurunan rendamen menurut Manurung disebabkan beberapa hal, diantaranya kandungan air di TBS terlalu tinggi.

“Kalau biasanya satu jam sekitar 30 ton hasil olahan. Tapi karena jumlah buah meningkat, memang ada terjadi kenaikan hasil produksi di PMKS sekitar 10 sampai 15 persen. Walau begitu, rendamen saat ini menurun,” katanya, kemarin.

Andri, seorang agen penampung TBS dari masyarakat yang beralamat disekitaran Kecamatan Pangkatan menjelaskan, harga TBS kemarin (5/9) di PMKS PT Daya Labuhan Indah (DLI) mencapai Rp1.070 perkilonya, PMKS PT Indo Sepadan Jaya Rp1.100 dan PMKS PT Mestika di Kecamatan Bilah Hulu sekitar Rp1.100.

Untuk harga beli dari petani dia mematok sekitar Rp870-Rp910. “Kita untuk saat ini hanya mengambil upah atau jasa motornya saja, karena buah pun melimpah. Kalau menurut saya. Banjirnya buah ini karena libur kemarin, jadi saat panen kali ini buah sangat banyak, ya turunlah harga jadinya,” jelasnya.

Sementara Anto seorang petani sawit di Kelurahan Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara mengakui hingga kini harga TBS per kilonya belum terjadi kenaikan. Meski begitu, dia terpaksa melakukan pemanenan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Daripada terus tidak dapat hasil, ya dipanen jugalah. Bahkan para petani sawit sekarang ini memanen buah mengkal. Kondisi ini hendaknya segera pulih dengan harga TBS seperti sediakala. Kalau tidak bisa kelaparan,” bebernya.  (mag-17/mag-16)

Produsen Minyak Goreng Pangkas Produksi

MEDAN-Produsen minyak goreng (migor) PT Agro Jaya Perdana (AJB) saat ini terpaksa memangkas produksi. Pasalnya, selama dua bulan terakhir aktivitas ekspor migor pabrik tersebut ke pasar internasional mengalami penurunan 10 hingga 15 persen.

“Berapa angka pasti tonase penurunanya saya kurang begitu tahu pasti, cuma selama dua bulan terakhir ini ekspor produksi minyak goreng PT AJB turun sekitar 10 sampai 15 persen. Ini dari dampak krisis global yang masih terjadi,” kata, Haris Asisten Direksi PT.AJB kepada sumut pos, Rabu (5/9) kemarin.

Haris menambahkan, soal membanjirnya Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit hungga turunya harga TBS sejatinya tidak begitu berpengaruh. Sebab, produsen migor ini menggunakan bahan baku inti (palm karnel) kelapa sawit dalam melakukan aktivitas produksinya.

“Bahan baku produksi kita bukan dari TBS, tapi hasil dari olahan TBS itu seperti biji inti sawit yang kita pasok untuk diproduksi. Jadi tidak ada pengaruh soal membanjirnya TBS terhadap produksi minyak goreng PT AJB,” ungkapnya.

Volume Ekspor CPO Naik 10 Persen
Aktivitas ekspor migor yang dikapalkan melalui pelabuhan Belawan Internasional Container Terminal (BICT) terhitung sejak Januari-Juli 2012 mencapai 177.651 ton. Dengan rincian, bulan Januari 23.077 ton, Februari 21.056 ton, Maret 29.828 ton, April 25.518 ton, Mei 23.753 ton, Juni 25.342 ton, dan Juli 29.077 ton. Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2011 lalu, ekspor migor yang dikapalkan sebanyak 238.915 ton atau mengalami penurunan sekitar 25,64 persen.

“Pada tahun-tahun sebelumnya komoditas minyak goreng merupakan produk unggulan yang diekspor melalui BICT, tapi pada tahun ini ekspor minyak goreng mengalami penurunan,” kata H Suratman, Humas BICT.

Sedangkan volume ekspor Crude Palm Oil (CPO) ke mancanegara yang dikapalkan lewat Pelabuhan Internasional Belawan selama tujuh bulan terakhir tahun ini mengalami kenaikan sekitar 10,28 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data ekspor CPO lewat Pelabuhan Belawan selama Januari hingga Juli 2012 sebanyak 1.617.844 ton, sedangkan pada periode serupa tahun lalu hanya sekitar 1.459.875 ton.

Di sisi lain, harga TBS kelapa sawit masih di tingkat bawah. Namun, terjadi peningkatan produksi pengolahan sawit di Pabrik Minyak Kepala Sawit (PMKS) dalam kurun waktu 20 hari belakangan.

Seorang pengurus di PMKS PT Sawita Unggul Jaya yang beroperasi di Kelurahan Negeri Baru, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu menerangkan produksi olah TBS meningkat belakangan waktu, sejalan dengan bertambahnya jumlah berat TBS di tingkat petani.

Hal itu katanya, dikarenakan waktu libur panjang panen sebelum dan sesudah Lebran lalu di tingkat petani kelapa sawit. Akibatnya, disaat panen terjadi serentak dan menimbulkan jumlah TBS yang meningkat. Namun, rendamen TBS akhirnya mengalami penurunan.

Lebih jauh disebutkannya, hasil produksi olah TBS mengalami kenaikan 10-15 persen jika dibanding hari biasanya. Penurunan rendamen menurut Manurung disebabkan beberapa hal, diantaranya kandungan air di TBS terlalu tinggi.

“Kalau biasanya satu jam sekitar 30 ton hasil olahan. Tapi karena jumlah buah meningkat, memang ada terjadi kenaikan hasil produksi di PMKS sekitar 10 sampai 15 persen. Walau begitu, rendamen saat ini menurun,” katanya, kemarin.

Andri, seorang agen penampung TBS dari masyarakat yang beralamat disekitaran Kecamatan Pangkatan menjelaskan, harga TBS kemarin (5/9) di PMKS PT Daya Labuhan Indah (DLI) mencapai Rp1.070 perkilonya, PMKS PT Indo Sepadan Jaya Rp1.100 dan PMKS PT Mestika di Kecamatan Bilah Hulu sekitar Rp1.100.

Untuk harga beli dari petani dia mematok sekitar Rp870-Rp910. “Kita untuk saat ini hanya mengambil upah atau jasa motornya saja, karena buah pun melimpah. Kalau menurut saya. Banjirnya buah ini karena libur kemarin, jadi saat panen kali ini buah sangat banyak, ya turunlah harga jadinya,” jelasnya.

Sementara Anto seorang petani sawit di Kelurahan Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara mengakui hingga kini harga TBS per kilonya belum terjadi kenaikan. Meski begitu, dia terpaksa melakukan pemanenan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Daripada terus tidak dapat hasil, ya dipanen jugalah. Bahkan para petani sawit sekarang ini memanen buah mengkal. Kondisi ini hendaknya segera pulih dengan harga TBS seperti sediakala. Kalau tidak bisa kelaparan,” bebernya.  (mag-17/mag-16)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/