25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Taman Sakura Punya Prospek, Pengembangan Wisata Mangrove di Marelan Harus Dikembangkan

TINJAU: Akhyar Nasution meninjau Taman Sakura, Yong Panah Hijau, Labuhan Deli, Medan Marelan, Rabu (4/11) siang.

MEDAN, SUMUTPOS. CO – Calon Walikota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution melihat adanya prospek ekonomi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat saat mengunjungi Taman Sakura, Yong Panah Hijau, Labuhan Deli, Medan Marelan, Rabu (4/11) siang.

Selain sebagai lokasi wisata yang diisi sejumlah bangunan nuansa China dan menawarkan konsep taman yang biasa digunakan untuk selfie serta memanjakan diri bagi pengunjung, Taman Sakura juga memiliki program budidaya mangrove dan kerang yang telah dikembangkan oleh kelompok yang tergabung dalam Kebersaudaraan Itu Penting (KIP).

“Jika saya diamanahkan memimpin Kota Medan, ada rencana pengembangan pesisir menjadi daerah yang menghasilkan. Nah di Taman Sakura ini ada potensi pengembangan ekonomi, terutama dari budidaya mangrove dan kerang. Jadi tak hanya wisata tapi sisi lain dalam mendongkrak ekonomi lewat budidaya,” sebut Akhyar.

Selain itu, pengadaan rumah ikan juga menjadi perhatian Akhyar ke depan dalam hal efisiensi.

“Jadi gak harus melaut berhari-hari, tapi bisa memanfaatkan budi daya ikan lewat program rumah ikan. Pembiayaannya bisa dibuat kerja samanya. Pemerintah bisa memberi bantuan tapi dibuat kelompoknya. Melaut tetap melaut tapi ada tambahan lewat budidaya ikan dan kerang,” ujarnya.

Selain budidaya biota laut, Taman Sakura juga menyediakan lokasi penjualan produk yang dihasilkan lewat industri rumah tangga.


Dalam kesempatan itu, Relawan Penggagas Saya Bersama Akhyar (SABAR) Community, sebagai inisiator kegiatan di kawasan Medan Utara, Dewi Natadiningrat menjelasakan kehadiran Akhyar di Taman Sakura tak hanya menyapa masyarakat secara langsung, tapi juga untuk melihat langsung keberadaan industri kreatif masyarakat di Medan Marelan.

Menurut Dewi, usaha bisa dibangun dari rumah melalui industri Rumah Tangga, dengan cara yang paling kecil dan modal yang kecil.

“Jika dijalankan dengan serius dan dapat dukungan langsung pemerintah, maka industri ini bisa menjadi salah satu sumber pendapatan ekonomi pribadi,” terang Dewi.

Sementara itu, koordinator Kebersaudaraan Itu Penting (KIP), Siagian menerangkan jika KIP hadir untuk membantu masyarakat miskin di Medan Marelan. Selain pernah menyumbangkan bibit kepiting kepada sejumlah nelayan kecil untuk dibudidaya. KIP juga rutin berbagi sembako untuk masyarakat miskin tiap pekannya.

“Ini dananya swadaya lewat iuran seluruh anggota. Umumnya anggota kita nelayan budi daya, nelayan tangkap dan yang bekerja di darat. Lebih ke sosial arahnya termasuk bagikan beras ke masyarakat miskin,”sebut Siagian.

Tak hanya itu, KIP juga berniat menyumbangkan 10 ribu bibit mangrove untuk Pemerintah Kota Medan.

“Penyebarannya akan ditanam dipinggiran paluh yang telah ditebangi oleh masyarakat,” ujarnya.

Akhyar pun mengapresiasi bantuan itu menurutnya hal itu luar biasa, mengingat akan berfungsi menyelamatkan biota laut.

“Berapa biota laut yang bisa terselamatkan dengan mangrove. Tinggal konsistensi kita aja. Perlu ada kelompok yang membina dan mengingatkan, kalau sendiri-sendiri susah juga,” pungkasnya.
(map)

TINJAU: Akhyar Nasution meninjau Taman Sakura, Yong Panah Hijau, Labuhan Deli, Medan Marelan, Rabu (4/11) siang.

MEDAN, SUMUTPOS. CO – Calon Walikota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution melihat adanya prospek ekonomi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat saat mengunjungi Taman Sakura, Yong Panah Hijau, Labuhan Deli, Medan Marelan, Rabu (4/11) siang.

Selain sebagai lokasi wisata yang diisi sejumlah bangunan nuansa China dan menawarkan konsep taman yang biasa digunakan untuk selfie serta memanjakan diri bagi pengunjung, Taman Sakura juga memiliki program budidaya mangrove dan kerang yang telah dikembangkan oleh kelompok yang tergabung dalam Kebersaudaraan Itu Penting (KIP).

“Jika saya diamanahkan memimpin Kota Medan, ada rencana pengembangan pesisir menjadi daerah yang menghasilkan. Nah di Taman Sakura ini ada potensi pengembangan ekonomi, terutama dari budidaya mangrove dan kerang. Jadi tak hanya wisata tapi sisi lain dalam mendongkrak ekonomi lewat budidaya,” sebut Akhyar.

Selain itu, pengadaan rumah ikan juga menjadi perhatian Akhyar ke depan dalam hal efisiensi.

“Jadi gak harus melaut berhari-hari, tapi bisa memanfaatkan budi daya ikan lewat program rumah ikan. Pembiayaannya bisa dibuat kerja samanya. Pemerintah bisa memberi bantuan tapi dibuat kelompoknya. Melaut tetap melaut tapi ada tambahan lewat budidaya ikan dan kerang,” ujarnya.

Selain budidaya biota laut, Taman Sakura juga menyediakan lokasi penjualan produk yang dihasilkan lewat industri rumah tangga.


Dalam kesempatan itu, Relawan Penggagas Saya Bersama Akhyar (SABAR) Community, sebagai inisiator kegiatan di kawasan Medan Utara, Dewi Natadiningrat menjelasakan kehadiran Akhyar di Taman Sakura tak hanya menyapa masyarakat secara langsung, tapi juga untuk melihat langsung keberadaan industri kreatif masyarakat di Medan Marelan.

Menurut Dewi, usaha bisa dibangun dari rumah melalui industri Rumah Tangga, dengan cara yang paling kecil dan modal yang kecil.

“Jika dijalankan dengan serius dan dapat dukungan langsung pemerintah, maka industri ini bisa menjadi salah satu sumber pendapatan ekonomi pribadi,” terang Dewi.

Sementara itu, koordinator Kebersaudaraan Itu Penting (KIP), Siagian menerangkan jika KIP hadir untuk membantu masyarakat miskin di Medan Marelan. Selain pernah menyumbangkan bibit kepiting kepada sejumlah nelayan kecil untuk dibudidaya. KIP juga rutin berbagi sembako untuk masyarakat miskin tiap pekannya.

“Ini dananya swadaya lewat iuran seluruh anggota. Umumnya anggota kita nelayan budi daya, nelayan tangkap dan yang bekerja di darat. Lebih ke sosial arahnya termasuk bagikan beras ke masyarakat miskin,”sebut Siagian.

Tak hanya itu, KIP juga berniat menyumbangkan 10 ribu bibit mangrove untuk Pemerintah Kota Medan.

“Penyebarannya akan ditanam dipinggiran paluh yang telah ditebangi oleh masyarakat,” ujarnya.

Akhyar pun mengapresiasi bantuan itu menurutnya hal itu luar biasa, mengingat akan berfungsi menyelamatkan biota laut.

“Berapa biota laut yang bisa terselamatkan dengan mangrove. Tinggal konsistensi kita aja. Perlu ada kelompok yang membina dan mengingatkan, kalau sendiri-sendiri susah juga,” pungkasnya.
(map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/