Stok Makanan dan Obat Menipis, Bosan Tak Bisa Keluar Kamar
JEPANG, SUMUTPOS.CO – Kapal pesiar Diamond Princess terpaksa dikarantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang. Pasalnya, satu persatu penumpangnya positif terinfeksi virus corona. Penumpang yang positif virus corona itu sudah turun dari kapal di Hong Kong dan kini tengah menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat.
WISATA pesiar di hari ulang tahun pernikahan ke-50 David Abel, diawali dengan acara makan dan menikmati pemandangan Asia Timur. Namun, pesiarnya berakhir dengan dikarantina dirinya dalam kamarnya di kapal pesiar Diamond Princess selama dua minggu lebih, makan “sandwich selada dengan beberapa potongan ayam di dalamnya” dan menonton 20 penumpang yang terinfeksi dikawal keluar dari kapal menuju rumah sakit untuk perawatan virus corona.
Abel merupakan salah satu penumpang dari dua kapal pesiar – di Jepang dan Hong Kong – yang tidak bisa turun kapal karena dikhawatirkan terpapar virus corona.
Saat ini masih dilakukan sejumlah tes terhadap penumpang dan kru yang diduga melakukan kontak dengan orang yang telah positif virus corona.
“Ini tak lagi menjadi pelayaran mewah; ini hanya menjadi penjara yang mengambang,” tulis Abel di Facebook dari kapal pesiarnya yang bersandar di pelabuhan Yokohama, pesisir Tokyo.
Walau pemerintah Jepang memberikan bantuan untuk penumpang yang tertahan di dalam kapal pesiar, para penumpang mengeluh di media sosial tentang kurangnya obat-obatan, kualitas makanan, hingga perasaan bosan tak boleh keluar kamar.
Foto dan video yang diunggah mereka menunjukkan kapal yang dulunya memiliki 3.711 penumpang dan awak kini menjadi kapal hantu, area penerimaan yang terlihat sepi, begitu juga dengan kolam renang dan lorong-lorong ruangan.
Kapal pesiar yang bersandar di Hong Kong dilaporkan kehabisan popok dan susu untuk penumpang bayi dan balita. “Saya pikir untuk banyak penumpang, ini akan menjadi kebosanan yang mutlak,” kata Abel dalam wawancara terpisah.
Dia menganggap dirinya beruntung karena kamarnya memiliki balkon. “Saya merasa kasihan dengan penumpang yang tak memiliki balkon di kamarnya, karena mereka tidak bisa menikmati cahaya matahari dan udara segar. Itu akan sangat suram untuk dua minggu.”
Suram adalah kata yang tepat untuk menggambarkan 2019-nCoV alias virus corona dan ketakutan yang ditimbulkannya. Tiongkok menghitung lebih dari 28 ribu di negaranya. Dan virus mematikan ini disebut telah menyebar ke lebih dari 20 negara.
Meski begitu, rasa takut telah menyebar lebih cepat daripada virusnya. Masker dan pembersih tangan terjual habis di banyak wilayah Seoul, Tokyo, dan Bangkok.
Petugas kesehatan mogok di Hong Kong dan diskriminasi anti-China telah terlihat di seluruh Asia. Taiwan telah melarang kapal pesiar internasional bersandar.
Di kapal pesiar Diamond Princess, penumpang terlihat mencari titik cerah dari kesuraman yang terjadi.
Yardley Wong, seorang penumpang dari Hong Kong yang wisata dengan suami, putra, dan orang tuanya, mengatakan di Twitter bahwa kru memberi putranya kartu bermain, pena warna dan hadiah lain “untuk menghilangkan kebosanan.”
Warga Australia Paul dan Coralie Williamson mengatakan kabin mereka lebih kecil dari kamar motel dan mereka telah mendengar keluhan dari penumpang lain tentang kekurangan minum obat dan informasi yang cukup.
Tetapi, setelah 34 tahun menikah, Coralie Williamson mengatakan, “Jika saya terjebak di sebuah ruangan, saya lebih suka bersama Paul daripada orang lain.”
“Jadi tidak apa-apa. Kami akan berjalan di pantai sejauh mungkin sesampainya di rumah,” katanya kepada Australian Broadcasting Corp.
Orang-orang mengunggah foto sarapan, semangkuk salad buah, telur rebus, jus, dan croissant.
Seorang penumpang yang merayakan ulang tahun pernikahan kesembilan mereka mendapat kartu “selamat ulang tahun” dari staf kapal.
“Kami di sini untuk jangka waktu yang lama. Tapi kami seakan diuji setiap hari. Apa yang kami lakukan? Kami tidak bisa melompat keluar dari kapal; airnya mungkin dingin,” kata Jacqui Fidrmuc dari kota Cairns mengatakan pada Nine Network Australia.
Pejabat kesehatan Jepang mengatakan kepada wartawan bahwa tim medis dan persediaan sembako sedang dikirim ke kapal.
Di pelabuhan tempat kapal menurunkan pasien yang terinfeksi dan memuat makanan dan persediaan, seseorang yang mengenakan jas hazmat memasuki kapal membawa dua kotak berlabel “termometer.”
Di kapal yang dikarantina di Hong Kong, lebih dari 3.600 penumpang dan awaknya diperiksa karena tiga penumpang dalam perjalanan sebelumnya positif virus corona.
Para pejabat Hong Kong mengatakan mereka akan mencoba melacak 5.000 orang yang melakukan perjalanan sebelumnya dengan kapal pesiar World Dream.
Anggota parlemen Hong Kong Jeremy Tan mengatakan seorang wanita di kapal menghubunginya pada Rabu (5/2) malam untuk mengatakan bahwa persediaan popok dan susu untuk penumpang bayi dan balita mulai menipis.
Dia mengatakan setidaknya ada lima bayi di kapal itu, dan dia mengirimkan barang-barang yang diminta kepada pihak berwenang.
Abel mengatakan bahwa saat ini kapal pesiar Diamond Princess tak lagi menjadi kapal pesiar mewah. Menu makan yang diterimanya hanyalah segelas jus jeruk, yogurt, dan beberapa potong melon. Lalu ada sandwich selada dengan beberapa ayam di dalamnya dan hidangan penutup.
Ketika anggota kru bermasker menyerahkan dan mengambil nampan makanan, dia berkata, “itu terjadi sangat singkat. Tidak ada kontak fisik selain dari menyentuh baki. “
Meskipun orang-orang sakit telah diturunkan dari kapal, masih ada kegelisahan di antara penumpang. “Kami menghirup udara yang sama dengan mereka,” kata Abel.
“Bagaimana kami mengatasinya? Berpikir positif atau tenggelam dalam kesuraman? Saya rasa saya tak mampu melakukan hal yang terakhir.”(ap/ard/cnn)