25 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Ajudan Wagubsu Sembuh dari Covid-19

SEMBUH: Ajudan Wagubsu Ory Kurniawan (tengah) bersama tim medis RSUP H Adam Malik Medan, usai dinyatakan sembuh dan dibolehkan pulang, Senin (6/4).
SEMBUH: Ajudan Wagubsu Ory Kurniawan (tengah) bersama tim medis RSUP H Adam Malik Medan, usai dinyatakan sembuh dan dibolehkan pulang, Senin (6/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar baik kembali datang dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan. Seorang lagi pasien positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah dinyatakan sembuh dari rumah sakit milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut. Namun di sisi lain, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Polda Sumut dinyatakan positif Covid-19.

PASIEN kedua yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 tersebut, merupakan ajudan dari Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu) Musa Rajekshah, Ory Kurniawan. Ory sembuh setelah menjalani perawatan dan isolasi di RSUP H Adam Malik, Medan.

Kabar sembuhnya Ory diperoleh melalui hasil penelusuran Sumut Pos terhadap akun instagramnya, Senin (6/4) sore. Akun instagram dengan nama kurniawanory meng-upload status kegembiraann

atas kesembuhannya dari wabah virus mematikan tersebut. Status Ory mendapat like (disukai) oleh 363 akun dan 66 komentar. “Alhamdulillah puji beserta syukur saya panjatkan kepada Allah karena saya telah diberikan kesehatan dan kesembuhan dari penyakit Covid-19 atau corona. Terima kasih para tim medis RSUP H Adam Malik yang telah merawtat saya. Terima kasih juga bagi keluarga dan kolega saya yang selalu men-support,” tulis Ory pada akun tersebut.

Sementara, Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) yang dikonfirmasi membenarkan ada satu pasien positif Covid-19 yang sembuh dan telah dibolehkan pulang. Dengan demikian, jumlah yang positif Covid-19 telah sembuh sebanyak dua orang. Namun begitu, Rosa tidak menyebutkan secara jelas identitas pasien tersebut. “Pasien positif Covid-19 yang sembuh seorang laki-laki berusia 25 tahun,” ujar Rosa.

Disebutkan dia, pasien tersebut menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit selama lebih kurang 13 hari atau sejak 25 Maret lalu. “Pasien tersebut terpapar Covid-19 ketika keluar kota,” bebernya tanpa menyebutkan di kota mana yang dimaksud.

Rosa menyatakan, kepastian pasien itu sembuh setelah melalui dua kali pemeriksaan swab dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di Laboratorium Balitbangkes, Jakarta. Hasil pemeriksaannya, dinyatakan negatif.

Hingga Senin sore, sambung Rosa, jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh setelah menjalani perawatan belum ada penambahan lagi. Sedangkan jumlah pasien positif yang masih dirawat sebanyak 12 orang. “Untuk jumlah yang positif dan dirawat masih 12 orang. Jumlah ini belum ada penambahan, masih sama dengan hari sebelumnya (Minggu, 5/4),” sebutnya.

Ia menuturkan, untuk jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat saat ini sebanyak 5 orang. Sedangkan PDP yang sembuh dan negatif 14 orang. Terkait dengan kondisi Anggota DPRD Sumut M Rizky Aulia Agsa, Rosa menambahkan, yang bersangkutan masih dalam perawatan dan menunggu hasil laboratorium dari Balitbangkes Jakarta. “Kita doakan hasil pemeriksaan laboratorium negatif, sehingga jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh terus bertambah,” imbuhnya.

Tak Benar Merokok Bisa Cegah Corona

Sempat beredar kabar dan viral di media sosial, merokok diklaim bisa mencegah penularan virus corona. Namun ternyata, kabar tersebut tidak benar alias hoaks. Pasalnya, sama-sama diketahui merokok dapat merusak kesehatan.

Kepala Unit Mikrobiologi Klinik RSUP H Adam Malik, dr Rina Yunita SpMK (K) mengatakan, secara umum dari berbagai hasil penelitian merokok memiliki efek buruk terhadap kesehatan karena terkandung berbagai macam zat kimia. Efek buruk tersebut, salah satunya yaitu merusak pertahanan dari saluran pernapasan.

“Merokok tidak menimbulkan dampak yang baik terhadap pencegahan penularan Covid-19 lantaran pertahanan saluran pernapasan telah dirusak. Dengan kondisi tersebut, maka virus mudah masuk,” ungkap Rina dalam video streaming Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, Senin (6/4).

Karena itu, sebut Rina, dipastikan merokok tidak akan memberikan dampak yang baik dalam pencegahan Covid-19. Meski begitu, dia mengakui hal ini perlu penelitian lebih lanjut. “Secara umum zat yang ada dalam rokok memberikan mekanisme pertahanan yang buruk pada saluran napas, sehingga memungkinkan virus corona itu bisa masuk dalam tubuh,” jelasnya.

Rina menuturkan, virus corona umumnya menyerang saluran pernapasan. Penularan terjadi melalui cairan droplet dari saluran pernapasan, misalnya batuk, bersin atau ketika berbicara. Selain itu, penularan juga bisa terjadi melalui jari tangan, misalnya ada benda-benda mati seperti gagang pintu, kunci dan sebagainya yang disentuh oleh orang lain karena sebelumnya dipegang oleh penderita positif Covid-19. “Jangan menyentuh wajah terutama bagian hidung, mata dan mulut sebelum mencuci tangan. Sebab mungkin saja tangan kita yang kotor terpapar virus ini, sehingga masuk melalui bagian tubuh tadi disaat menyentuhnya,” tutur dia.

Untuk itu, sambung Rina, untuk mencegah penularan maka tentunya menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu dengan rajin mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau dengan hand sanitizer. Selanjutnya, membersihkan rumah seperti lantai, kaca jendela dan sebagainya dengan bahan-bahan yang mengandung disinfektan atau antiseptik. “Jika harus keluar rumah, wajib menggunakan masker, hindari kerumunan dan menjaga jarak saat berkomunikasi minimal 2 meter. Setelah selesai dan kembali ke rumah, maka bersihkan diri dan ganti pakaian sebelum berkumpul dengan keluarga. Sementara, masker yang digunakan langsung dicuci jika terbuat dari bahan atau kain. Sedangkan masker bukan dari kain, alangkah baiknya dibungkus dan dibuang di tempat yang tidak dijangkau anak-anak,” paparnya.

Semprotkan Disinfektan ke Tubuh Bisa Sebabkan Korosif

Lebih lanjut Rina mengatakan, terkait penggunaan disinfektan yang disemprotkan ke tubuh manusia sangat tidak dianjurkan. Alasannya, karena bisa menimbulkan efek yang buruk. Apalagi, langsung mengenai kulit, mata, terhirup dan sebagainya.

Menurut dia, umumnya bahan-bahan dari disinfektan salah satunya klorin dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Karena itu, tidak aman untuk tubuh manusia lantaran bisa korosif (dapat menyebabkan kerusakan). “Di permukaan logam saja tidak boleh terlalu sering karena bisa berefek buruk, apalagi ke tubuh manusia. Hal ini lantaran klorin memiliki sifat korosif,” terang Rina.

Diutarakannya, jika terhirup klorin sesering mungkin dalam jangan waktu yang lama, maka berdampak buruk. Kemungkinan dampaknya bukan saat ini, tetapi jangka panjang baru dirasakan. Misalnya, gangguan saluran pernapasan, batuk dan sebagainya. Bahkan, apabila memiliki penyakit asma maka bisa kambuh. Sedangkan terkena kulit, maka bisa iritasi. “Jadi, penyemprotan disinfektan boleh dilakukan pada ruangan dan benda-benda mati. Maka dari itu, penggunaannya harus benar-benar bijak,” tukasnya. (ris)

SEMBUH: Ajudan Wagubsu Ory Kurniawan (tengah) bersama tim medis RSUP H Adam Malik Medan, usai dinyatakan sembuh dan dibolehkan pulang, Senin (6/4).
SEMBUH: Ajudan Wagubsu Ory Kurniawan (tengah) bersama tim medis RSUP H Adam Malik Medan, usai dinyatakan sembuh dan dibolehkan pulang, Senin (6/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar baik kembali datang dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan. Seorang lagi pasien positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah dinyatakan sembuh dari rumah sakit milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut. Namun di sisi lain, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Polda Sumut dinyatakan positif Covid-19.

PASIEN kedua yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 tersebut, merupakan ajudan dari Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu) Musa Rajekshah, Ory Kurniawan. Ory sembuh setelah menjalani perawatan dan isolasi di RSUP H Adam Malik, Medan.

Kabar sembuhnya Ory diperoleh melalui hasil penelusuran Sumut Pos terhadap akun instagramnya, Senin (6/4) sore. Akun instagram dengan nama kurniawanory meng-upload status kegembiraann

atas kesembuhannya dari wabah virus mematikan tersebut. Status Ory mendapat like (disukai) oleh 363 akun dan 66 komentar. “Alhamdulillah puji beserta syukur saya panjatkan kepada Allah karena saya telah diberikan kesehatan dan kesembuhan dari penyakit Covid-19 atau corona. Terima kasih para tim medis RSUP H Adam Malik yang telah merawtat saya. Terima kasih juga bagi keluarga dan kolega saya yang selalu men-support,” tulis Ory pada akun tersebut.

Sementara, Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) yang dikonfirmasi membenarkan ada satu pasien positif Covid-19 yang sembuh dan telah dibolehkan pulang. Dengan demikian, jumlah yang positif Covid-19 telah sembuh sebanyak dua orang. Namun begitu, Rosa tidak menyebutkan secara jelas identitas pasien tersebut. “Pasien positif Covid-19 yang sembuh seorang laki-laki berusia 25 tahun,” ujar Rosa.

Disebutkan dia, pasien tersebut menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit selama lebih kurang 13 hari atau sejak 25 Maret lalu. “Pasien tersebut terpapar Covid-19 ketika keluar kota,” bebernya tanpa menyebutkan di kota mana yang dimaksud.

Rosa menyatakan, kepastian pasien itu sembuh setelah melalui dua kali pemeriksaan swab dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di Laboratorium Balitbangkes, Jakarta. Hasil pemeriksaannya, dinyatakan negatif.

Hingga Senin sore, sambung Rosa, jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh setelah menjalani perawatan belum ada penambahan lagi. Sedangkan jumlah pasien positif yang masih dirawat sebanyak 12 orang. “Untuk jumlah yang positif dan dirawat masih 12 orang. Jumlah ini belum ada penambahan, masih sama dengan hari sebelumnya (Minggu, 5/4),” sebutnya.

Ia menuturkan, untuk jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat saat ini sebanyak 5 orang. Sedangkan PDP yang sembuh dan negatif 14 orang. Terkait dengan kondisi Anggota DPRD Sumut M Rizky Aulia Agsa, Rosa menambahkan, yang bersangkutan masih dalam perawatan dan menunggu hasil laboratorium dari Balitbangkes Jakarta. “Kita doakan hasil pemeriksaan laboratorium negatif, sehingga jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh terus bertambah,” imbuhnya.

Tak Benar Merokok Bisa Cegah Corona

Sempat beredar kabar dan viral di media sosial, merokok diklaim bisa mencegah penularan virus corona. Namun ternyata, kabar tersebut tidak benar alias hoaks. Pasalnya, sama-sama diketahui merokok dapat merusak kesehatan.

Kepala Unit Mikrobiologi Klinik RSUP H Adam Malik, dr Rina Yunita SpMK (K) mengatakan, secara umum dari berbagai hasil penelitian merokok memiliki efek buruk terhadap kesehatan karena terkandung berbagai macam zat kimia. Efek buruk tersebut, salah satunya yaitu merusak pertahanan dari saluran pernapasan.

“Merokok tidak menimbulkan dampak yang baik terhadap pencegahan penularan Covid-19 lantaran pertahanan saluran pernapasan telah dirusak. Dengan kondisi tersebut, maka virus mudah masuk,” ungkap Rina dalam video streaming Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, Senin (6/4).

Karena itu, sebut Rina, dipastikan merokok tidak akan memberikan dampak yang baik dalam pencegahan Covid-19. Meski begitu, dia mengakui hal ini perlu penelitian lebih lanjut. “Secara umum zat yang ada dalam rokok memberikan mekanisme pertahanan yang buruk pada saluran napas, sehingga memungkinkan virus corona itu bisa masuk dalam tubuh,” jelasnya.

Rina menuturkan, virus corona umumnya menyerang saluran pernapasan. Penularan terjadi melalui cairan droplet dari saluran pernapasan, misalnya batuk, bersin atau ketika berbicara. Selain itu, penularan juga bisa terjadi melalui jari tangan, misalnya ada benda-benda mati seperti gagang pintu, kunci dan sebagainya yang disentuh oleh orang lain karena sebelumnya dipegang oleh penderita positif Covid-19. “Jangan menyentuh wajah terutama bagian hidung, mata dan mulut sebelum mencuci tangan. Sebab mungkin saja tangan kita yang kotor terpapar virus ini, sehingga masuk melalui bagian tubuh tadi disaat menyentuhnya,” tutur dia.

Untuk itu, sambung Rina, untuk mencegah penularan maka tentunya menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu dengan rajin mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau dengan hand sanitizer. Selanjutnya, membersihkan rumah seperti lantai, kaca jendela dan sebagainya dengan bahan-bahan yang mengandung disinfektan atau antiseptik. “Jika harus keluar rumah, wajib menggunakan masker, hindari kerumunan dan menjaga jarak saat berkomunikasi minimal 2 meter. Setelah selesai dan kembali ke rumah, maka bersihkan diri dan ganti pakaian sebelum berkumpul dengan keluarga. Sementara, masker yang digunakan langsung dicuci jika terbuat dari bahan atau kain. Sedangkan masker bukan dari kain, alangkah baiknya dibungkus dan dibuang di tempat yang tidak dijangkau anak-anak,” paparnya.

Semprotkan Disinfektan ke Tubuh Bisa Sebabkan Korosif

Lebih lanjut Rina mengatakan, terkait penggunaan disinfektan yang disemprotkan ke tubuh manusia sangat tidak dianjurkan. Alasannya, karena bisa menimbulkan efek yang buruk. Apalagi, langsung mengenai kulit, mata, terhirup dan sebagainya.

Menurut dia, umumnya bahan-bahan dari disinfektan salah satunya klorin dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Karena itu, tidak aman untuk tubuh manusia lantaran bisa korosif (dapat menyebabkan kerusakan). “Di permukaan logam saja tidak boleh terlalu sering karena bisa berefek buruk, apalagi ke tubuh manusia. Hal ini lantaran klorin memiliki sifat korosif,” terang Rina.

Diutarakannya, jika terhirup klorin sesering mungkin dalam jangan waktu yang lama, maka berdampak buruk. Kemungkinan dampaknya bukan saat ini, tetapi jangka panjang baru dirasakan. Misalnya, gangguan saluran pernapasan, batuk dan sebagainya. Bahkan, apabila memiliki penyakit asma maka bisa kambuh. Sedangkan terkena kulit, maka bisa iritasi. “Jadi, penyemprotan disinfektan boleh dilakukan pada ruangan dan benda-benda mati. Maka dari itu, penggunaannya harus benar-benar bijak,” tukasnya. (ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/