26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Lembar Jawaban Rusak, Guru Ketakutan

MEDAN- Pada hari pertama Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar (SD) di Kota Medan sedikit mengalami kendala. Sebab, ada 3 siswa SD Percobaan Jalan Sei Petani mendapat lembar jawaban komputer (LJK) dalam keadaan rusak. Lembar jawaban ditemukan dalam kondisi sobek di pinggir serta pada bulatan untuk kode jawaban terlihat kotor. Lembar jawaban yang kotor dikhawatirkan pada saat pemindaian LJK tidak terbaca oleh komputer.

BERDOA: Foto kiri, Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) Percobaan Jalan Sei Petani Medan, berdoa  sebelum melaksanakan Ujian Nasional (UN)  siswa SD Percobaan tekun mengikuti UN//AMINOER RASYID/SUMUT POS
BERDOA: Foto kiri, Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) Percobaan Jalan Sei Petani Medan, berdoa sebelum melaksanakan Ujian Nasional (UN) dan siswa SD Percobaan tekun mengikuti UN//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Kepala Sekolah SD Negeri Percobaan Kota Medan Elly Zarahmi mengaku, dirinya sempat risau dan gelisah akan psikologis siswanya yang mendapat LJK rusak itu. “Awal-nya saya ketakutan, karena kejadian ini tidak terduga.  Namun Saya sudah melaporkan ke Dinas Pendidikan Kota Medan jumlah siswa kita yang ikuti UN sehingga tak mungkin naskah bisa ditambah,” ujarnya.

Dijelaskannya dirinya sudah melaporkan bahwa ada 208 siswa mengikuti UN di SD Percontohan. Tetapi, pada saat pembukaan amplop berisi soal dan lembar jawaban, ada 3 lembar jawaban yang rusak. “Rusaknya variasi, ada yang double garisnya, ada yang garisnya tidak terang, ada yang kode nya tidak ada, dan lainnya,” jelasnya.

Saat mengetahui bahwa ada kertas jawaban yang tidak beres, pengawas tersebut langsung panik. “Karena itu, saya putuskan, agar anak tersebut tetap mengikuti UN Bahasa Indonesia, dan menyuruh mereka untuk menuliskan jawabannya berupa kode di kertas jawaban yang rusak. Setelah kertas jawaban yang baru datang, mereka tinggal pindahkan jawaban. Dan untuk itu, kita berikan mereka waktu tambahan, hingga mereka mampu menyelesaikan tugasnya,” jelasnya.

Elly mengatakan, akan segera memperbaiki berita acara terkait pelaksanaan UN tersebut sebagai pertanggung jawaban atas kertas jawaban yang rusak tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Sumut (Kadisdiksu) Muhammad Zein membenarkan hal tersebut dan akan berkordinasi kepada Dinas Pendidikan Kota Medan untuk segera mengganti LJK yang rusak. “Pengganti LJK yang rusak sudah dikirimkan Disdik Medan,” katanya.

Bagi siswa yang mendapatkan LJK rusak akan mendapatkan tambahan waktu, karena proses pengiriman LJK yang baru memakan waktu karena posisi Disdik Medan sedikit jauh dari SD Percobaan. “Siswa yang dapat LJK rusak akan diberikan waktu tambahan,” bebernya.
Untuk diketahui jumlah siswa SD Percobaan yang mengikuti UN berjumlah 208 dan di bagi menjadi 11 ruangan.

Sementara itu Sekertaris Panitia UN SD Medan, Abdul Johan Batubara mengatakan, siswa yang mendapat LJK rusak sudah langsung dikirimkan penggantinya. “Ketika mendapat laporan SD Percobaan kedapatan LJK rusak, naskah baru langsung dikirimkan penggantinya,” ucapnya singkat.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Parluhutan Hasibuan mengatakan, kejadian ini di luar kendalinya. Karena dirinya mengaku sudah melaporkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara akan lembar jawaban yang mereka siapkan. “Pemko Medan meminta sebanyak 43.084 lembar soal dan jawaban. Karena amplop yang dibuka saat ujian akan berlangsung, maka bagian yang rusak atau cacat diketahui saat terakhir,” ujarnya.
Karena itu, untuk mengantisipasi kertas jawaban yang rusak atau kurang, dinas pendidikan memberlakukan cadangan kertas jawaban. “Setiap sekolah kita sediakan 10 cadangan lembar jawaban. Cadangan itu kita simpan di Dinas Pendidikan Medan,” lanjutnya.

SDN 060924 Kekurangan Kertas Jawaban

Sedangkan pelaksaaan UN di SD Negeri 060924 sempat mengalami sedikit kendala karena kekuarangan 4 eksempler lembar jawaban. Namun, hal ini tidak menganggu UN, karena sudah dilengkapi dengan cadangan.

Hal ini terungkap ketika Walikota Medan diwakili Sekda Ir Syaiful Bahri MM didampingi Kepala Bagian Agama dan Pendidikan Drs H Suhaidi Lubis meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di sekolah yang berada di Jalan SM Raja kecamatan Medan Amplas,  Senin (6/5).

Jumlah seluruh siswa SD/MIN/SLB Kota Medan yang mengikuti UN ini sebanyak 43.084 orang, terdiri dari 40.845 siswa SD negeri dan swasta, 978  orang MIN, dan 37 orang SLB, UN ini berlangsung tiga hari mulai 6 sampai 8 Mei dengan materi ujian Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.
Sekda Medan Ir Syaiful bahri mengatakan,pelaksanaan UN  tingkat SD di Kota Medan hari pertama pada prinsipnya berjalan lancar, walaupun tadi di SDN 060924 ini ada kekurangan 4 eksemplar kertas jawaban namun sudah dilengkapi, diambil cadangannya dari Dinas Pendidikan  Kota Medan, jadi tidak ada masalah.

Dikatakannya, nantinya pelaksanaan ini kiranya dapat terus dipertahankan sampai selesainya pelaksanaan UN, dan kita semua nantinya berharap agar hasil dari ujian ini bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, dadn juga nantinya bisa membawa perubahan  sehingga kedepan pendidikan kita lebih baik lagi sesuai dengan harapan kita bersama. “Pada perinsipnya hari pertama UN ini berjalan lancar, walau kita tinjau di SD negeri ini, ada kekuranagn lembar jawaban namun dapat diatasi dengan mengagnti cadangan dari Dinas Pendidikan kota Medan, jadi tidak ada masalah,”  ujar Syaiful Bahri.

Sekda  Medan dalam kesempatan itu mengimbau kepada seluruh orang tua murid, bahwa pendidikan dapat merubah kehiduapan, dan pendidikan ini jangan hanya diserahkan kepada sekolah, kepada guru saja, tetapi juga orang tua ikut menghawasi pendidikan anak kita sehingga nantinya memberikan output atau uotcome kepada anak didik yang lebih optimal, dan diharapkan generasi kita ini bisa lebih baik, dan bisa meningkatkan kualitasnya dan memiliki daya saing dengan bangsa lainnya.

Kepala Sekolah SD Negeri 060924 Hj Masrawati SPd melaporkan, jumlah siswa yang mengikuti ujian di SD negeri 060924 ini sebanyak 100 orang, kesemuanya hadir, dan pelaksanaan ujian ini tidak ada hambatan berjalan lancar, sedangkan upaya sekolah dalam mempersiapkan siswa menghadapi UN ini telah melakukan les tambahan, serta melaksana berbagai try-out.

“Kelulusan para siswa pada tahun lalu sebasar 100 persen dan diharapkan kelulusan pasa siswa SD ini dapat terus di pertahankan, dan kita semua berharap nantinya  semua siswa mendapatkan kelulusan yang memuaskan,” harap Masrawati.

Peserta UN, Gita Meninggal

Sementara itu, Gita Miranda, anak yang sudah yatim piatu ini terdaftar mengikuti Ujian Nasional (UN) hari ini, Senin (6/5). Tapi karena kondisinya kritis, yakni komplikasi  jantung, ia harus mengikuti UN susulan yang dijadwalkan 13 Mei mendatang. Gita Miranda adalah pasien rujukan dari RSUD dr Pirngadi yang masuk pada (1/5) lalu. Namun takdir berkata lain, Gita meninggal dunia sekitar pukul 12.45 WIB, Senin (6/5) di Ruang ICU anak, Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP HAM).

Nursiah (46), tante Gita, tak mampu menahan tangis dan mengucapkan terimakasih atas ucapan belahsukawa yang diberikan semua teman dan sanak keluarga. Betapa tidak, keponakan yang sejak usia 5 tahun tinggal bersamanya.

Siswi SD 064036, Kecamatan Medan Kota, Turi Ujung ini diakui baru mengalami sakit sekitar 2 minggu lalu. Ia tinggal bersama nenek dan tantenya di Jalan Jati 3, Gang Masjid, Kelurahan Medan Denai. “Gita sudah mulai usia 5 tahun ditinggal ibunya. Ibunya meninggal karena kanker rahim. Ayahnya juga sudah meninggal waktu dia masih kecil karena hanyut di laut. Ayahnya memang seorang nelayan. Ketika menikahi ibunya, ayahnya punya anak 3 jadi dia anak ke 4, tapi kalau aslinya, dari ayah dan ibunya, Gita anak satu-satunya,” katanya mengisahkan. “Awalnya kami bawa ke RS Muhammadiyah, tapi setelah itu diperintahkan untuk dibawa ke RS pirngadi. Setelah di sana, Gita mengalami kelainan jantung dan dirujuk ke RS Adam Malik,” katanya.
Gita adalah anak yang baik, pintar dan rajin. “Gita itu baik, pintar, mau UN ini dia belajar. Semua peralatan UN pun udah disiapkan, pensil, penghapus, papan ujian, semua alat-alat UN sudah siap. Gurunya juga kemarin ke sini lihat Gita, bisa gak ikut UN hari ini. Tapi ternyata kondisi gak memungkinkan,” ujar Nursiah, tante Gita.

Humas RSUP HAM Sairi Saragih mengatakan, Gita Miranda masuk tanggal 1 Mei dengan menggunakan Jamkesda Provinsi dan Virgo pada tanggal 21 April dengan jamkesmas. “Gita ini ada komplikasi pada jantungnya, sudah banyak cairan di kelenjarnya,” ujarnya.

Sedangkan kepala sekolah SD 064036, Dra Hj Paujia Rosmini, MM bersama wali kelas Gita, Ermansyah Lubis juga terlihat mengunjungi Gita dan membantu proses jenazah dibawa pulang. “Usai UN, saya sengaja kemari, mau lihat kondisinya, karena kemarin dibilang keluarga gak memungkinkan ikut UN. Kami juga sudah jadwalkan kalau dia baikkan tanggal 13 ikut UN susulan. Karena UN susulankan tanggal 13 sampe 15, kita udah laporkan ke dinas,” kata Ermansyah.

Jadi, lanjutnya, kunjungan hari ini juga untuk meninjau kesiapan Gita tanggal 13. “Namun Allah berkata lain. Tadi saya sempat lihat jantung dan nafasnya terakhir, sedih kali. Gita itu anaknya baik, pintar, dia itu masuk di kelas unggulan. Selalu dapat peringkat, meskipun sudah yatim-piatu dia itu tetap menunjukkan dia mampu. Semangatnya belajar,” kata wali kelas Gita ini sambil menangis.

Sebelum Gita dibawa ke RS, ia sering melihat Gita lesu dan pucat. “Sebelumnya memang kami lihat dia pucat, jadi kami suruh periksa. Tapi karena tidak ada biaya, kasek, pihak sekolah minta izin keluarga untuk membawa Gita dan ternyata ia sakit Jantung.

Selain Gita, di ruang Rindu B anak di RS yang sama, Virgo Manurung (14) anak dari Ruslan sinaga (38) dan Samansyah Manurung (38) siswa kelas 6 SD HKBP Jalan Tampar, Medan Belawan juga tidak bisa mengikuti UN karena kondisinya yang juga tidak memungkinkan. “Memang belum persiapan untuk jelang UN, karena  21 April dia udah disini. Tapi dia pengen ikut UN, gurunya tadi sudah nelpon, katanya ikut ujian susulan saja,” katanya.
Lanjutnya, warga Belawan, Jalan Maden Lama, Lingkungan I ini, anaknya tidak pernah menunjukkan sakit jantung. Hanya saja beberapa minggu sebelum Virgo dibawa ke RS, badannya demam dan sesak. Sebelum kesini kami bawa ke RS Delima, Martubung.

Dia mengharapkan anaknya dapat cepat sembuh agar bisa mengikuti UN susulan. “Harapannya yah cepat sembuh, biar bisa ikut UN susulan,” katanya. (ram/mag-8/mag-13/mag-7)

MEDAN- Pada hari pertama Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar (SD) di Kota Medan sedikit mengalami kendala. Sebab, ada 3 siswa SD Percobaan Jalan Sei Petani mendapat lembar jawaban komputer (LJK) dalam keadaan rusak. Lembar jawaban ditemukan dalam kondisi sobek di pinggir serta pada bulatan untuk kode jawaban terlihat kotor. Lembar jawaban yang kotor dikhawatirkan pada saat pemindaian LJK tidak terbaca oleh komputer.

BERDOA: Foto kiri, Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) Percobaan Jalan Sei Petani Medan, berdoa  sebelum melaksanakan Ujian Nasional (UN)  siswa SD Percobaan tekun mengikuti UN//AMINOER RASYID/SUMUT POS
BERDOA: Foto kiri, Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) Percobaan Jalan Sei Petani Medan, berdoa sebelum melaksanakan Ujian Nasional (UN) dan siswa SD Percobaan tekun mengikuti UN//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Kepala Sekolah SD Negeri Percobaan Kota Medan Elly Zarahmi mengaku, dirinya sempat risau dan gelisah akan psikologis siswanya yang mendapat LJK rusak itu. “Awal-nya saya ketakutan, karena kejadian ini tidak terduga.  Namun Saya sudah melaporkan ke Dinas Pendidikan Kota Medan jumlah siswa kita yang ikuti UN sehingga tak mungkin naskah bisa ditambah,” ujarnya.

Dijelaskannya dirinya sudah melaporkan bahwa ada 208 siswa mengikuti UN di SD Percontohan. Tetapi, pada saat pembukaan amplop berisi soal dan lembar jawaban, ada 3 lembar jawaban yang rusak. “Rusaknya variasi, ada yang double garisnya, ada yang garisnya tidak terang, ada yang kode nya tidak ada, dan lainnya,” jelasnya.

Saat mengetahui bahwa ada kertas jawaban yang tidak beres, pengawas tersebut langsung panik. “Karena itu, saya putuskan, agar anak tersebut tetap mengikuti UN Bahasa Indonesia, dan menyuruh mereka untuk menuliskan jawabannya berupa kode di kertas jawaban yang rusak. Setelah kertas jawaban yang baru datang, mereka tinggal pindahkan jawaban. Dan untuk itu, kita berikan mereka waktu tambahan, hingga mereka mampu menyelesaikan tugasnya,” jelasnya.

Elly mengatakan, akan segera memperbaiki berita acara terkait pelaksanaan UN tersebut sebagai pertanggung jawaban atas kertas jawaban yang rusak tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Sumut (Kadisdiksu) Muhammad Zein membenarkan hal tersebut dan akan berkordinasi kepada Dinas Pendidikan Kota Medan untuk segera mengganti LJK yang rusak. “Pengganti LJK yang rusak sudah dikirimkan Disdik Medan,” katanya.

Bagi siswa yang mendapatkan LJK rusak akan mendapatkan tambahan waktu, karena proses pengiriman LJK yang baru memakan waktu karena posisi Disdik Medan sedikit jauh dari SD Percobaan. “Siswa yang dapat LJK rusak akan diberikan waktu tambahan,” bebernya.
Untuk diketahui jumlah siswa SD Percobaan yang mengikuti UN berjumlah 208 dan di bagi menjadi 11 ruangan.

Sementara itu Sekertaris Panitia UN SD Medan, Abdul Johan Batubara mengatakan, siswa yang mendapat LJK rusak sudah langsung dikirimkan penggantinya. “Ketika mendapat laporan SD Percobaan kedapatan LJK rusak, naskah baru langsung dikirimkan penggantinya,” ucapnya singkat.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Parluhutan Hasibuan mengatakan, kejadian ini di luar kendalinya. Karena dirinya mengaku sudah melaporkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara akan lembar jawaban yang mereka siapkan. “Pemko Medan meminta sebanyak 43.084 lembar soal dan jawaban. Karena amplop yang dibuka saat ujian akan berlangsung, maka bagian yang rusak atau cacat diketahui saat terakhir,” ujarnya.
Karena itu, untuk mengantisipasi kertas jawaban yang rusak atau kurang, dinas pendidikan memberlakukan cadangan kertas jawaban. “Setiap sekolah kita sediakan 10 cadangan lembar jawaban. Cadangan itu kita simpan di Dinas Pendidikan Medan,” lanjutnya.

SDN 060924 Kekurangan Kertas Jawaban

Sedangkan pelaksaaan UN di SD Negeri 060924 sempat mengalami sedikit kendala karena kekuarangan 4 eksempler lembar jawaban. Namun, hal ini tidak menganggu UN, karena sudah dilengkapi dengan cadangan.

Hal ini terungkap ketika Walikota Medan diwakili Sekda Ir Syaiful Bahri MM didampingi Kepala Bagian Agama dan Pendidikan Drs H Suhaidi Lubis meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di sekolah yang berada di Jalan SM Raja kecamatan Medan Amplas,  Senin (6/5).

Jumlah seluruh siswa SD/MIN/SLB Kota Medan yang mengikuti UN ini sebanyak 43.084 orang, terdiri dari 40.845 siswa SD negeri dan swasta, 978  orang MIN, dan 37 orang SLB, UN ini berlangsung tiga hari mulai 6 sampai 8 Mei dengan materi ujian Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.
Sekda Medan Ir Syaiful bahri mengatakan,pelaksanaan UN  tingkat SD di Kota Medan hari pertama pada prinsipnya berjalan lancar, walaupun tadi di SDN 060924 ini ada kekurangan 4 eksemplar kertas jawaban namun sudah dilengkapi, diambil cadangannya dari Dinas Pendidikan  Kota Medan, jadi tidak ada masalah.

Dikatakannya, nantinya pelaksanaan ini kiranya dapat terus dipertahankan sampai selesainya pelaksanaan UN, dan kita semua nantinya berharap agar hasil dari ujian ini bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, dadn juga nantinya bisa membawa perubahan  sehingga kedepan pendidikan kita lebih baik lagi sesuai dengan harapan kita bersama. “Pada perinsipnya hari pertama UN ini berjalan lancar, walau kita tinjau di SD negeri ini, ada kekuranagn lembar jawaban namun dapat diatasi dengan mengagnti cadangan dari Dinas Pendidikan kota Medan, jadi tidak ada masalah,”  ujar Syaiful Bahri.

Sekda  Medan dalam kesempatan itu mengimbau kepada seluruh orang tua murid, bahwa pendidikan dapat merubah kehiduapan, dan pendidikan ini jangan hanya diserahkan kepada sekolah, kepada guru saja, tetapi juga orang tua ikut menghawasi pendidikan anak kita sehingga nantinya memberikan output atau uotcome kepada anak didik yang lebih optimal, dan diharapkan generasi kita ini bisa lebih baik, dan bisa meningkatkan kualitasnya dan memiliki daya saing dengan bangsa lainnya.

Kepala Sekolah SD Negeri 060924 Hj Masrawati SPd melaporkan, jumlah siswa yang mengikuti ujian di SD negeri 060924 ini sebanyak 100 orang, kesemuanya hadir, dan pelaksanaan ujian ini tidak ada hambatan berjalan lancar, sedangkan upaya sekolah dalam mempersiapkan siswa menghadapi UN ini telah melakukan les tambahan, serta melaksana berbagai try-out.

“Kelulusan para siswa pada tahun lalu sebasar 100 persen dan diharapkan kelulusan pasa siswa SD ini dapat terus di pertahankan, dan kita semua berharap nantinya  semua siswa mendapatkan kelulusan yang memuaskan,” harap Masrawati.

Peserta UN, Gita Meninggal

Sementara itu, Gita Miranda, anak yang sudah yatim piatu ini terdaftar mengikuti Ujian Nasional (UN) hari ini, Senin (6/5). Tapi karena kondisinya kritis, yakni komplikasi  jantung, ia harus mengikuti UN susulan yang dijadwalkan 13 Mei mendatang. Gita Miranda adalah pasien rujukan dari RSUD dr Pirngadi yang masuk pada (1/5) lalu. Namun takdir berkata lain, Gita meninggal dunia sekitar pukul 12.45 WIB, Senin (6/5) di Ruang ICU anak, Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP HAM).

Nursiah (46), tante Gita, tak mampu menahan tangis dan mengucapkan terimakasih atas ucapan belahsukawa yang diberikan semua teman dan sanak keluarga. Betapa tidak, keponakan yang sejak usia 5 tahun tinggal bersamanya.

Siswi SD 064036, Kecamatan Medan Kota, Turi Ujung ini diakui baru mengalami sakit sekitar 2 minggu lalu. Ia tinggal bersama nenek dan tantenya di Jalan Jati 3, Gang Masjid, Kelurahan Medan Denai. “Gita sudah mulai usia 5 tahun ditinggal ibunya. Ibunya meninggal karena kanker rahim. Ayahnya juga sudah meninggal waktu dia masih kecil karena hanyut di laut. Ayahnya memang seorang nelayan. Ketika menikahi ibunya, ayahnya punya anak 3 jadi dia anak ke 4, tapi kalau aslinya, dari ayah dan ibunya, Gita anak satu-satunya,” katanya mengisahkan. “Awalnya kami bawa ke RS Muhammadiyah, tapi setelah itu diperintahkan untuk dibawa ke RS pirngadi. Setelah di sana, Gita mengalami kelainan jantung dan dirujuk ke RS Adam Malik,” katanya.
Gita adalah anak yang baik, pintar dan rajin. “Gita itu baik, pintar, mau UN ini dia belajar. Semua peralatan UN pun udah disiapkan, pensil, penghapus, papan ujian, semua alat-alat UN sudah siap. Gurunya juga kemarin ke sini lihat Gita, bisa gak ikut UN hari ini. Tapi ternyata kondisi gak memungkinkan,” ujar Nursiah, tante Gita.

Humas RSUP HAM Sairi Saragih mengatakan, Gita Miranda masuk tanggal 1 Mei dengan menggunakan Jamkesda Provinsi dan Virgo pada tanggal 21 April dengan jamkesmas. “Gita ini ada komplikasi pada jantungnya, sudah banyak cairan di kelenjarnya,” ujarnya.

Sedangkan kepala sekolah SD 064036, Dra Hj Paujia Rosmini, MM bersama wali kelas Gita, Ermansyah Lubis juga terlihat mengunjungi Gita dan membantu proses jenazah dibawa pulang. “Usai UN, saya sengaja kemari, mau lihat kondisinya, karena kemarin dibilang keluarga gak memungkinkan ikut UN. Kami juga sudah jadwalkan kalau dia baikkan tanggal 13 ikut UN susulan. Karena UN susulankan tanggal 13 sampe 15, kita udah laporkan ke dinas,” kata Ermansyah.

Jadi, lanjutnya, kunjungan hari ini juga untuk meninjau kesiapan Gita tanggal 13. “Namun Allah berkata lain. Tadi saya sempat lihat jantung dan nafasnya terakhir, sedih kali. Gita itu anaknya baik, pintar, dia itu masuk di kelas unggulan. Selalu dapat peringkat, meskipun sudah yatim-piatu dia itu tetap menunjukkan dia mampu. Semangatnya belajar,” kata wali kelas Gita ini sambil menangis.

Sebelum Gita dibawa ke RS, ia sering melihat Gita lesu dan pucat. “Sebelumnya memang kami lihat dia pucat, jadi kami suruh periksa. Tapi karena tidak ada biaya, kasek, pihak sekolah minta izin keluarga untuk membawa Gita dan ternyata ia sakit Jantung.

Selain Gita, di ruang Rindu B anak di RS yang sama, Virgo Manurung (14) anak dari Ruslan sinaga (38) dan Samansyah Manurung (38) siswa kelas 6 SD HKBP Jalan Tampar, Medan Belawan juga tidak bisa mengikuti UN karena kondisinya yang juga tidak memungkinkan. “Memang belum persiapan untuk jelang UN, karena  21 April dia udah disini. Tapi dia pengen ikut UN, gurunya tadi sudah nelpon, katanya ikut ujian susulan saja,” katanya.
Lanjutnya, warga Belawan, Jalan Maden Lama, Lingkungan I ini, anaknya tidak pernah menunjukkan sakit jantung. Hanya saja beberapa minggu sebelum Virgo dibawa ke RS, badannya demam dan sesak. Sebelum kesini kami bawa ke RS Delima, Martubung.

Dia mengharapkan anaknya dapat cepat sembuh agar bisa mengikuti UN susulan. “Harapannya yah cepat sembuh, biar bisa ikut UN susulan,” katanya. (ram/mag-8/mag-13/mag-7)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/