32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Rumah Sakit Rujukan ‘Favorit’ Penuh

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) mengakui terjadi peningkatan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit rujukan. Namun, peningkatan pasien tersebut bukan terjadi di seluruh rumah sakit, melainkan yang favorit.

RS Royal Prima

“Tidak semua rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut penuh. Yang penuh hanya rumah sakit favorit. Seperti RS Royal Prima, RS Bunda Thamrin, dan RS Murni Teguh. Rumah sakit itu yang betul-betul full,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, Kamis (6/5)n

Alwi menuturkan, secara keseluruhan total penggunaan kamar yang terpakai mencapai 60 persen. Hal itu diakuinya perlu disikapi. “Makanya besok kita rapat mengundang rumah sakit untuk meningkatkan kapasitas,” ucapnya.

Menurut dia, meningkatnya jumlah hunian ruang perawatan Covid-19 disebabkan beberapa hal. Antara lain, tidak sesuainya rasio kamar isolasi dengan ruang ICU. Misalnya, apabila ada 100 kamar isolasi, semestinya ada paling sedikit 15 ruang ICU. “Supaya ketika terjadi pemberatan, tidak mesti dirujuk ke tempat lain. Itu yang meningkatkan angka kematian,” sebutnya.

Selain itu, penyebab lainnya adalah soal isolasi mandiri. “Harusnya isolasi mandiri ditetapkan dokter, baru dia diawasi. Sekarang dia belum ditetapkan dokter, tidak diawasi, dia tidak mau ke rumah sakit. Ke rumah sakit (kalau) terjadi ke pemberatan. Kalau berat, dia akan dirawat panjang. Misalnya 10 hari, karena masuk berat jadi 20 hari bahkan 30 hari. Artinya mengurangi keterpakaian tempat tidur,” terang Alwi.

Sementara, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah menambahkan, tren kasus baru terkonfirmasi Covid-19 di Sumut dalam beberapa hari terakhir sedang mengalami kenaikan. Akibatnya, bed occupancy rate ruang isolasi di Kota Medan saat ini pun nyaris penuh.

Aris mengakui, beda okupansi rate ruang isolasi untuk Covid-19 tersebut memang meningkat dari biasanya. Perkiraan jumlahnya bahkan berada di atas 80 persen untuk di Kota Medan. “Kalau penuh ya wajar, karena bed okupansi rate meningkat dari pada biasanya,” sebutnya.

Hal ini, kata Aris, dikarenakan banyak di antara Orang Tanpa Gejala (OTG) yang kini minta dirawat. Di samping, angka kasus aktif di Sumut yang jumlahnya terus bertambah. “Makanya saat ini kita upayakan agar RSUD dan rumah sakit yang ada di luar Medan juga ikut merawat Covid-19. Jadi tidak semuanya didorong ke Medan,” cetusnya.

Ia menambahkan, bila bed occupancy rate untuk penderita Covid-19 meningkat. Sementara kasus di daerah semuanya didorong ke Medan. Tentu lambat laun daya tampung rumah sakit di ibu kota Provinsi Sumut ini akan penuh.

Untuk itu, Satgas Covid-19 Sumut meminta agar daerah ikut membantu dengan merawat sendiri pasien Covid-19 nya. “Jangan OTG semuanya didorong ke Medan. Karena itu, diimbau agar kabupaten/kota ikut membantu kasus di daerahnya,” tandas Aris.

Pemprovsu: Masih Ada 50 Persen Lagi

Meski RS Rujukan favorit penuh, Pemprov Sumut menegaskan masyarakat jangan panik dan takut, apalagi termakan isu bahwa tempat tidur untuk menampung pasien Covid pada rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut tidak tersedia lagi saat ini.

“Penuh itu gini… jadi rumah sakit di Sumatera Utara itu baru 50% terpakai menangani Covid-19. Jadi masih ada 50% lagi rumah sakit negeri dan swasta yang belum menangani tentang covid,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menjawab wartawan, Kamis (6/5).

Karenanya ia mengimbau masyarakat jangan berputus asa. Tidak benar rumah sakit tak mampu menangani. “Salah itu. Tidak ada istilah sanggup dan tidak sanggup. Kita sudah punya plan A, plan B, dan plan C. Apabila meningkat, ini akan begini. Jangan putus asa,” tegasnya.

Penuhnya pasien di beberapa rumah sakit, menurut dia, adalah ekses dari meningkatnya pasien covid dan tutupnya rumah sakit rujukan utama covid, yakni RS Martha Friska di Komplek Multatuli Medan.

“Untuk itu seluruh masyarakat Sumut waspadai, tetap laksanakan protokol kesehatan seperti pakai masker, cuci tangan, menjaga jarak. Itu yang paling pas untuk menangani Covid,” ujarnya.

Kadinkes Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, juga memastikan bahwa sejumlah RS rujukan, masih dapat menampung pasien covid-19. Sampai saat ini, sebut dia, total keterisian pasien Covid-19 di RS ada sebanyak 60 persen lebih. Jadi, bila ada kasus pasien Covid-19 baru, masih dapat ditangani di RS rujukan.

Adapun RS yang masih dapat menampung pasien Covid-19, salahsatunya adalah RSUP Adam Malik Medan. “Kalau penuh masih ada, di antaranya Rumah Sakit Adam Malik,” sebutnya.

Direktur RSUP Adam Malik, dr Zainal Safri mengungkapkan, total 170 unit total tempat tidur khusus untuk pasien Covid-19, yang baru terisi sebanyak 100 unit. Menurutnya, tidak benar kalau ada yang mengatakan seluruh RS rujukan dipenuhi pasien Covid-19 yang sedang menjalani perawatan.

Begitupun diakui dia, dalam beberapa hari ini, terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Sumut.

“Kalau kami total 170 tempat tidur, baru terisi 100. Jadi masih ada tempat tidur. Berita penuh memang ada di RS di tengah kota, itu yang pengunjungnya selalu ramai,” ujar Zainal.

Bahkan, dalam waktu dekat RSUP Adam Malik Medan akan kembali menambah 12 ruangan ICU untuk mendukung pelayanan bagi pasien Covid-19. Tak hanya itu, jumlah tempat tidur pun akan kembali ditambah, demi dapat menampung pasien Covid-19 yang butuh penanganan.

“Adam Malik mungkin akan menambah lagi tempat tidur menjadi 240 unit. Sekarang ini 170 unit, tapi yang terisi masih seratus,” pungkasnya. (ris/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) mengakui terjadi peningkatan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit rujukan. Namun, peningkatan pasien tersebut bukan terjadi di seluruh rumah sakit, melainkan yang favorit.

RS Royal Prima

“Tidak semua rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut penuh. Yang penuh hanya rumah sakit favorit. Seperti RS Royal Prima, RS Bunda Thamrin, dan RS Murni Teguh. Rumah sakit itu yang betul-betul full,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, Kamis (6/5)n

Alwi menuturkan, secara keseluruhan total penggunaan kamar yang terpakai mencapai 60 persen. Hal itu diakuinya perlu disikapi. “Makanya besok kita rapat mengundang rumah sakit untuk meningkatkan kapasitas,” ucapnya.

Menurut dia, meningkatnya jumlah hunian ruang perawatan Covid-19 disebabkan beberapa hal. Antara lain, tidak sesuainya rasio kamar isolasi dengan ruang ICU. Misalnya, apabila ada 100 kamar isolasi, semestinya ada paling sedikit 15 ruang ICU. “Supaya ketika terjadi pemberatan, tidak mesti dirujuk ke tempat lain. Itu yang meningkatkan angka kematian,” sebutnya.

Selain itu, penyebab lainnya adalah soal isolasi mandiri. “Harusnya isolasi mandiri ditetapkan dokter, baru dia diawasi. Sekarang dia belum ditetapkan dokter, tidak diawasi, dia tidak mau ke rumah sakit. Ke rumah sakit (kalau) terjadi ke pemberatan. Kalau berat, dia akan dirawat panjang. Misalnya 10 hari, karena masuk berat jadi 20 hari bahkan 30 hari. Artinya mengurangi keterpakaian tempat tidur,” terang Alwi.

Sementara, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah menambahkan, tren kasus baru terkonfirmasi Covid-19 di Sumut dalam beberapa hari terakhir sedang mengalami kenaikan. Akibatnya, bed occupancy rate ruang isolasi di Kota Medan saat ini pun nyaris penuh.

Aris mengakui, beda okupansi rate ruang isolasi untuk Covid-19 tersebut memang meningkat dari biasanya. Perkiraan jumlahnya bahkan berada di atas 80 persen untuk di Kota Medan. “Kalau penuh ya wajar, karena bed okupansi rate meningkat dari pada biasanya,” sebutnya.

Hal ini, kata Aris, dikarenakan banyak di antara Orang Tanpa Gejala (OTG) yang kini minta dirawat. Di samping, angka kasus aktif di Sumut yang jumlahnya terus bertambah. “Makanya saat ini kita upayakan agar RSUD dan rumah sakit yang ada di luar Medan juga ikut merawat Covid-19. Jadi tidak semuanya didorong ke Medan,” cetusnya.

Ia menambahkan, bila bed occupancy rate untuk penderita Covid-19 meningkat. Sementara kasus di daerah semuanya didorong ke Medan. Tentu lambat laun daya tampung rumah sakit di ibu kota Provinsi Sumut ini akan penuh.

Untuk itu, Satgas Covid-19 Sumut meminta agar daerah ikut membantu dengan merawat sendiri pasien Covid-19 nya. “Jangan OTG semuanya didorong ke Medan. Karena itu, diimbau agar kabupaten/kota ikut membantu kasus di daerahnya,” tandas Aris.

Pemprovsu: Masih Ada 50 Persen Lagi

Meski RS Rujukan favorit penuh, Pemprov Sumut menegaskan masyarakat jangan panik dan takut, apalagi termakan isu bahwa tempat tidur untuk menampung pasien Covid pada rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut tidak tersedia lagi saat ini.

“Penuh itu gini… jadi rumah sakit di Sumatera Utara itu baru 50% terpakai menangani Covid-19. Jadi masih ada 50% lagi rumah sakit negeri dan swasta yang belum menangani tentang covid,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menjawab wartawan, Kamis (6/5).

Karenanya ia mengimbau masyarakat jangan berputus asa. Tidak benar rumah sakit tak mampu menangani. “Salah itu. Tidak ada istilah sanggup dan tidak sanggup. Kita sudah punya plan A, plan B, dan plan C. Apabila meningkat, ini akan begini. Jangan putus asa,” tegasnya.

Penuhnya pasien di beberapa rumah sakit, menurut dia, adalah ekses dari meningkatnya pasien covid dan tutupnya rumah sakit rujukan utama covid, yakni RS Martha Friska di Komplek Multatuli Medan.

“Untuk itu seluruh masyarakat Sumut waspadai, tetap laksanakan protokol kesehatan seperti pakai masker, cuci tangan, menjaga jarak. Itu yang paling pas untuk menangani Covid,” ujarnya.

Kadinkes Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, juga memastikan bahwa sejumlah RS rujukan, masih dapat menampung pasien covid-19. Sampai saat ini, sebut dia, total keterisian pasien Covid-19 di RS ada sebanyak 60 persen lebih. Jadi, bila ada kasus pasien Covid-19 baru, masih dapat ditangani di RS rujukan.

Adapun RS yang masih dapat menampung pasien Covid-19, salahsatunya adalah RSUP Adam Malik Medan. “Kalau penuh masih ada, di antaranya Rumah Sakit Adam Malik,” sebutnya.

Direktur RSUP Adam Malik, dr Zainal Safri mengungkapkan, total 170 unit total tempat tidur khusus untuk pasien Covid-19, yang baru terisi sebanyak 100 unit. Menurutnya, tidak benar kalau ada yang mengatakan seluruh RS rujukan dipenuhi pasien Covid-19 yang sedang menjalani perawatan.

Begitupun diakui dia, dalam beberapa hari ini, terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Sumut.

“Kalau kami total 170 tempat tidur, baru terisi 100. Jadi masih ada tempat tidur. Berita penuh memang ada di RS di tengah kota, itu yang pengunjungnya selalu ramai,” ujar Zainal.

Bahkan, dalam waktu dekat RSUP Adam Malik Medan akan kembali menambah 12 ruangan ICU untuk mendukung pelayanan bagi pasien Covid-19. Tak hanya itu, jumlah tempat tidur pun akan kembali ditambah, demi dapat menampung pasien Covid-19 yang butuh penanganan.

“Adam Malik mungkin akan menambah lagi tempat tidur menjadi 240 unit. Sekarang ini 170 unit, tapi yang terisi masih seratus,” pungkasnya. (ris/prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/