32.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Sebelum Kabur Penipu Ngajak Dugem

Korban Penipuan Rp40 M Ramai-ramai Lapor Polisi

MEDAN- Korban penipuan yang dilakukan wanita bernama Dewi Astati (DA) ramai-ramai mengadu ke polisi. Enam warga masing-masing Ida, Richa, Nanggal, Ibu Purba dan Juli serta Aminuddin Harahap mengadu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolda Sumut dengan nomor pengaduan No Pol TBL/429/VII/2011/SPKT II, Rabu (6/7).

Juli mengaku menyetor sebanyak Rp800 juta, kemudian Ibu Purba sekitar Rp120 juta, dan yang paling banyak adalah Richa yang telah menyetor hampir Rp4 miliar.

Ida (50) menuturkan, awalnya Dwi Astati mengaku, dirinya akan berbisnis alat-alat berat. Setelah nanti bisnis berjalan, maka uang yang dipinjamkannya akan dikembalikan dengan keuntungan yang lebih besar serta pengembalian modal. Sayangnya, hingga lima kali dirinya meminta uang itu kembali, Dwi Astati selalu berkilah “Dia pinjam katanya untuk bisnis alat berat. Dan janjinya, akan dikembalikan bulan Maret.

Setelah bulan Maret, saya tagih. Sudah lima kali saya tagih tapi katanya ditunda sampai bulan April. Waktu bulan April, saat ditagih ternyata dia (Dwi Astati, Red) sudah lari. Ini kuitansi yang Rp50 juta, nanti kalau sudah ketangkap baru kita buka semuanya. Waktu itu juga, saat saya tagih saya diberi cek atas tandatangan dia. Ternyata waktu mau dicairkan, eh rupanya cek kosong,” ungkap perempuan berjilbab itu.

Lebih lanjut Ida menuturkan, dirinya stres jika mengingat-ingat hal itu. “Kalau mengingat-ingat jumlah yang dipinjamnya, stres saya. Jika sudah bertemu baru saya tagih,” aku Ida.
Sementara itu, korban lainnya L Br Purba (45), Purba lebih banyak diam tak banyak bicara. Sama halnya dengan Aminuddin Harahap yang tertipu Rp400 juta. Lain halnya dengan Bu Nanggal yang tertipu Rp220 juta.

Meskipun dirinya juga menjadi korban, tapi terlihat tetap tegar dan selalu tersenyum. “Saya dengar, ada satu korban yang telah menginvestasikan sebesar Rp11 miliar, dan kalau tidak salah juga merupakan saudaranya sekarang sudah stres. Stres memikirkan bagaimana mengembalikan uang itu. karena semua uang itu bukan hanya uangnya sendiri,” terangnya.
Sedangkan Richa yang diperkirakan telah merugi hampir Rp4 miliar, hanya bisa bersembunyi di dalam mobil di parkir Mapoldasu.

Menurut mereka, jumlah korban penipuan yang dilakukan Dwi Astati berkisar 30 orang lebih. Karena, terdengar kabar lagi, saudara-saudara para korban ini yang berada di Pulau Jawa seperti Bandung, Tangerang dan daerah lainnya juga telah mengaku dihubungi oleh Dwi Astati.

“Bukan hanya kami, masih banyak lagi yang lain. Tapi yang lain mungkin malu melaporkannya. Bahkan ada yang tertipu Rp11 miliar,” kata Ida yang dibenarkan korban lain.

Sebelumnya wanita itu bernama Melivina, warga Simalingkar juga sudah mengadu ke Malporesta Medan, Selasa (5/7). Dia mengaku mengalami kerugian mencapai Rp1,3 miliar. Sementara korban lainnya juga berniat akan melapor ke polisi.

Erna, salah seorang korban kepada Sumut Pos juga mengaku telah tertipu sebanyak Rp150 juta tersebut, kepercayaannya timbul dan bersedia menginvestasikan dana miliknya kepada DA dikarenakan, dijanjikan akan mendapat fee bulanan sebesar 3,5 persen dari total nominal yang diinvestasikan.

“Saya kenal dengan DA sejak 8 tahun lalu. Saya diajak ikut itu sejak awal tahun ini, dengan janji fee 3,5 persen setiap bulannya. Memang saya sempat beberapa kali dapat fee itu. Namun saat saya minta uang modal saya kembali di bulan April lalu, tidak dikasih DA dengan alasan akan cair secara keseluruhannya di 27 Juni 2011 lalu. Ternyata sampai sekarang tidak ada,” bebernya.

Erna yang mengaku merasa curiga sejak April bahkan telah mencari DA hingga ke rumah orangtuanya di Jalan Garu VI Gang Merbok. Bukan hanya menagih, Erna juga sempat begadang menunggu DA di rumah orangtuanya itu.

“Di rumahnya di Johor sudah entah berapa kali, ke rumah orangtuanya juga. Begadang sampai pukul 04.00 WIB pagi pun sudah. Tapi memang udah lari orangnya. Orangtua perempuan DA yakni, Siti Fatimah (SF) juga katanya pergi dengan DA,” kata ibu muda yang tinggal di Jalan Bunga Ncole Komplek Lizardi Medan Tuntungan tersebut.

Diutarakannya, Erna memberikan uang sebesar Rp150 juta untuk investasi pada bisnis yang katanya digeluti DA secara bertahap. Tahap pertama sebesar Rp10 juta, kedua Rp20 juta, ketiga Rp10 juta, keempat Rp10 juta dan terakhir sebesar Rp100 juta.

“Kalau saya secara bertahap. Yang lain tidak tahu. Yang lain juga katanya sudah keluar miliaran, dan fee yang dijanjikan oleh DA pun bervariasi tergantung dari nominal uang yang diinvestasikan. Rata-ratanya antara 3,5 persen hingga 10 persen,” cetusnya.

Sementara itu, salah seorang korban lainnya, Ida yang berprofesi sebagai pedagang mengaku, dirinya kerap kali diajak dugem oleh DA. Lokasi yang dipilih DA adalah Inul Vista. Sayangnya, Ida tidak pernah mau untuk ikut dugem.

“Beberapa kali sebelum kabur itu, saya sering diajak dugem di Inul Vista. Tapi saya tidak mau,” ungkap perempuan yang mengaku telah menginvestasikan dana sebesar Rp360 juta kepada DA.

Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) AKBP Prastiono menyatakan, laporan para korban akan diproses dan dilakukan penyelidikan. “Semoga kasus ini cepat terbongkar,”kata Agus.
Sementara begitu kasusnya mencuat akun facebook milik Dewi Astati langsung diperbaharui.

Foto-foto Dewi Asti yang sempat terpajang langsung dihapus dan tinggal tanda tanya. Dari hasil penelusuran wartawan koran ini di akun Dewi Astati mulai berubah sejak Selasa (5/7).

Dalam akun terakhirnya, info tentang Dewi Asti cuma tertulis jenis kelamin perempuan, Dewi hanya berbagi beberapa informasi profil dengan semua orang. Jika anda mengenal Dewi, tambahkan dia sebagai teman atau kirimi ia pesan. Semua daftar temannya juga sudah tak ada lagi. (ari/mag-7)

Korban Penipuan Rp40 M Ramai-ramai Lapor Polisi

MEDAN- Korban penipuan yang dilakukan wanita bernama Dewi Astati (DA) ramai-ramai mengadu ke polisi. Enam warga masing-masing Ida, Richa, Nanggal, Ibu Purba dan Juli serta Aminuddin Harahap mengadu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolda Sumut dengan nomor pengaduan No Pol TBL/429/VII/2011/SPKT II, Rabu (6/7).

Juli mengaku menyetor sebanyak Rp800 juta, kemudian Ibu Purba sekitar Rp120 juta, dan yang paling banyak adalah Richa yang telah menyetor hampir Rp4 miliar.

Ida (50) menuturkan, awalnya Dwi Astati mengaku, dirinya akan berbisnis alat-alat berat. Setelah nanti bisnis berjalan, maka uang yang dipinjamkannya akan dikembalikan dengan keuntungan yang lebih besar serta pengembalian modal. Sayangnya, hingga lima kali dirinya meminta uang itu kembali, Dwi Astati selalu berkilah “Dia pinjam katanya untuk bisnis alat berat. Dan janjinya, akan dikembalikan bulan Maret.

Setelah bulan Maret, saya tagih. Sudah lima kali saya tagih tapi katanya ditunda sampai bulan April. Waktu bulan April, saat ditagih ternyata dia (Dwi Astati, Red) sudah lari. Ini kuitansi yang Rp50 juta, nanti kalau sudah ketangkap baru kita buka semuanya. Waktu itu juga, saat saya tagih saya diberi cek atas tandatangan dia. Ternyata waktu mau dicairkan, eh rupanya cek kosong,” ungkap perempuan berjilbab itu.

Lebih lanjut Ida menuturkan, dirinya stres jika mengingat-ingat hal itu. “Kalau mengingat-ingat jumlah yang dipinjamnya, stres saya. Jika sudah bertemu baru saya tagih,” aku Ida.
Sementara itu, korban lainnya L Br Purba (45), Purba lebih banyak diam tak banyak bicara. Sama halnya dengan Aminuddin Harahap yang tertipu Rp400 juta. Lain halnya dengan Bu Nanggal yang tertipu Rp220 juta.

Meskipun dirinya juga menjadi korban, tapi terlihat tetap tegar dan selalu tersenyum. “Saya dengar, ada satu korban yang telah menginvestasikan sebesar Rp11 miliar, dan kalau tidak salah juga merupakan saudaranya sekarang sudah stres. Stres memikirkan bagaimana mengembalikan uang itu. karena semua uang itu bukan hanya uangnya sendiri,” terangnya.
Sedangkan Richa yang diperkirakan telah merugi hampir Rp4 miliar, hanya bisa bersembunyi di dalam mobil di parkir Mapoldasu.

Menurut mereka, jumlah korban penipuan yang dilakukan Dwi Astati berkisar 30 orang lebih. Karena, terdengar kabar lagi, saudara-saudara para korban ini yang berada di Pulau Jawa seperti Bandung, Tangerang dan daerah lainnya juga telah mengaku dihubungi oleh Dwi Astati.

“Bukan hanya kami, masih banyak lagi yang lain. Tapi yang lain mungkin malu melaporkannya. Bahkan ada yang tertipu Rp11 miliar,” kata Ida yang dibenarkan korban lain.

Sebelumnya wanita itu bernama Melivina, warga Simalingkar juga sudah mengadu ke Malporesta Medan, Selasa (5/7). Dia mengaku mengalami kerugian mencapai Rp1,3 miliar. Sementara korban lainnya juga berniat akan melapor ke polisi.

Erna, salah seorang korban kepada Sumut Pos juga mengaku telah tertipu sebanyak Rp150 juta tersebut, kepercayaannya timbul dan bersedia menginvestasikan dana miliknya kepada DA dikarenakan, dijanjikan akan mendapat fee bulanan sebesar 3,5 persen dari total nominal yang diinvestasikan.

“Saya kenal dengan DA sejak 8 tahun lalu. Saya diajak ikut itu sejak awal tahun ini, dengan janji fee 3,5 persen setiap bulannya. Memang saya sempat beberapa kali dapat fee itu. Namun saat saya minta uang modal saya kembali di bulan April lalu, tidak dikasih DA dengan alasan akan cair secara keseluruhannya di 27 Juni 2011 lalu. Ternyata sampai sekarang tidak ada,” bebernya.

Erna yang mengaku merasa curiga sejak April bahkan telah mencari DA hingga ke rumah orangtuanya di Jalan Garu VI Gang Merbok. Bukan hanya menagih, Erna juga sempat begadang menunggu DA di rumah orangtuanya itu.

“Di rumahnya di Johor sudah entah berapa kali, ke rumah orangtuanya juga. Begadang sampai pukul 04.00 WIB pagi pun sudah. Tapi memang udah lari orangnya. Orangtua perempuan DA yakni, Siti Fatimah (SF) juga katanya pergi dengan DA,” kata ibu muda yang tinggal di Jalan Bunga Ncole Komplek Lizardi Medan Tuntungan tersebut.

Diutarakannya, Erna memberikan uang sebesar Rp150 juta untuk investasi pada bisnis yang katanya digeluti DA secara bertahap. Tahap pertama sebesar Rp10 juta, kedua Rp20 juta, ketiga Rp10 juta, keempat Rp10 juta dan terakhir sebesar Rp100 juta.

“Kalau saya secara bertahap. Yang lain tidak tahu. Yang lain juga katanya sudah keluar miliaran, dan fee yang dijanjikan oleh DA pun bervariasi tergantung dari nominal uang yang diinvestasikan. Rata-ratanya antara 3,5 persen hingga 10 persen,” cetusnya.

Sementara itu, salah seorang korban lainnya, Ida yang berprofesi sebagai pedagang mengaku, dirinya kerap kali diajak dugem oleh DA. Lokasi yang dipilih DA adalah Inul Vista. Sayangnya, Ida tidak pernah mau untuk ikut dugem.

“Beberapa kali sebelum kabur itu, saya sering diajak dugem di Inul Vista. Tapi saya tidak mau,” ungkap perempuan yang mengaku telah menginvestasikan dana sebesar Rp360 juta kepada DA.

Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) AKBP Prastiono menyatakan, laporan para korban akan diproses dan dilakukan penyelidikan. “Semoga kasus ini cepat terbongkar,”kata Agus.
Sementara begitu kasusnya mencuat akun facebook milik Dewi Astati langsung diperbaharui.

Foto-foto Dewi Asti yang sempat terpajang langsung dihapus dan tinggal tanda tanya. Dari hasil penelusuran wartawan koran ini di akun Dewi Astati mulai berubah sejak Selasa (5/7).

Dalam akun terakhirnya, info tentang Dewi Asti cuma tertulis jenis kelamin perempuan, Dewi hanya berbagi beberapa informasi profil dengan semua orang. Jika anda mengenal Dewi, tambahkan dia sebagai teman atau kirimi ia pesan. Semua daftar temannya juga sudah tak ada lagi. (ari/mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/