30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Dunia Krisis Pangan dan Energi, Jokowi Minta Masyarakat Manfaatkan Lahan Kosong untuk Pertanian

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo menyebutkan, saat ini banyak negara di dunia sedang mengalami krisis pangan. Hal itu dikatakan Presiden Joko Widodo yang didampingi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo saat menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 di Lapangan Merdeka Kota Medan, Kamis (7/7).

“Saat ini semua negara tidak dalam posisi yang aman-aman saja,” ucap Jokowi di hadapan Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mendagri Tito Karnavian, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Dikatakan Presiden Jokowi, ekonomi dunia sempat terpuruk akibat dilanda pandemi Covid-19 sejak akhir 2019 lalu.

“Dua setengah tahun kita hadapi pandemi Covid-19 dan sampai saat ini masih belum rampung, belum selesai. Alhamdulillah kita berada di posisi yang rendah, tetap harus waspada, jangan sampai naik lagi. Karena kalau pandeminya naik lagi, ekonomi akan lebih sulit untuk naik lagi,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden menjelaskan, selain krisis pangan, saat ini dunia juga tengah dihadapi dengan krisis energi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh situasi politik dunia, salah satunya karena perang Rusia – Ukraina yang hingga kini masih berlanjut.

“Hati-hati perang Ukraina, karena ini menyangkut pasokan energi di seluruh dunia. Dulu minyak dunia harganya 60 dolar (Amerika), sekarang 100 – 120 dolar per barel. Hati-hati,” katanya.

Pun begitu, sambung Presiden, Indonesia layak bersyukur sebab negara Indonesia masih mampu bertahan dengan tidak menaikkan harga Pertalite, sebab BBM RON 90 itu masih disubsidi oleh APBN.

“Tapi ingat, separuh kebutuhan BBM kita (Indonesia) masih import dari luar. Gas juga sama, (harga gas) internasional sudah naik lima kali lipat,” kata Jokowi.

Dijelaskan Presiden Jokowi, tak cuma harga BBM dan Gas sebagai sumber energi, harga komoditi pangan dunia juga mengalami kenaikan yang mencapai 30 – 50 persen.

Namun sekali lagi, Indonesia patut bersyukur sebab para petani di Indonesia masih terus memproduksi beras. Alhasil, selama 3 tahun terakhir Indonesia tidak lagi melakukan impor beras.

“Tapi hati-hati yang namanya komoditas pangan, utamanya gandum, kita impor gandum itu 11 juta ton, sedangkan Ukraina dan Rusia itu negara-negara penghasil gandum terbesar. Berjuta orang bergantung gandum dari ukraina dan rusia, tapi karena perang, stok nggak bisa keluar (ekspor). Akibatnya banyak saat ini negara-negara di eropa krisis bahan pangan, harganya pun pada naik,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Presiden
Joko Widodo mengingatkan tentang pentingnya kemandirian pangan. Jokowi pun meminta itu kepada wali kota dan bupati serta seluruh masyarakat untuk manfaatkan lahan kosong sebagai lahan untuk menanam bahan-bahan pangan dan tidak membiarkan adanya lahan kosong yang tidak dipergunakan.

“Saya mengajak seluruh warga untuk memanfaatkan lahan kosong untuk menanam dan beternak untuk memenuhi kebutuhan pangan kita dan anak-anak kita. Jika seluruh kita bergerak, maka akan cepat membuahkan hasil,” pungkasnya. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo menyebutkan, saat ini banyak negara di dunia sedang mengalami krisis pangan. Hal itu dikatakan Presiden Joko Widodo yang didampingi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo saat menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 di Lapangan Merdeka Kota Medan, Kamis (7/7).

“Saat ini semua negara tidak dalam posisi yang aman-aman saja,” ucap Jokowi di hadapan Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mendagri Tito Karnavian, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Dikatakan Presiden Jokowi, ekonomi dunia sempat terpuruk akibat dilanda pandemi Covid-19 sejak akhir 2019 lalu.

“Dua setengah tahun kita hadapi pandemi Covid-19 dan sampai saat ini masih belum rampung, belum selesai. Alhamdulillah kita berada di posisi yang rendah, tetap harus waspada, jangan sampai naik lagi. Karena kalau pandeminya naik lagi, ekonomi akan lebih sulit untuk naik lagi,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden menjelaskan, selain krisis pangan, saat ini dunia juga tengah dihadapi dengan krisis energi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh situasi politik dunia, salah satunya karena perang Rusia – Ukraina yang hingga kini masih berlanjut.

“Hati-hati perang Ukraina, karena ini menyangkut pasokan energi di seluruh dunia. Dulu minyak dunia harganya 60 dolar (Amerika), sekarang 100 – 120 dolar per barel. Hati-hati,” katanya.

Pun begitu, sambung Presiden, Indonesia layak bersyukur sebab negara Indonesia masih mampu bertahan dengan tidak menaikkan harga Pertalite, sebab BBM RON 90 itu masih disubsidi oleh APBN.

“Tapi ingat, separuh kebutuhan BBM kita (Indonesia) masih import dari luar. Gas juga sama, (harga gas) internasional sudah naik lima kali lipat,” kata Jokowi.

Dijelaskan Presiden Jokowi, tak cuma harga BBM dan Gas sebagai sumber energi, harga komoditi pangan dunia juga mengalami kenaikan yang mencapai 30 – 50 persen.

Namun sekali lagi, Indonesia patut bersyukur sebab para petani di Indonesia masih terus memproduksi beras. Alhasil, selama 3 tahun terakhir Indonesia tidak lagi melakukan impor beras.

“Tapi hati-hati yang namanya komoditas pangan, utamanya gandum, kita impor gandum itu 11 juta ton, sedangkan Ukraina dan Rusia itu negara-negara penghasil gandum terbesar. Berjuta orang bergantung gandum dari ukraina dan rusia, tapi karena perang, stok nggak bisa keluar (ekspor). Akibatnya banyak saat ini negara-negara di eropa krisis bahan pangan, harganya pun pada naik,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Presiden
Joko Widodo mengingatkan tentang pentingnya kemandirian pangan. Jokowi pun meminta itu kepada wali kota dan bupati serta seluruh masyarakat untuk manfaatkan lahan kosong sebagai lahan untuk menanam bahan-bahan pangan dan tidak membiarkan adanya lahan kosong yang tidak dipergunakan.

“Saya mengajak seluruh warga untuk memanfaatkan lahan kosong untuk menanam dan beternak untuk memenuhi kebutuhan pangan kita dan anak-anak kita. Jika seluruh kita bergerak, maka akan cepat membuahkan hasil,” pungkasnya. (map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/