25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Warga Hirup Asap Hitam Limbah RSU

foto: Aminoer Rasyid/Sumut Pos Cerobong Asap Milik RSU Pirngadi Medan.
foto: Aminoer Rasyid/Sumut Pos
Cerobong Asap Milik RSU Pirngadi Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pasca patahnya cerobong asap Incenerator yang setinggi 30 Meter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi, Medan karena hujan deras kemarin malam (3/11), menyebabkan asam hitam yang keluar dari cerobong yang kini memiliki tinggi sekitar 20 Meter mengganggu masyarakat sekitar rumah sakit.

Seperti masyarakat sekitar Jalan Perintis Kemerdekaan inisial LT mengeluh karena pembakaran limbah di rumah sakit milik Pemerintah Kota Medan (Pemko Medan) membuat masyarakat terganggu akibat asap yang terhirup oleh mereka.  “Asapnya sampai kerumah kami bang, kalau terus menghirup asap pembakaran limbah itu kan berbahaya untuk kami, sebelum cerobongnya patah pun kami udah sering menghirup asap itu apalagi kalau pendek seperti itu makin terasa lah,” ujar LT warga Doro Wati dan mengatakan sekitar pukul 12 siang keluar asap hitam pekat kelihatan jelas dari cerobong tersebut.

Kasubag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi, Edison Perangin-angin SH MKes MH saat dikonfirmasi mengatakan, cerobong asap tersebut runtuh akibat bencana alam. “Kita sudah konfirmasi kepada bagian penanganan pemeliharan gedung, dan akan segera kita perbaiki,” ujarnya.  (nit/ila)
Dan, rubuhnya cerobong itu akibat angin kencang yang disertai hujan,” tutur Edison.

Sementara, warga sekitar yang melihat saat cerobong asap yang terbuat dari besi itu patah hampir mengenai seorang pengendara mobil Avanza hitam.  “Hampir saja patahan cerobong asap itu mengenai mobil pengendara itu. Seharusnya, pihak RS Pirngadi itu melakukan pemeriksaan terhadap cerobong asap itu. Saat inikan lagi masuk musim hujan, udah gitu angin kencang juga. Mereka pihak rumah sakit seharusnya sudah memperkirakan daya tahannya, kalau beginikan bisa bahaya, apalagi kalau ada korban,” tutur WN warga Medan Perjuangan penarik becak bermotor yang sering mangkal di sekitaran rumah sakit.

Kasubag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi, Edison Perangin-angin SH MKes MH saat dikonfirmasi mengatakan, cerobong asap tersebut runtuh akibat bencana alam. “Kita sudah konfirmasi kepada bagian penanganan pemeliharan gedung, dan akan segera kita perbaiki. Dan, rubuhnya cerobong itu akibat angin kencang yang disertai hujan,” tutur Edison.

Dikatakannya lagi, cerobong asap dibangun sejak tahun 2004 lalu memiliki ketinggian 24 meter, dan 3 tahun lalu tahun 2011 dikarenakan standart ketinggian cerobong 4 tingkat, pihak rumah sakit menyambung setinggi  6 meter.  Total ketinggian setelah dilakukan penambahan cerobong asap ditahun 2011 setinggi 30 Meter.

Saat dipantau, di gedung pembakaran limbah rumah sakit, terlihat asap hitam yang menggempul keluar dari cerobong asap yang sudah patah tersebut. Meski cerobong asap sudah patah, pembakaran limbah tetap beroperasi. “Ya, pembakaran limbah akan tetap beroprasi, “ jelas Edison.

Sedangkan soal pelayanan, anggota Komisi B DPRD Medan Bahrumsyah berharap agar direktur RS Pirngadi lebih mengutamakan peningkatan pelayanan ke publik. Menurut Bahrumsyah, RS Pirngadi saat ini sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). “Kita akan kunjungan kerja dan memanggil direktur rumah sakit Pirngadi untuk mengetahui sejauh mana progress dan anggaran BLUD. Apa sudah benar dia (direktur) melakukan sesuai dengan manajemen BLUD, tata kelola keuangan dan apa terobosan yang sudah dilakukan,” kata Politisi PAN ini melalui selulernya.

Disebutkan Bahrumsyah, pihaknya juga akan mendalami BLUD yang anggaran pendapatannya tahun 2015 Rp 150 Milliar dan juga dengan target 2014. “Inikan sudah triwulan ke 4, sudah sejauh mana target pendapatannya,” pungkasnya. (nit/ila)

foto: Aminoer Rasyid/Sumut Pos Cerobong Asap Milik RSU Pirngadi Medan.
foto: Aminoer Rasyid/Sumut Pos
Cerobong Asap Milik RSU Pirngadi Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pasca patahnya cerobong asap Incenerator yang setinggi 30 Meter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi, Medan karena hujan deras kemarin malam (3/11), menyebabkan asam hitam yang keluar dari cerobong yang kini memiliki tinggi sekitar 20 Meter mengganggu masyarakat sekitar rumah sakit.

Seperti masyarakat sekitar Jalan Perintis Kemerdekaan inisial LT mengeluh karena pembakaran limbah di rumah sakit milik Pemerintah Kota Medan (Pemko Medan) membuat masyarakat terganggu akibat asap yang terhirup oleh mereka.  “Asapnya sampai kerumah kami bang, kalau terus menghirup asap pembakaran limbah itu kan berbahaya untuk kami, sebelum cerobongnya patah pun kami udah sering menghirup asap itu apalagi kalau pendek seperti itu makin terasa lah,” ujar LT warga Doro Wati dan mengatakan sekitar pukul 12 siang keluar asap hitam pekat kelihatan jelas dari cerobong tersebut.

Kasubag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi, Edison Perangin-angin SH MKes MH saat dikonfirmasi mengatakan, cerobong asap tersebut runtuh akibat bencana alam. “Kita sudah konfirmasi kepada bagian penanganan pemeliharan gedung, dan akan segera kita perbaiki,” ujarnya.  (nit/ila)
Dan, rubuhnya cerobong itu akibat angin kencang yang disertai hujan,” tutur Edison.

Sementara, warga sekitar yang melihat saat cerobong asap yang terbuat dari besi itu patah hampir mengenai seorang pengendara mobil Avanza hitam.  “Hampir saja patahan cerobong asap itu mengenai mobil pengendara itu. Seharusnya, pihak RS Pirngadi itu melakukan pemeriksaan terhadap cerobong asap itu. Saat inikan lagi masuk musim hujan, udah gitu angin kencang juga. Mereka pihak rumah sakit seharusnya sudah memperkirakan daya tahannya, kalau beginikan bisa bahaya, apalagi kalau ada korban,” tutur WN warga Medan Perjuangan penarik becak bermotor yang sering mangkal di sekitaran rumah sakit.

Kasubag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi, Edison Perangin-angin SH MKes MH saat dikonfirmasi mengatakan, cerobong asap tersebut runtuh akibat bencana alam. “Kita sudah konfirmasi kepada bagian penanganan pemeliharan gedung, dan akan segera kita perbaiki. Dan, rubuhnya cerobong itu akibat angin kencang yang disertai hujan,” tutur Edison.

Dikatakannya lagi, cerobong asap dibangun sejak tahun 2004 lalu memiliki ketinggian 24 meter, dan 3 tahun lalu tahun 2011 dikarenakan standart ketinggian cerobong 4 tingkat, pihak rumah sakit menyambung setinggi  6 meter.  Total ketinggian setelah dilakukan penambahan cerobong asap ditahun 2011 setinggi 30 Meter.

Saat dipantau, di gedung pembakaran limbah rumah sakit, terlihat asap hitam yang menggempul keluar dari cerobong asap yang sudah patah tersebut. Meski cerobong asap sudah patah, pembakaran limbah tetap beroperasi. “Ya, pembakaran limbah akan tetap beroprasi, “ jelas Edison.

Sedangkan soal pelayanan, anggota Komisi B DPRD Medan Bahrumsyah berharap agar direktur RS Pirngadi lebih mengutamakan peningkatan pelayanan ke publik. Menurut Bahrumsyah, RS Pirngadi saat ini sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). “Kita akan kunjungan kerja dan memanggil direktur rumah sakit Pirngadi untuk mengetahui sejauh mana progress dan anggaran BLUD. Apa sudah benar dia (direktur) melakukan sesuai dengan manajemen BLUD, tata kelola keuangan dan apa terobosan yang sudah dilakukan,” kata Politisi PAN ini melalui selulernya.

Disebutkan Bahrumsyah, pihaknya juga akan mendalami BLUD yang anggaran pendapatannya tahun 2015 Rp 150 Milliar dan juga dengan target 2014. “Inikan sudah triwulan ke 4, sudah sejauh mana target pendapatannya,” pungkasnya. (nit/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/