Kriminolog: Faktor Ekonomi
Sepanjang Oktober 2017, sedikitnya 6 pelaku kejahatan ditembak mati di Sumatera Utara. Para pelaku ditindak tegas polisi karena melawan petugas.
Kriminolog dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Alfi Syahri menyebutkan, kejahatan timbul karena beberapa faktor. Di antaranya faktor ekonomi. Lalu ada kesempatan dan peluang, kemudian narkoba yang membuat candu.
Dalam aksinya para begal tidak segan-segan melukai korbannya. Bahkan, para pelaku begal sudah semakin nekad melawan para aparatur kepolisian. Alasan ini juga membuat aparat kepolisian mengeluarkan kebijakan tembak mati para pelaku begal.
“Tembak di tempat tujuannya itu untuk menimbulkan efek jera,” imbuhnya.
Alfi menambahkan, penguatan Bhabinkamtibmas di setiap desa atau kelurahan perlu. Sehingga, segala bentuk kejahatan bisa dicegah sejak dini. “Perlu langkah yang dilakukan polisi, misalnya memberdayakan komunitas masyarakat, juga pembinaan terhadap komunitas,” ujar Sekretaris Program Prodi Ilmu Hukum UMSU itu.
Alfi menyatakan, saat ini, polisi di Sumut sudah memiliki sistem pelayanan online terpadu kepolisian. Layanan itu diberi nama ‘Polisi Kita Sumut. Layanan online yang bisa di download di telepon genggam berbasis Android ini dinilai efektif. Dengan hal itu, polisi siap datang lebih cepat untuk membantu dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Direktur Minauli Consulting, Irna Minauli menyatakan, pengaruh narkoba itu membuat orang-orang menjadi candu. Karena itulah, para pengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu
terus-terusan mencari uang dengan beragam cara, salah satunya begal.
“Para begal sudah menjadikan narkoba menjadi kebutuhan primer setara dengan
pangan, papan dan sandang. Pada banyak
kasus terbukti begal beraksi karena pengaruh narkoba. Kombinasi masalah yang cukup kompleks, antara kemiskinan, pengangguran dan kesempatan yang terbatas,” ujarnya, Senin (6/11) malam.
Dia menjelaskan, para begal menganggap salah satu cara termudah mendapat uang, dengan cara membegal. Hal ini sama dengan seseorang yang sudah merasa kepepet, akhirnya membuat para pecandu narkoba semakin nekad.
Soal begal semakin nekat, Irna mengatakan, setiap aksi begal yang dilakukan para pelaku begal akan mengundang reaksi masyarakat yang akhirnya juga membangkitkan rasa solidaritas pelaku begal. Disebut Irna, panggilan untuk balas dendam para pelaku begal, membuat para pelaku begal lebih sadis lagi.
“Jadi seperti lingkaran setan. Mereka merasa balas dendam dengan bertindak lebih sadis lagi juga agar masyarakat tidak berani. Namun faktanya, membuat masyarakat semakin marah,” pungkasnya. (dvs/
gus/ain/prn/ril)