25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Dikira Teroris, Ternyata …

Rina mengakui, 11 pekerja itu sempat berpindah hingga keberadaannya tak terendus oleh Polres Taput yang melakukan pengintaian. “Mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan, lalu dilacak kembali dan ditemukan di Tobasa,” sambung perwira menengah dengan pangkat tiga melati emas di pundaknya ini.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan Sat Intelkam Polres Tobasa dan berkordinasi dengan Densus 88 hingga Selasa (5/12) petang, kata Rina, tidak ditemukan adanya bukti keterlibatan aksi terorisme.

“Setelah di cek juga ke perusahaan yang mereka maksud, perusahaan itu juga mengakui kebenaran 11 karyawannya itu. Akhirnya, ke-11 orang yang diduga warga merupakan kelompok radikal sudah dipulangkan,” tandas Rina.

Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan menambahkan, karyawan UD Tabek Jaya tersebut telah berada di Kabupaten Tobasa selama lima hari. Rencananya, akan menetap sebulan.

“Mereka ngontrak selama 30 hari dengan biaya Rp 1 juta di rumah M Siahaan,” katanya.

Sebelum tiba di Tobasa, mereka sebelumnya juga pernah berjualan di Kisaran selama sebulan. Lalu, berada di Tomok, Kabupaten Samosir selama sebulan pada September 2016. Di Prapat Kabupaten Simalungun juga sebulan pada Oktober 2016.

Di Pangururan Kabupaten Samosir selama 15 hari pada November 2016. Kemudian di Kabupaten Humbang Hasundutan selama delapan hari dan tiga hari di Siborong-borong.

Sedangkan Kapolres Tobasa AKBP Jidin Siagian menyesalkan penyebar issu tertangkapnya teroris di wilayah hukumnya. Menurutnya, hal itu memicu timbulnya keresahan di tengah-tengah masyarakat. Padahal, pernyataan itu tidak pernah disampaikan kepada masyarakat.

“Lagi-lagi daerah kita diisukan tidak nyaman. Inilah yang sangat kita sesalkan. Jangan terlalu gampang menebar issu yang tidak benar, apalagi issu itu sangat rentan memicu keresahan masyarakat banyak,” katanya saat ditanyai terkait issu teroris.

Dibalik itu, Kapolres mengapresiasi kepedulian masyarakat Tobasa, tapi tetap diminta agar tidak terlalu mudah menyampaikan issu yang belum akurat kepada publik, terlebih issu-issu yang rentan mengganggu kenyamanan masyarakat.

Pantauan di ruang penyidik, Kapolres Tobasa AKBP Jidin Siagian tidak henti-hentinya menerima telepon yang mempertanyakan issu teroris dan bom di daerah itu. Berulang kali tampak Kapolres menjawab dari telepon genggamnya, bahwa tidak ada penangkapan teroris ataupun bom di daerah itu. “Tidak ada tangkapan teroris. Tidak ada bom,” jawab Kapolres melelaui handphone.

Bahkan, isu penangkapan teroris juga sudah menyebar melalui media sosial seperti facebook dan media online. Bahkan, salah satu penyebar issu mirip dengan nama seorang pejabat eselon IV, berstatus Kasubbag di Pemerintahan Kabupaten Tobasa.

Sebagaimana dikutip dari akun facebok atas nama Jhonsy Gomar Siagian, foto dan nama persis dengan Jhomsi Siagian SH yang merupakan Kasubbang Perlengkapan di Bagian Umum dan Perlengkapan Kabupaten Tobasa, pada 6 Desember 2016 menyebutkan “Sesuai berita yang beredar bahwa tadi. Dini hari di Jalan Cemara Tandang Buhit Kelurahan Pardede Onan, Kelompok Terduga Teroris sebanyak 10 orang ditangkap Densus 88 dan 1 orang melarikan diri, kita penduduk Tobasa untuk tetap Waspada 24 jam, bila perlu Pam Swakarsa segera dibentuk bekerja sama dengan Pihak Kepolisiaj, kasus ini akan terus dikembangkan ke seantero Tapanuli untuk Pam Natal Nasional di Humbahas, cukup seram. Mari jaga diri, keluarga dan tetap waspada perang dan lawan teroris pengacau Natal”

Meski belum dipastikan bahwa pemilik akun Jhonsy adalah oknum PNS, tapi akun tersebut seolah memperjelas pemilik issu teroris, pada saat menjawab pertanyaan statusnya. Jawaban Jhonsy yang ditulis dalam bahasa Batak,  “Ai dia do, bukti perluru tajam satu plastik, mangarakit Bom nama rencana on (mananya, bukti peluru tajam satu plastik, merakit Bom rencananya ini).”

“Sangat kita sesalkan, Issu seperti ini sangat rentan menuai kecemasan warga. Secara umum kita harus akui, bahwa pernyataan oknum PNS lebih cepat dicerna masyarakat luas,” tutur Abdi Saragi warga Siahaan Balige saat dimintai tanggapannya atas issu tersebut, Selasa (6/12).

Sementara Jhomsi Siagian SH ketika dicoba konfirmasi terkait kebenaran pemilik akun Jhonsy Gomar Siagian, tidak berhasil. Ditemui di ruang kerjanya, Bagian Umum dan Perlengkapan di Lantai dasar Kantor Bupati Tobasa, Jhonsi tidak berada di tempat. Kemudian dicoba konfirmasi melalui telepon selulernya yang diminta dari pejabat Bagian Umum dan Perlengkapan, Jhonsi tidak memberikan jawaban.

Rina mengakui, 11 pekerja itu sempat berpindah hingga keberadaannya tak terendus oleh Polres Taput yang melakukan pengintaian. “Mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan, lalu dilacak kembali dan ditemukan di Tobasa,” sambung perwira menengah dengan pangkat tiga melati emas di pundaknya ini.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan Sat Intelkam Polres Tobasa dan berkordinasi dengan Densus 88 hingga Selasa (5/12) petang, kata Rina, tidak ditemukan adanya bukti keterlibatan aksi terorisme.

“Setelah di cek juga ke perusahaan yang mereka maksud, perusahaan itu juga mengakui kebenaran 11 karyawannya itu. Akhirnya, ke-11 orang yang diduga warga merupakan kelompok radikal sudah dipulangkan,” tandas Rina.

Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan menambahkan, karyawan UD Tabek Jaya tersebut telah berada di Kabupaten Tobasa selama lima hari. Rencananya, akan menetap sebulan.

“Mereka ngontrak selama 30 hari dengan biaya Rp 1 juta di rumah M Siahaan,” katanya.

Sebelum tiba di Tobasa, mereka sebelumnya juga pernah berjualan di Kisaran selama sebulan. Lalu, berada di Tomok, Kabupaten Samosir selama sebulan pada September 2016. Di Prapat Kabupaten Simalungun juga sebulan pada Oktober 2016.

Di Pangururan Kabupaten Samosir selama 15 hari pada November 2016. Kemudian di Kabupaten Humbang Hasundutan selama delapan hari dan tiga hari di Siborong-borong.

Sedangkan Kapolres Tobasa AKBP Jidin Siagian menyesalkan penyebar issu tertangkapnya teroris di wilayah hukumnya. Menurutnya, hal itu memicu timbulnya keresahan di tengah-tengah masyarakat. Padahal, pernyataan itu tidak pernah disampaikan kepada masyarakat.

“Lagi-lagi daerah kita diisukan tidak nyaman. Inilah yang sangat kita sesalkan. Jangan terlalu gampang menebar issu yang tidak benar, apalagi issu itu sangat rentan memicu keresahan masyarakat banyak,” katanya saat ditanyai terkait issu teroris.

Dibalik itu, Kapolres mengapresiasi kepedulian masyarakat Tobasa, tapi tetap diminta agar tidak terlalu mudah menyampaikan issu yang belum akurat kepada publik, terlebih issu-issu yang rentan mengganggu kenyamanan masyarakat.

Pantauan di ruang penyidik, Kapolres Tobasa AKBP Jidin Siagian tidak henti-hentinya menerima telepon yang mempertanyakan issu teroris dan bom di daerah itu. Berulang kali tampak Kapolres menjawab dari telepon genggamnya, bahwa tidak ada penangkapan teroris ataupun bom di daerah itu. “Tidak ada tangkapan teroris. Tidak ada bom,” jawab Kapolres melelaui handphone.

Bahkan, isu penangkapan teroris juga sudah menyebar melalui media sosial seperti facebook dan media online. Bahkan, salah satu penyebar issu mirip dengan nama seorang pejabat eselon IV, berstatus Kasubbag di Pemerintahan Kabupaten Tobasa.

Sebagaimana dikutip dari akun facebok atas nama Jhonsy Gomar Siagian, foto dan nama persis dengan Jhomsi Siagian SH yang merupakan Kasubbang Perlengkapan di Bagian Umum dan Perlengkapan Kabupaten Tobasa, pada 6 Desember 2016 menyebutkan “Sesuai berita yang beredar bahwa tadi. Dini hari di Jalan Cemara Tandang Buhit Kelurahan Pardede Onan, Kelompok Terduga Teroris sebanyak 10 orang ditangkap Densus 88 dan 1 orang melarikan diri, kita penduduk Tobasa untuk tetap Waspada 24 jam, bila perlu Pam Swakarsa segera dibentuk bekerja sama dengan Pihak Kepolisiaj, kasus ini akan terus dikembangkan ke seantero Tapanuli untuk Pam Natal Nasional di Humbahas, cukup seram. Mari jaga diri, keluarga dan tetap waspada perang dan lawan teroris pengacau Natal”

Meski belum dipastikan bahwa pemilik akun Jhonsy adalah oknum PNS, tapi akun tersebut seolah memperjelas pemilik issu teroris, pada saat menjawab pertanyaan statusnya. Jawaban Jhonsy yang ditulis dalam bahasa Batak,  “Ai dia do, bukti perluru tajam satu plastik, mangarakit Bom nama rencana on (mananya, bukti peluru tajam satu plastik, merakit Bom rencananya ini).”

“Sangat kita sesalkan, Issu seperti ini sangat rentan menuai kecemasan warga. Secara umum kita harus akui, bahwa pernyataan oknum PNS lebih cepat dicerna masyarakat luas,” tutur Abdi Saragi warga Siahaan Balige saat dimintai tanggapannya atas issu tersebut, Selasa (6/12).

Sementara Jhomsi Siagian SH ketika dicoba konfirmasi terkait kebenaran pemilik akun Jhonsy Gomar Siagian, tidak berhasil. Ditemui di ruang kerjanya, Bagian Umum dan Perlengkapan di Lantai dasar Kantor Bupati Tobasa, Jhonsi tidak berada di tempat. Kemudian dicoba konfirmasi melalui telepon selulernya yang diminta dari pejabat Bagian Umum dan Perlengkapan, Jhonsi tidak memberikan jawaban.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/