32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Jadi Penangkaran Penyu, Dijaga Puluhan Marinir

Pulau Berhala, Keindahan Titik Terluar Indonesia (2)

Sambungan dari: Tempat Sesajen dan Sarang Bajak Laut

Pada masa kepemimpinan Sultan Sulaiman Shariful Alamshah, untuk mencapai Pulau Berhala bukanlah hal yang mudah. Minimal waktu yang harus ditempuh untuk mencapai pulau yang konon kabarnya sebagai tempat persemayaman Puteri Hijau (legenda Melayu Deli) sekitar 10 jam dari kawasan Pantai Cermin.

Juli R RAMBE -Farida Noris, Medan

INDAH: Pulau Berhala  terletak  Kabupaten Serdang Bedagai menawarkan keindahan alam laut  hutan kawasan.//juli ramadhani rambe/sumut pos
INDAH: Pulau Berhala yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai menawarkan keindahan alam laut dan hutan kawasan.//juli ramadhani rambe/sumut pos

Sebagai pulau terluar, pulau ini dilengkapi dengan mercusuar (navigasi). Tetapi, ternyata tugas sebagai penentu jalur ini sudah dilakoni pulau berhala sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Menurut Sekretaris Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial (Pusis) Universitas Negeri Medan (Unimed), Erond Damanik, Sejak bertahun-tahun yang lalu Pulau Berhala sudah terkenal. Bahkan, bagi pengelana internasional, pulau ini sebagai titik poin, penentu arah, dan navigasi. “Saat akan melewati Selat Malaka, maka mereka akan berpatok pada Pulau Berhala. Bila sudah melihat pulau ini, mereka yakin bahwa mereka berada di jalur yang benar,” ujarnya.

Dengan kata lain, daratan ini sebagai tempat persinggahan. Bahkan, di tempat ini juga sering terjadi kegiatan perdagangan. Ini dapat dilihat dari berbagai barang peninggalan sejarah, seperti mata uang, keramik, dan kurva. “Kalau dari catatan sejarah, dulunya ada yang berdomisili di pulau ini. Tapi saya tidak jelas, apakah dari Melayu Deli, pesisir, Riau, Jambi, atau Malaysia,” tambahnya.

Bertambahnya zaman dan teknologi yang terus meningkat dalam kehidupan masyarakat, cerita turun temurun ini pun mulai mengikis dibenak masyarakat. Bahkan, banyak anak muda yang sudah tidak mengetahui dengan pasti tentang legenda tersebut. Atau dengan kata lain, cerita seram tersebut sudah hanya menjadi legenda; kebenaran dari ceritanya sudah belum teruji secara ilmiah.

Pulau Berhala terletak di Selat Malaka atau tepatnya di 03° 46′ 24’’ LU 99° 29′ 58’’ BT yang terkenal sebagai perairan yang sangat kaya dengan berbagai jenis biota laut. Seperti ikan kerapu, ikan kakap, cumi, udang, kepiting, terumbu karang, dan lainnya. Dengan kekayaan yang dikandungnya, tidak mengherankan bila pulau ini sempat menjadi rebutan antara Malaysia, Kebupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Batubara.

Untuk mencapai pulau yang terkenal berbatu-batu besar ini, ada 3 jalur yang dapat dilalui. Pertama melalui Belawan yang jaraknya sekitar 72 mil atau sekitar 7 hingga 8 jam. Kemudian melalui Serdang Bedagai yang jaraknya sekitar 22 mil atau setara dengan 3 hingga 4 jam dengan speedboat. Atau melalui Kabupaten Batubara yang memakan waktu perjalanan selama 4 jam.

Beberapa waktu lalu, Pulau Berhala ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional. Itulah sebab pulau itu kini mendapat penjagaan ketat dari Korps Marinir dan TNI Angkatan Darat (AD). Saat pergantian tahun 2013, jumlah pengunjung ke pulau tersebut diperkirakan mencapai 300-an orang. Jumlah tersebut tentunya melonjak bila dibandingkan dengan hari biasa, di mana hanya 30-an orang, mayoritas nelayan, berkunjung ke pulau itu.

Ketika Anda berkunjung ke pulau ini, saat kapal mulai berlabuh di dermaga, dari kejauhan terlihat mercusuar yang menjulang tinggi di atas bukit. Di ujung mercusuar terdapat monumen lambang negara Indonesia yang mengarah ke Selat Malaka. Pemandangan hutan serta laut jernih dengan terumbu karang pun dengan cepat menghilangkan lelah setelah berjam-jam hanya memandang laut lepas. Sayangnya, dermaga di Pulau Berhala kurang terjaga kondisinya. Jembatan yang rusak membuat pengunjung harus berhati-hati melangkah.

Letnan Satu Marinir Arif Nugroho mengatakan Pulau Berhala dibuka untuk umum kurang lebih dua tahun. Ditempatkannya pasukan di pulau tersebut, sejak lepasnya Pulau Ligitan dan Sipadan dari NKRI.

Arif mengaku, ada 34 orang pasukan yang ditempatkan untuk menjaga Pulau Berhala. Masing-masing 24 orang dari Korps Marinir serta TNI AD ada 10 personel. Para pasukan ditempatkan untuk menjaga keamanan pulau. “Setiap harinya, beberapa orang dari pasukan ditugaskan mengelilingi pulau. Sehari bisa tiga kali. Karena kita hanya mengecek apakah ada kapal mencurigakan yang berlabuh di pulau ini. Tapi selama ini belum ada ya kapal asing yang memasuki Pulau Berhala. Tapi saya tekankan, status kita di sini untuk menjaga pulau bukan menjaga keamanan laut,” ujar Arif.

Berada di kawasan pulau yang jauh dari perkotaan, terkadang membuat jenuh. Bahkan masing-masing pasukan ditempatkan di pulau tersebut dengan masa tugas per enam bulan.

“Memang rasa jenuh itu pasti ada, apalagi jauh dari keluarga. Tapi karena ini bagian dari tugas, maka kegiatan-kegiatan positif terus kita lakukan seperti berolahraga, berenang di laut, memancing atau latihan-latihan kecil seperti lari menuju ke mercusuar,” urainya.

Nah, selain itu para pasukan juga memiliki kegiatan lainnya yang tak kalah menarik yaitu menjaga kelestarian penyu. Di sini ada sekira 300 ekor penyu yang sedang ditangkarkan. “Telur-telur penyu di pasir pantai, kita pindahkan ke dalam bak pasir supaya lebih aman. Saat ini yang sudah menetas itu ada sekira 200 telur penyu. Setelah menetas langsung kita pindahkan kebak berisi air. Penyu-penyu ini dipelihara sampai 40 hari untuk selanjutnya dilepaskan ke laut kalau memang sudah layak. Kita juga bekerja sama dengan Dinas Perikanan Serdang Bedagai,” sebutnya.

Begitupun, para petugas sangat ramah dengan kehadiran pengunjung. Selama dua hari berada di pulau tersebut, petugas tak segan-segan untuk berbagi seperti tempat penginapan maupun air bersih. Begitupula para nelayan. Jangan tanya bagaimana mudahnya kita mendapatkan ikan segar. Karena para nelayan akan memberikan ikan dengan cuma-cuma pada pengunjung. “Kalau untuk dimakan, para nelayan pasti memberi ikan sebanyak pengunjung mau. Meski pengunjung mau membayar ikan-ikan itu, tapi para nelayan pasti menolaknya. Lain lagi kalau ikan itu memang mau dijual, tentu mereka kasih patokan harga,” ujar Udin salah seorang nelayan.

Begitulah, banyak kisah yang didapat ketika berkesempatan ke Pulau Berhala. Edisi besok akan saya ceritakan perjalanan menuju pulau menarik itu. Ya, menikmati perjalanan laut yang menantang. (bersambung)

Pulau Berhala, Keindahan Titik Terluar Indonesia (2)

Sambungan dari: Tempat Sesajen dan Sarang Bajak Laut

Pada masa kepemimpinan Sultan Sulaiman Shariful Alamshah, untuk mencapai Pulau Berhala bukanlah hal yang mudah. Minimal waktu yang harus ditempuh untuk mencapai pulau yang konon kabarnya sebagai tempat persemayaman Puteri Hijau (legenda Melayu Deli) sekitar 10 jam dari kawasan Pantai Cermin.

Juli R RAMBE -Farida Noris, Medan

INDAH: Pulau Berhala  terletak  Kabupaten Serdang Bedagai menawarkan keindahan alam laut  hutan kawasan.//juli ramadhani rambe/sumut pos
INDAH: Pulau Berhala yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai menawarkan keindahan alam laut dan hutan kawasan.//juli ramadhani rambe/sumut pos

Sebagai pulau terluar, pulau ini dilengkapi dengan mercusuar (navigasi). Tetapi, ternyata tugas sebagai penentu jalur ini sudah dilakoni pulau berhala sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Menurut Sekretaris Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial (Pusis) Universitas Negeri Medan (Unimed), Erond Damanik, Sejak bertahun-tahun yang lalu Pulau Berhala sudah terkenal. Bahkan, bagi pengelana internasional, pulau ini sebagai titik poin, penentu arah, dan navigasi. “Saat akan melewati Selat Malaka, maka mereka akan berpatok pada Pulau Berhala. Bila sudah melihat pulau ini, mereka yakin bahwa mereka berada di jalur yang benar,” ujarnya.

Dengan kata lain, daratan ini sebagai tempat persinggahan. Bahkan, di tempat ini juga sering terjadi kegiatan perdagangan. Ini dapat dilihat dari berbagai barang peninggalan sejarah, seperti mata uang, keramik, dan kurva. “Kalau dari catatan sejarah, dulunya ada yang berdomisili di pulau ini. Tapi saya tidak jelas, apakah dari Melayu Deli, pesisir, Riau, Jambi, atau Malaysia,” tambahnya.

Bertambahnya zaman dan teknologi yang terus meningkat dalam kehidupan masyarakat, cerita turun temurun ini pun mulai mengikis dibenak masyarakat. Bahkan, banyak anak muda yang sudah tidak mengetahui dengan pasti tentang legenda tersebut. Atau dengan kata lain, cerita seram tersebut sudah hanya menjadi legenda; kebenaran dari ceritanya sudah belum teruji secara ilmiah.

Pulau Berhala terletak di Selat Malaka atau tepatnya di 03° 46′ 24’’ LU 99° 29′ 58’’ BT yang terkenal sebagai perairan yang sangat kaya dengan berbagai jenis biota laut. Seperti ikan kerapu, ikan kakap, cumi, udang, kepiting, terumbu karang, dan lainnya. Dengan kekayaan yang dikandungnya, tidak mengherankan bila pulau ini sempat menjadi rebutan antara Malaysia, Kebupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Batubara.

Untuk mencapai pulau yang terkenal berbatu-batu besar ini, ada 3 jalur yang dapat dilalui. Pertama melalui Belawan yang jaraknya sekitar 72 mil atau sekitar 7 hingga 8 jam. Kemudian melalui Serdang Bedagai yang jaraknya sekitar 22 mil atau setara dengan 3 hingga 4 jam dengan speedboat. Atau melalui Kabupaten Batubara yang memakan waktu perjalanan selama 4 jam.

Beberapa waktu lalu, Pulau Berhala ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional. Itulah sebab pulau itu kini mendapat penjagaan ketat dari Korps Marinir dan TNI Angkatan Darat (AD). Saat pergantian tahun 2013, jumlah pengunjung ke pulau tersebut diperkirakan mencapai 300-an orang. Jumlah tersebut tentunya melonjak bila dibandingkan dengan hari biasa, di mana hanya 30-an orang, mayoritas nelayan, berkunjung ke pulau itu.

Ketika Anda berkunjung ke pulau ini, saat kapal mulai berlabuh di dermaga, dari kejauhan terlihat mercusuar yang menjulang tinggi di atas bukit. Di ujung mercusuar terdapat monumen lambang negara Indonesia yang mengarah ke Selat Malaka. Pemandangan hutan serta laut jernih dengan terumbu karang pun dengan cepat menghilangkan lelah setelah berjam-jam hanya memandang laut lepas. Sayangnya, dermaga di Pulau Berhala kurang terjaga kondisinya. Jembatan yang rusak membuat pengunjung harus berhati-hati melangkah.

Letnan Satu Marinir Arif Nugroho mengatakan Pulau Berhala dibuka untuk umum kurang lebih dua tahun. Ditempatkannya pasukan di pulau tersebut, sejak lepasnya Pulau Ligitan dan Sipadan dari NKRI.

Arif mengaku, ada 34 orang pasukan yang ditempatkan untuk menjaga Pulau Berhala. Masing-masing 24 orang dari Korps Marinir serta TNI AD ada 10 personel. Para pasukan ditempatkan untuk menjaga keamanan pulau. “Setiap harinya, beberapa orang dari pasukan ditugaskan mengelilingi pulau. Sehari bisa tiga kali. Karena kita hanya mengecek apakah ada kapal mencurigakan yang berlabuh di pulau ini. Tapi selama ini belum ada ya kapal asing yang memasuki Pulau Berhala. Tapi saya tekankan, status kita di sini untuk menjaga pulau bukan menjaga keamanan laut,” ujar Arif.

Berada di kawasan pulau yang jauh dari perkotaan, terkadang membuat jenuh. Bahkan masing-masing pasukan ditempatkan di pulau tersebut dengan masa tugas per enam bulan.

“Memang rasa jenuh itu pasti ada, apalagi jauh dari keluarga. Tapi karena ini bagian dari tugas, maka kegiatan-kegiatan positif terus kita lakukan seperti berolahraga, berenang di laut, memancing atau latihan-latihan kecil seperti lari menuju ke mercusuar,” urainya.

Nah, selain itu para pasukan juga memiliki kegiatan lainnya yang tak kalah menarik yaitu menjaga kelestarian penyu. Di sini ada sekira 300 ekor penyu yang sedang ditangkarkan. “Telur-telur penyu di pasir pantai, kita pindahkan ke dalam bak pasir supaya lebih aman. Saat ini yang sudah menetas itu ada sekira 200 telur penyu. Setelah menetas langsung kita pindahkan kebak berisi air. Penyu-penyu ini dipelihara sampai 40 hari untuk selanjutnya dilepaskan ke laut kalau memang sudah layak. Kita juga bekerja sama dengan Dinas Perikanan Serdang Bedagai,” sebutnya.

Begitupun, para petugas sangat ramah dengan kehadiran pengunjung. Selama dua hari berada di pulau tersebut, petugas tak segan-segan untuk berbagi seperti tempat penginapan maupun air bersih. Begitupula para nelayan. Jangan tanya bagaimana mudahnya kita mendapatkan ikan segar. Karena para nelayan akan memberikan ikan dengan cuma-cuma pada pengunjung. “Kalau untuk dimakan, para nelayan pasti memberi ikan sebanyak pengunjung mau. Meski pengunjung mau membayar ikan-ikan itu, tapi para nelayan pasti menolaknya. Lain lagi kalau ikan itu memang mau dijual, tentu mereka kasih patokan harga,” ujar Udin salah seorang nelayan.

Begitulah, banyak kisah yang didapat ketika berkesempatan ke Pulau Berhala. Edisi besok akan saya ceritakan perjalanan menuju pulau menarik itu. Ya, menikmati perjalanan laut yang menantang. (bersambung)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/