25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kuras Tabungan Rp14 Juta untuk Kampanye, Banjir Sumbangan Pendukung

Madhu Bai Kinnar, dari Pengamen Jadi Wali Kota Transgender Pertama India.
Madhu Bai Kinnar, dari Pengamen Jadi Wali Kota Transgender Pertama India.

SUMUTPOS.CO – Kota Raigarh di Negara Bagian Chhattisgarh, India, menorehkan sejarah baru. Pekan ini, kota berpenduduk sekitar 150.000 jiwa itu memilih transgender sebagai wali kota. Madhu Bai Kinnar menjadi transgender pertama India yang memangku jabatan politik.

‘Masyarakat telah menunjukkan bahwa mereka percaya kepada saya. Karena itu, saya anggap kemenangan ini sebagai bentuk cinta dan restu rakyat kepada saya,’ papar Kinnar setelah panitia pemilihan wali kota (pilwali) mengumumkan kemenangannya Minggu (4/1).

Dia pun berjanji memprioritaskan kesejahteraan masyarakat dalam agenda politiknya. Sebab, kini dia mengemban mandat publik.

Kinnar yang sebelumnya menjadi pengamen di kereta api di Kota Mumbai itu sukses meraup 33.168 suara saat pilwali. Dia dengan mudah mengalahkan rivalnya dari Partai Bharatiya Janata (BJP), Mahaveer Guruji. Padahal, pesaingnya itu lebih dulu terjun ke dunia politik dan memang dikenal sebagai politikus. Berkat dukungan rakyat, Kinnar unggul 4.357 suara dari Guruji.

Rakyat memang menjadi kunci kemenangan sosok 35 tahun tersebut. Sejak awal, penduduk Raigarh-lah yang bertekad mengusung Kinnar dalam pilwali. Bahkan, mereka lebih menggebu-gebu ketimbang sang kandidat. Semangat publik itulah yang akhirnya membuat Kinnar luluh. Dia lantas memutuskan untuk berhenti mengamen dan berfokus pada pilwali menjelang akhir tahun lalu.

‘Dukungan rakyatlah yang membuat saya berani maju dalam pilwali. Berkat mereka pula saya akhirnya menang,’ ujar Kinnar.

Karena maju lewat jalur independen, dia pun menggunakan seluruh tabungan dan simpanan uangnya sebagai modal. Tapi, rakyat yang mengusung Kinnar tidak hanya berpangku tangan. Mereka pun ikut menyumbangkan uang dan tenaga selama masa kampanye.

Transgender yang biasa menyanyi dan menari di kereta api jurusan Howrah-Mumbai tersebut menyatakan hanya menghabiskan dana 70.000 rupee atau sekitar Rp 14 juta sampai hari pencoblosan tiba. Sebagian besar pengeluaran, menurut dia, ditanggung para pendukungnya. ‘Tanpa dukungan rakyat, mustahil semua ini terjadi,’ ujar sosok yang terlahir sebagai laki-laki bernama Naresh Chauhan tersebut.

Kinnar tidak hanya mencetak sejarah karena menjadi transgender pertama Negeri Taj Mahal yang kini bergelar wali kota. Tapi, dia juga telah mengangkat kastanya ke tingkat yang lebih baik. Dia berasal dari kasta dalit yang oleh penduduk India biasa disebut kaum tidak terjamah. Kasta dalit berada di bawah kasta sudra dan tidak masuk dalam hierarki empat kasta chaturvharna (caturwarna).

Bukan hanya itu, kemenangan Kinnar juga menuai apresiasi apik dari populasi LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender) India. Sebab, sejauh ini masyarakat masih memandang sebelah mata pada kaum liyan. Padahal, sejak tahun lalu, Mahkamah Agung (MA) India menetapkan bahwa transgender berhak mengidentifikasi diri mereka sebagai gender ketiga.

Sekitar tiga bulan setelah MA mengakui kaum transgender, sebuah stasiun televisi di India langsung mereaksi dengan positif. Mereka mempekerjakan Padmini Prakashi sebagai salah seorang kru dalam divisi berita mereka. Prakashi menjadi transgender pertama yang bisa dengan bebas berekspresi di depan layar kaca sebagai pembaca berita. (The Guardian/Press Trust of India/hep/c5/ami)

Madhu Bai Kinnar, dari Pengamen Jadi Wali Kota Transgender Pertama India.
Madhu Bai Kinnar, dari Pengamen Jadi Wali Kota Transgender Pertama India.

SUMUTPOS.CO – Kota Raigarh di Negara Bagian Chhattisgarh, India, menorehkan sejarah baru. Pekan ini, kota berpenduduk sekitar 150.000 jiwa itu memilih transgender sebagai wali kota. Madhu Bai Kinnar menjadi transgender pertama India yang memangku jabatan politik.

‘Masyarakat telah menunjukkan bahwa mereka percaya kepada saya. Karena itu, saya anggap kemenangan ini sebagai bentuk cinta dan restu rakyat kepada saya,’ papar Kinnar setelah panitia pemilihan wali kota (pilwali) mengumumkan kemenangannya Minggu (4/1).

Dia pun berjanji memprioritaskan kesejahteraan masyarakat dalam agenda politiknya. Sebab, kini dia mengemban mandat publik.

Kinnar yang sebelumnya menjadi pengamen di kereta api di Kota Mumbai itu sukses meraup 33.168 suara saat pilwali. Dia dengan mudah mengalahkan rivalnya dari Partai Bharatiya Janata (BJP), Mahaveer Guruji. Padahal, pesaingnya itu lebih dulu terjun ke dunia politik dan memang dikenal sebagai politikus. Berkat dukungan rakyat, Kinnar unggul 4.357 suara dari Guruji.

Rakyat memang menjadi kunci kemenangan sosok 35 tahun tersebut. Sejak awal, penduduk Raigarh-lah yang bertekad mengusung Kinnar dalam pilwali. Bahkan, mereka lebih menggebu-gebu ketimbang sang kandidat. Semangat publik itulah yang akhirnya membuat Kinnar luluh. Dia lantas memutuskan untuk berhenti mengamen dan berfokus pada pilwali menjelang akhir tahun lalu.

‘Dukungan rakyatlah yang membuat saya berani maju dalam pilwali. Berkat mereka pula saya akhirnya menang,’ ujar Kinnar.

Karena maju lewat jalur independen, dia pun menggunakan seluruh tabungan dan simpanan uangnya sebagai modal. Tapi, rakyat yang mengusung Kinnar tidak hanya berpangku tangan. Mereka pun ikut menyumbangkan uang dan tenaga selama masa kampanye.

Transgender yang biasa menyanyi dan menari di kereta api jurusan Howrah-Mumbai tersebut menyatakan hanya menghabiskan dana 70.000 rupee atau sekitar Rp 14 juta sampai hari pencoblosan tiba. Sebagian besar pengeluaran, menurut dia, ditanggung para pendukungnya. ‘Tanpa dukungan rakyat, mustahil semua ini terjadi,’ ujar sosok yang terlahir sebagai laki-laki bernama Naresh Chauhan tersebut.

Kinnar tidak hanya mencetak sejarah karena menjadi transgender pertama Negeri Taj Mahal yang kini bergelar wali kota. Tapi, dia juga telah mengangkat kastanya ke tingkat yang lebih baik. Dia berasal dari kasta dalit yang oleh penduduk India biasa disebut kaum tidak terjamah. Kasta dalit berada di bawah kasta sudra dan tidak masuk dalam hierarki empat kasta chaturvharna (caturwarna).

Bukan hanya itu, kemenangan Kinnar juga menuai apresiasi apik dari populasi LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender) India. Sebab, sejauh ini masyarakat masih memandang sebelah mata pada kaum liyan. Padahal, sejak tahun lalu, Mahkamah Agung (MA) India menetapkan bahwa transgender berhak mengidentifikasi diri mereka sebagai gender ketiga.

Sekitar tiga bulan setelah MA mengakui kaum transgender, sebuah stasiun televisi di India langsung mereaksi dengan positif. Mereka mempekerjakan Padmini Prakashi sebagai salah seorang kru dalam divisi berita mereka. Prakashi menjadi transgender pertama yang bisa dengan bebas berekspresi di depan layar kaca sebagai pembaca berita. (The Guardian/Press Trust of India/hep/c5/ami)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/