MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tren bersepeda atau gowes telah menjadi gaya hidup sejumlah kalangan masyarakat di Kota Medan. Bahkan, hingga membentuk wadah atau komunitas untuk menyalurkan hobi bersepeda.
Salah satu komunitas bersepeda di Medan adalah Medan Cycling Club (MCC). Komunitas yang dibentuk sejak tahun 1995 ini bukan sekedar gowes saja, melainkan juga wadah menjalin silaturahmi dan bakti sosial. Ketua MCC, Suryad Kato menuturkan, tujuan komunitas inin
pada awalnya untuk mencari pesepeda bakat-bakat muda. Namun, seiring berjalannya waktu juga menjadi wadah menjalin silaturahmi para pesepeda mulai dari anak muda hingga orang tua.
“Keberadaan komunitas MCC ini memiliki visi yaitu membimbing pesepeda muda untuk menjadi atlet. Selain itu, menjadi wadah untuk olahraga bersepeda, silaturahmi dan bakti sosial,” ujar Suryad Kato didampingi pengurus MCC, Kadarusman, Bernard Pasaribu, Said, Satra, dan lainnya saat diwawancarai di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (7/2).
Dikatakannya, anggota MCC yang bergabung saat ini jumlahnya mencapai 150 orang. Dari jumlah tersebut, yang aktif atau rutin mengikuti kegiatan sekitar 100 orang. “Kami rutin melakukan gowes di Medan setiap seminggu sekali pada Minggu pagi. Di samping itu, melakukan bakti sosial dengan gotong-royong membersihkan tempat ibadah, seperti masjid, gereja dan lainnya. Kemudian, memberikan bantuan kepada anak yatim,” tutur Kato.
Tak hanya Kota Medan saja, sambung dia, anggota MCC juga tersebar di sejumlah kabupaten/kota Sumut, seperti Tanjung Morawa-Deli Serdang, Binjai, Labuhanbatu, dan Sibolga. “Kita akan terus memperluas jaringan komunitas ini hingga mencakup seluruh kabupaten/kota di Sumut bahkan provinsi lain,” pungkasnya.
Penasihat MCC, Bernard Pasaribu mengatakan, pada masa pandemi Covid-19, kegiatan rutin tetap dilakukan yaitu bersepeda setiap Minggu pagi. Tetapi, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 yakni memakai masker, menjaga jarak dan tidak berkerumun hingga mencuci tangan.
“Kebetulan pada Minggu ini kami akan mengunjungi anggota MCC yang keluarganya melangsungkan pernikahan di Tanjung Morawa, setelah gowes mengelilingi Kota Medan,” kata Bernard.
Ia menambahkan, apabila terdapat anggota yang sakit atau tertimpa musibah, maka segera mungkin langsung dikunjungi untuk memberikan bantuan. “Keberadaan MCC bukan sekedar komunitas pesepeda, tetapi bagaimana menjalin silaturahmi melalui gowes dan bakti sosial. Bahkan, kami memiliki prinsip seperti peribahasa, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Artinya, persahabatan yang erat, senang dan susah dialami bersama,” pungkasmbuhnya. (ris/ila)
Teks foto :