29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Massa dari Tele Pelaku Anarki ke TPL

MEDAN- PT Toba Pulp Lestari (TPL), Tbk merasa industri berbasis kehutanan yang dimilikinya tidak mendapat jaminan keamanan, karena mengalami gangguan dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Gangguan itu datangnya dari Sektor Tele di Desa Pandumaan dan Desan Sipituhuta Kecamatan Pollung Kabupaten Humbahas.Pelaku kerusuhan itu melakukan teror hingga aksi anarkis kepada pekerja dan alat-alat berat yang dimiliki perusahaan itu.
Humas HTI PT TPL Sektor Tele Robin Sianturi mengatakan aksi anarkis dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab tersebut berasal dari Sektor Tele.

Sejak tahun 2009 hingga sekarang, sejumlah massa telah merugikan perusahaan dengan membakar alat berat, seperti bulldozer dan merusak hutan tanaman industri. “Operasional perusahaan PT Toba Pulp Lestari berada pada 12 kabupaten/kota di Sumut, yakni Kabupaten Tapanuli Selatan, Humbang Hasundutan (Humbahas), Dairi, Pakpak Bharat,  Simalungun, Tapanuli Utara, Tobasa, Samosir dan Paluta, Palas, Asahan dan Sidimpuan,” ujarnya.

Pada September 2012 di pertengahan bulan September, lanjutnya, kondisi di Sektor Tele semakin mengecam bagi operasional dan keselamatan pekerja TPL. Saat itu sekelompok massa menyerangan dan menganiaya seorang personil Brimob serta sejumlah petugas sekuriti. Tak hanya sampai di situ saja, alat berat eksavator juga dibakar. “Kami telah melaporkan peristiwa itu ke polisi, tapi tak jera juga. Malah sebulan kemudian, Oktober 2012, aksi anarkis kembali terjadi. Sekitar 200 orang massa dari Pandumaan dilengkapi sejata tajam mendatangi Pasar 8 Sektor Tele. Massa lalu membakari alat berat dan menyandera sejumlah karyawan agar Toba Pulp menghentikan operasionalnya,” tambahnya.

Kemudian, lanjutnya, teror dan pengancaman terjadi lagi di akhir Januari 2013. Di tengah dialog antara Toba Pulp dengan warga Desa Panduamaan dan Sipituhuta yang difasilitas Polres Humbahas, massa mengancam bila TPL tetap beroperasional. “Demi menjaga keselamatan para pekerja, Toba Pulp memenuhi permintaan massa dan menghentikan kegiatan selama satu minggu,” kata dia.

Tak lama kemudian, pada 25 Februari 2013, dengan membabi buta sekitar 300 orang penduduk Desa Sipituhuta dan Pandumaan Kecamatan Pollung Humbahas.(ila)

MEDAN- PT Toba Pulp Lestari (TPL), Tbk merasa industri berbasis kehutanan yang dimilikinya tidak mendapat jaminan keamanan, karena mengalami gangguan dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Gangguan itu datangnya dari Sektor Tele di Desa Pandumaan dan Desan Sipituhuta Kecamatan Pollung Kabupaten Humbahas.Pelaku kerusuhan itu melakukan teror hingga aksi anarkis kepada pekerja dan alat-alat berat yang dimiliki perusahaan itu.
Humas HTI PT TPL Sektor Tele Robin Sianturi mengatakan aksi anarkis dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab tersebut berasal dari Sektor Tele.

Sejak tahun 2009 hingga sekarang, sejumlah massa telah merugikan perusahaan dengan membakar alat berat, seperti bulldozer dan merusak hutan tanaman industri. “Operasional perusahaan PT Toba Pulp Lestari berada pada 12 kabupaten/kota di Sumut, yakni Kabupaten Tapanuli Selatan, Humbang Hasundutan (Humbahas), Dairi, Pakpak Bharat,  Simalungun, Tapanuli Utara, Tobasa, Samosir dan Paluta, Palas, Asahan dan Sidimpuan,” ujarnya.

Pada September 2012 di pertengahan bulan September, lanjutnya, kondisi di Sektor Tele semakin mengecam bagi operasional dan keselamatan pekerja TPL. Saat itu sekelompok massa menyerangan dan menganiaya seorang personil Brimob serta sejumlah petugas sekuriti. Tak hanya sampai di situ saja, alat berat eksavator juga dibakar. “Kami telah melaporkan peristiwa itu ke polisi, tapi tak jera juga. Malah sebulan kemudian, Oktober 2012, aksi anarkis kembali terjadi. Sekitar 200 orang massa dari Pandumaan dilengkapi sejata tajam mendatangi Pasar 8 Sektor Tele. Massa lalu membakari alat berat dan menyandera sejumlah karyawan agar Toba Pulp menghentikan operasionalnya,” tambahnya.

Kemudian, lanjutnya, teror dan pengancaman terjadi lagi di akhir Januari 2013. Di tengah dialog antara Toba Pulp dengan warga Desa Panduamaan dan Sipituhuta yang difasilitas Polres Humbahas, massa mengancam bila TPL tetap beroperasional. “Demi menjaga keselamatan para pekerja, Toba Pulp memenuhi permintaan massa dan menghentikan kegiatan selama satu minggu,” kata dia.

Tak lama kemudian, pada 25 Februari 2013, dengan membabi buta sekitar 300 orang penduduk Desa Sipituhuta dan Pandumaan Kecamatan Pollung Humbahas.(ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/