SUMUTPOS.CO – Facebook telah meluncurkan sebuah fitur yang katanya bisa menandai apa yang disebut berita palsu.
Fitur ini menambahkan gambar bendera pada “berita yang diragukan kebenarannya” dan dianggap palsu oleh pihak ketiga, menurut Facebook, termasuk Snopes, PolitiFact dan Factcheck.org.
Facebook mengumumkan peluncuran bendera peringatan untuk berita yang diragukan itu pada Desember, tapi tampaknya baru mulai berfungsi baru-baru ini.
Jika suatu cerita dianggap oleh sebagian dari 1,86 miliar pengguna Facebook sebagai palsu, perusahaan itu akan mengirimnya ke pihak ketiga di atas. Jika laporan itu dikukuhkan palsu, cerita itu akan tetap berada di Facebook, tetapi akan ada pemberitahuan bahwa berita itu diragukan beserta penjelasan tentang mengapa diambil kesimpulan seperti itu.
Berita-berita yang diragukan kebenarannya itu masih bisa disebarkan kepada orang lain, tetapi pengguna akan diperingatkan bahwa mereka berbagi berita palsu.
Menurut harian USA Today, satu berita palsu adalah tentang bagaimana ponsel Android Presiden AS Donald Trump merupakan sumber kebocoran berita dari Gedung Putih, berasal dari situs berita palsu yang disebut “The Seattle Tribune.” Cerita itu sekarang muncul dengan tanda bendera serta link ke penjelasan pihak ketiga mengapa berita itu disebut palsu.
Sebuah survei pada Mei 2016 dari Nieman Lab mengatakan, 44 persen orang Amerika mendapat berita dari Facebook. Â (voa)
SUMUTPOS.CO – Facebook telah meluncurkan sebuah fitur yang katanya bisa menandai apa yang disebut berita palsu.
Fitur ini menambahkan gambar bendera pada “berita yang diragukan kebenarannya” dan dianggap palsu oleh pihak ketiga, menurut Facebook, termasuk Snopes, PolitiFact dan Factcheck.org.
Facebook mengumumkan peluncuran bendera peringatan untuk berita yang diragukan itu pada Desember, tapi tampaknya baru mulai berfungsi baru-baru ini.
Jika suatu cerita dianggap oleh sebagian dari 1,86 miliar pengguna Facebook sebagai palsu, perusahaan itu akan mengirimnya ke pihak ketiga di atas. Jika laporan itu dikukuhkan palsu, cerita itu akan tetap berada di Facebook, tetapi akan ada pemberitahuan bahwa berita itu diragukan beserta penjelasan tentang mengapa diambil kesimpulan seperti itu.
Berita-berita yang diragukan kebenarannya itu masih bisa disebarkan kepada orang lain, tetapi pengguna akan diperingatkan bahwa mereka berbagi berita palsu.
Menurut harian USA Today, satu berita palsu adalah tentang bagaimana ponsel Android Presiden AS Donald Trump merupakan sumber kebocoran berita dari Gedung Putih, berasal dari situs berita palsu yang disebut “The Seattle Tribune.” Cerita itu sekarang muncul dengan tanda bendera serta link ke penjelasan pihak ketiga mengapa berita itu disebut palsu.
Sebuah survei pada Mei 2016 dari Nieman Lab mengatakan, 44 persen orang Amerika mendapat berita dari Facebook. Â (voa)