26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Cihuii… SMAN 8 Kembalikan Uang Bimbel Rp150 Juta

Foto: Net Ombudsman RI perwakilan Sumut menyaksikan pengembalian uang Bimbel kepada orang tua siswa di SMA N 8 Medan, Kamis (7/4/2016).
Foto: Net
Ombudsman RI perwakilan Sumut menyaksikan pengembalian uang Bimbel kepada orang tua siswa di SMA N 8 Medan, Kamis (7/4/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Atas saran Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara, SMA Negeri 8 Medan akhirnya mengembalikan kutipan uang bimbingan belajar (Bimbel) kepada siswa senilai Rp150 juta.

Pengembalian uang Bimbel tersebut dilakukan di SMAN 8, Kamis (7/4), yang diserahkan langsung oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Herbin Manurung, disaksikan Kepala SMAN 8 Sudirman dan Tim Ombudsman Sumut, yakni Kepala Perwakilan Ombudsman Sumut Abyadi Siregar dan Asisten Ombudsman Dedy Irsan, Ricky Hutahaean, dan Edward Silaban.

Pengembalian uang tersebut menindaklanjuti saran Ombudsman kepada Walikota Medan beberapa waktu lalu, yang meminta agar semua kutipan di sekolah dihentikan karena bertentangan dengan PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Kepala SMAN 8 Sudirman mengatakan, pengembalian uang tersebut diambil dari dana BOS yang totalnya sekitar Rp150 juta, atau 50 persen dari uang Bimbel yang dipungut ke siswa, yakni Rp450 ribu dikali 327 siswa kelas XII.

Sudirman mengatakan, awalnya pihak sekolah ingin meringankan beban orangtua siswa dengan menyediakan Bimbel di sekolah bekerja sama dengan Bimbel GO dengan biaya Rp900 ribu per siswa. Pembayarannya dicicil selama empat kali dalam satu tahun. Biaya ini menurutnya sudah sangat murah, karena bila siswa mengikuti bimbingan serupa biayanya mencapai Rp3 juta per orang.

“Kita pikir ini tidak bermasalah karena target kita bagaimana anak-anak sebanyak-banyaknya bisa masuk SMBPTN. Tapi ternyata anak-anak merasa berat, ya akhirnya kita kembalikan karena kita punya anggaran dari BOS,” kata Sudirman.

Pengembalian uang ini hanya 50 persen dari total uang Bimbel yang dikutip, sehingga Bimbel tersebut pembayarannya dibagi dua oleh pihak sekolah dan siswa. “Kalau kita kembalikan semua tidak cukup uangnya. Karena banyak kegiatan yang mau dicover. Sedangkan kita kembalikan ini masih banyak kegiatan yang terpotong, sehingga kita harus merevisi anggaran BOS untuk Januari-Maret. Ini kita lakukan dengan pertimbangan yang sangat-sangat matang,” katanya.

Foto: Net Ombudsman RI perwakilan Sumut menyaksikan pengembalian uang Bimbel kepada orang tua siswa di SMA N 8 Medan, Kamis (7/4/2016).
Foto: Net
Ombudsman RI perwakilan Sumut menyaksikan pengembalian uang Bimbel kepada orang tua siswa di SMA N 8 Medan, Kamis (7/4/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Atas saran Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara, SMA Negeri 8 Medan akhirnya mengembalikan kutipan uang bimbingan belajar (Bimbel) kepada siswa senilai Rp150 juta.

Pengembalian uang Bimbel tersebut dilakukan di SMAN 8, Kamis (7/4), yang diserahkan langsung oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Herbin Manurung, disaksikan Kepala SMAN 8 Sudirman dan Tim Ombudsman Sumut, yakni Kepala Perwakilan Ombudsman Sumut Abyadi Siregar dan Asisten Ombudsman Dedy Irsan, Ricky Hutahaean, dan Edward Silaban.

Pengembalian uang tersebut menindaklanjuti saran Ombudsman kepada Walikota Medan beberapa waktu lalu, yang meminta agar semua kutipan di sekolah dihentikan karena bertentangan dengan PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Kepala SMAN 8 Sudirman mengatakan, pengembalian uang tersebut diambil dari dana BOS yang totalnya sekitar Rp150 juta, atau 50 persen dari uang Bimbel yang dipungut ke siswa, yakni Rp450 ribu dikali 327 siswa kelas XII.

Sudirman mengatakan, awalnya pihak sekolah ingin meringankan beban orangtua siswa dengan menyediakan Bimbel di sekolah bekerja sama dengan Bimbel GO dengan biaya Rp900 ribu per siswa. Pembayarannya dicicil selama empat kali dalam satu tahun. Biaya ini menurutnya sudah sangat murah, karena bila siswa mengikuti bimbingan serupa biayanya mencapai Rp3 juta per orang.

“Kita pikir ini tidak bermasalah karena target kita bagaimana anak-anak sebanyak-banyaknya bisa masuk SMBPTN. Tapi ternyata anak-anak merasa berat, ya akhirnya kita kembalikan karena kita punya anggaran dari BOS,” kata Sudirman.

Pengembalian uang ini hanya 50 persen dari total uang Bimbel yang dikutip, sehingga Bimbel tersebut pembayarannya dibagi dua oleh pihak sekolah dan siswa. “Kalau kita kembalikan semua tidak cukup uangnya. Karena banyak kegiatan yang mau dicover. Sedangkan kita kembalikan ini masih banyak kegiatan yang terpotong, sehingga kita harus merevisi anggaran BOS untuk Januari-Maret. Ini kita lakukan dengan pertimbangan yang sangat-sangat matang,” katanya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/