MEDAN-Indonesia Constitution Watch mempertanyakan hasil survei Lembaga Survei Nasional milik Umar Bakrie, yang menampilkan Ketua Umum DPP Golkar, Aburizal Bakrie sebagai calon presiden (capres) nomor urut 1 pilihan pembaca.
“Bagaimana mungkin Aburizal Bakrie bisa menempati peringkat 1 di hasil survei LSN? Sementara melihat dari kinerja partai Golkar, banyak calonnya di Pilkada kalah, malah menempati peringkat pertama membawahi Wiranto dan Megawati di urutan 2 dan 3,” kritik Direktur Indonesia Constitution Watch, Razman Arif Nasution, belum lama ini.
Ia menyampaikan, di beberapa kali Pilkada di Indonesia, lembaga survei sering sekali tidak bertanggung jawab terhadap hasil survei yang mereka lakukan. Ia khawatir lembaga survei hadir sebagai pesanan kepentingan, dan menjadi pesanan partai politik.
“Lembaga survei dalam setiap merilis hasil surveinya harus bertanggung jawab dan menggunakan metode yang masuk akal. Media juga harus fair terhadap pemberitaan setiap calon presiden. Boleh saja memberitakan namun jangan berlebihan,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, kinerja lembaga survei harus diawasi lebih ketat. Pasalnya, berbagai lembagai survei dikhawaturkan menjadi alat kampanye.
“Lembaga survei Indonesia yang hanya menjadikan 3.000 orang sebagai sampel untuk mengukur 250 juta penduduk Indonesia, ‘kan tidak masuk akal.
Ini jelas akan menimbulkan margin error yang sangat tinggi,” ujarnya. (mag-5)