28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Pilih Direktur Polmed yang Jujur

Medan-Calon Direktur Politeknik Negeri Medan (Polmed) ke depan diharapkan adalah figur yang jujur, bersih, dan antimanipulasi. Harapan seperti ini disampaikan beberapa alumni Polmed berkaitan dengan sedang berlangsungnya proses pemilihan Calon Direktur Polmed.

“Kalau ingin Polmed bermasa depan cemerlang, seharusnya pemimpin yang dipilih itu jujur, bersih dan antimanipulasi,” ujar Andri S, seorang alumni kepada wartawan di Medan, Selasa (7/6).
Selain itu, lanjutnya, setiap calon yang maju tidak memaksakan diri untuk ikut bertarung tanpa memenuhi persyaratan. Nilai moral dan etika harus tetap dijadikan sebagai landasan filosofi, sebab jika memaksakan diri hanya demi menjabat pimpinan di Polmed, padahal tidak memenuhi syarat, bisa-bisa ini akan membuat stigma miring bagi Polmed ke depan.
Di sisi lain, para alumni juga meminta agar proses pemilihan Direktur Polmed mengacu kepada Permendiknas No 24 Tahun 2010, di mana pada Pasal 4 mensyaratkan calon Direktur Polmed itu harus berpendidikan serendah-rendahnya magister (S-2). Seorang dosen dikatakan sudah berkualifikasi S-2 jika ijazah pendidikannya tersebut telah masuk ke jenjang pangkat terakhir.

Heni D Yani, alumni lainnya menyebutkan sifat jujur mutlak dimiliki calon pemimpin Polmed agar Polmed bisa lebih maju dan dipercaya stake holders dan publik. Kejujuran itu bukan hanya soal mengelola sistem pendidikan tetapi juga jujur dalam pengadaan alat-alat laboratorium dan jujur melaksanakan berbagai proyek di Polmed.
“Memang harus jujur, jangan justru melakukan manipulasi, sebab jika manipulasi yang ditonjolkan maka akan membawa Polmed ke kehancuran,” tegasnya. (her)

Medan-Calon Direktur Politeknik Negeri Medan (Polmed) ke depan diharapkan adalah figur yang jujur, bersih, dan antimanipulasi. Harapan seperti ini disampaikan beberapa alumni Polmed berkaitan dengan sedang berlangsungnya proses pemilihan Calon Direktur Polmed.

“Kalau ingin Polmed bermasa depan cemerlang, seharusnya pemimpin yang dipilih itu jujur, bersih dan antimanipulasi,” ujar Andri S, seorang alumni kepada wartawan di Medan, Selasa (7/6).
Selain itu, lanjutnya, setiap calon yang maju tidak memaksakan diri untuk ikut bertarung tanpa memenuhi persyaratan. Nilai moral dan etika harus tetap dijadikan sebagai landasan filosofi, sebab jika memaksakan diri hanya demi menjabat pimpinan di Polmed, padahal tidak memenuhi syarat, bisa-bisa ini akan membuat stigma miring bagi Polmed ke depan.
Di sisi lain, para alumni juga meminta agar proses pemilihan Direktur Polmed mengacu kepada Permendiknas No 24 Tahun 2010, di mana pada Pasal 4 mensyaratkan calon Direktur Polmed itu harus berpendidikan serendah-rendahnya magister (S-2). Seorang dosen dikatakan sudah berkualifikasi S-2 jika ijazah pendidikannya tersebut telah masuk ke jenjang pangkat terakhir.

Heni D Yani, alumni lainnya menyebutkan sifat jujur mutlak dimiliki calon pemimpin Polmed agar Polmed bisa lebih maju dan dipercaya stake holders dan publik. Kejujuran itu bukan hanya soal mengelola sistem pendidikan tetapi juga jujur dalam pengadaan alat-alat laboratorium dan jujur melaksanakan berbagai proyek di Polmed.
“Memang harus jujur, jangan justru melakukan manipulasi, sebab jika manipulasi yang ditonjolkan maka akan membawa Polmed ke kehancuran,” tegasnya. (her)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/