26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Dua Bulan Gaji Belum Dibayar, Tenaga Kesehatan RS Permata Bunda Mogok Kerja

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seratusan tenaga kesehatan (nakes) medis dan non-medis Rumah Sakit (RS) Permata Bunda Medan, kembali melakukan aksi mogok kerja dan unjuk rasa di depan rumah sakit tersebut, Jalan Sisingamangaraja Medan, Senin (7/6) siang. Aksi tersebut dilakukan karena 2 bulan gaji mereka belum dibayarkan manajemen rumah sakit, seorang perawat, Suhendri mengatakan, gaji yang belum dibayar terhitung April dan Mei 2021.

AKSI: Tenaga Kesehatan RS Permata Bunda, melakukan aksi mogok kerja, Senin (7/6). Hal ini dilakukan, karena gaji mereka tak kunjung dibayarkan setelah 2 bulan bekerja.M ISDRIS/SUMUT POS.

“Seluruh pegawai hampir sekitar 300 orang belum digaji. Hanya tunjangan hari raya (THR) yang dibayarkan. Mirisnya, THR dibayar sehari sebelum Lebaran, dan itu pun setelah pegawai ribut dulu,” ungkap Suhendri, saat diwawancarai.

Meski THR dibayar, lanjutnya, tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan para pegawai. Sebab kebutuhan setiap pegawai tidak sama.

“Ada yang harus membayar sewa kontrakan, uang sekolah anak, cicilan kredit, dan sebagainya. Uang sekolah anak saya saja belum dibayar 3 bulan,” beber Suhendri, yang mengaku sudah 22 tahun bekerja di rumah sakit itu.

Suhendri menyebutkan, persoalan gaji yang tersendat ini bukan baru tahun ini, melainkan sudah terjadi sejak 2017.

“Dari 2017 sampai sekarang, lembur kerja kami pada tanggal merah tak dibayar juga oleh manajemen rumah sakit. Selain itu, iuran BP Jamsostek selama 9 bulan belum dibayar. Begitu juga iuran BPJS Kesehatan selama 8 bulan,” paparnya.

Dia menjelaskan, biasanya gaji dibayarkan pada tanggal 1 setiap bulannya. Namun, ditunda menjadi tanggal 5. Selanjutnya, ditunda lagi menjadi tanggal 10.

“Puncaknya pada Agustus 2019 iuran BP Jamsostek pegawai tak dibayar hampir satu tahun. Tapi, karena ada bantuan pemerintah pada 2020, sehingga manajemen membayarkan iuran tersebut. Namun belakangan tak dibayarkan lagi hingga 9 bulan,” beber Suhendri.

Suhendri mengaku, para pegawai sudah bertemu dengan pemilik rumah sakit. Dari hasil pertemuan, pemilik rumah sakit meminta waktu 2 sampai 3 hari ini, dan berjanji gaji akan dibayar.

“Jika janji itu tak dipenuhi, maka kami akan mogok kerja seterusnya, sampai gaji dibayar. Manajemen membela diri belum bisa membayarkan, alasannya karena dampak pandemi Covid-19, sehingga pasien sepi yang berobat,” ujarnya.

Menurutnya, sepinya pasien yang berobat karena gaji dokter tidak dibayar dan obat tidak ada. Intinya, manajemen memang tidak bisa dipercaya mengelola dengan baik.

“Kami siap menerima konsekuensi terburuk apabila dipecat manajemen. Asalkan, hak-hak dipenuhi. Kami sudah mengadukan persoalan ini ke Dinas Tenaga Kerja dan juga DPRD Medan. Apalagi, gaji yang kami terima ini di bawah UMR Rp3,2 juta,” kata Suhendri lagi.

Sementara itu, Humas RS Permata Bunda, Helmi mengaku, pihak manajemen belum membayarkan gaji pegawai selama 2 bulan.

“Memang kami belum bisa membayarkan gaji, karena pandemi yang berdampak terhadap keuangan rumah sakit,” jelasnya.

Kendati demikian, Helmi juga mengaku, pihak rumah sakit akan tetap membayarkan gaji pegawai.

“Kami lagi berusaha mencari, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa dituntaskan. Jadi, pokoknya manajemen sedang mencari uangnya, untuk membayarkan gaji pegawai yang tertunggak,” imbuhnya.

Diketahui, sebelumnya aksi serupa pernah dilakukan para nakes rumah sakit tersebut, pada akhir Februari lalu. Dalam aksi itu, mereka menuntut manajemen rumah sakit untuk membayarkan 2 bulan gaji yang tak dibayarkan. (ris/saz)

Teks Foto

M ISDRIS/SUMUT POS

AKSI: Tenaga Kesehatan RS Permata Bunda, melakukan aksi mogok kerja, Senin (7/6). Hal ini dilakukan, karena gaji mereka tak kunjung dibayarkan setelah dua bulan bekerja.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seratusan tenaga kesehatan (nakes) medis dan non-medis Rumah Sakit (RS) Permata Bunda Medan, kembali melakukan aksi mogok kerja dan unjuk rasa di depan rumah sakit tersebut, Jalan Sisingamangaraja Medan, Senin (7/6) siang. Aksi tersebut dilakukan karena 2 bulan gaji mereka belum dibayarkan manajemen rumah sakit, seorang perawat, Suhendri mengatakan, gaji yang belum dibayar terhitung April dan Mei 2021.

AKSI: Tenaga Kesehatan RS Permata Bunda, melakukan aksi mogok kerja, Senin (7/6). Hal ini dilakukan, karena gaji mereka tak kunjung dibayarkan setelah 2 bulan bekerja.M ISDRIS/SUMUT POS.

“Seluruh pegawai hampir sekitar 300 orang belum digaji. Hanya tunjangan hari raya (THR) yang dibayarkan. Mirisnya, THR dibayar sehari sebelum Lebaran, dan itu pun setelah pegawai ribut dulu,” ungkap Suhendri, saat diwawancarai.

Meski THR dibayar, lanjutnya, tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan para pegawai. Sebab kebutuhan setiap pegawai tidak sama.

“Ada yang harus membayar sewa kontrakan, uang sekolah anak, cicilan kredit, dan sebagainya. Uang sekolah anak saya saja belum dibayar 3 bulan,” beber Suhendri, yang mengaku sudah 22 tahun bekerja di rumah sakit itu.

Suhendri menyebutkan, persoalan gaji yang tersendat ini bukan baru tahun ini, melainkan sudah terjadi sejak 2017.

“Dari 2017 sampai sekarang, lembur kerja kami pada tanggal merah tak dibayar juga oleh manajemen rumah sakit. Selain itu, iuran BP Jamsostek selama 9 bulan belum dibayar. Begitu juga iuran BPJS Kesehatan selama 8 bulan,” paparnya.

Dia menjelaskan, biasanya gaji dibayarkan pada tanggal 1 setiap bulannya. Namun, ditunda menjadi tanggal 5. Selanjutnya, ditunda lagi menjadi tanggal 10.

“Puncaknya pada Agustus 2019 iuran BP Jamsostek pegawai tak dibayar hampir satu tahun. Tapi, karena ada bantuan pemerintah pada 2020, sehingga manajemen membayarkan iuran tersebut. Namun belakangan tak dibayarkan lagi hingga 9 bulan,” beber Suhendri.

Suhendri mengaku, para pegawai sudah bertemu dengan pemilik rumah sakit. Dari hasil pertemuan, pemilik rumah sakit meminta waktu 2 sampai 3 hari ini, dan berjanji gaji akan dibayar.

“Jika janji itu tak dipenuhi, maka kami akan mogok kerja seterusnya, sampai gaji dibayar. Manajemen membela diri belum bisa membayarkan, alasannya karena dampak pandemi Covid-19, sehingga pasien sepi yang berobat,” ujarnya.

Menurutnya, sepinya pasien yang berobat karena gaji dokter tidak dibayar dan obat tidak ada. Intinya, manajemen memang tidak bisa dipercaya mengelola dengan baik.

“Kami siap menerima konsekuensi terburuk apabila dipecat manajemen. Asalkan, hak-hak dipenuhi. Kami sudah mengadukan persoalan ini ke Dinas Tenaga Kerja dan juga DPRD Medan. Apalagi, gaji yang kami terima ini di bawah UMR Rp3,2 juta,” kata Suhendri lagi.

Sementara itu, Humas RS Permata Bunda, Helmi mengaku, pihak manajemen belum membayarkan gaji pegawai selama 2 bulan.

“Memang kami belum bisa membayarkan gaji, karena pandemi yang berdampak terhadap keuangan rumah sakit,” jelasnya.

Kendati demikian, Helmi juga mengaku, pihak rumah sakit akan tetap membayarkan gaji pegawai.

“Kami lagi berusaha mencari, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa dituntaskan. Jadi, pokoknya manajemen sedang mencari uangnya, untuk membayarkan gaji pegawai yang tertunggak,” imbuhnya.

Diketahui, sebelumnya aksi serupa pernah dilakukan para nakes rumah sakit tersebut, pada akhir Februari lalu. Dalam aksi itu, mereka menuntut manajemen rumah sakit untuk membayarkan 2 bulan gaji yang tak dibayarkan. (ris/saz)

Teks Foto

M ISDRIS/SUMUT POS

AKSI: Tenaga Kesehatan RS Permata Bunda, melakukan aksi mogok kerja, Senin (7/6). Hal ini dilakukan, karena gaji mereka tak kunjung dibayarkan setelah dua bulan bekerja.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/