28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Durian Medan Memang Enak…

Foto: DRIS/Sumut Pos
Beberapa wanita tengah menikmati durian pada Festival Durian Medan di Lapangan Merdeka.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Antrean panjang mengular di alun-alun Kota Medan, tepatnya di Lapangan Merdeka sejak Jumat (7/7) siang hingga malam. Suara sorak-sorai menyeruak memeriahkan Festival Durian Medan yang digelar selama tiga hari dan berakhir pada Sabtu (8/7).

Meskipun sempat diguyur hujan sekitar pukul 14.30 WIB, ternyata tak menyurutkan euforia para pecinta durian. Dengan sabar, ratusan penikmat durian itu akhirnya diperbolehkan masuk setelah tempat untuk hidangan dipersiapkan.

Satu persatu peserta yang telah melakukan regristasi masuk dengan tertib dan diberikan tanda pengenal. Selanjutnya, mereka berbondong-bondong menuju tempat pedagang durian yang telah disediakan. Ada tiga pengusaha durian yang tak asing lagi di Medan dilibatkan dalam festival itu. Antara lain, Pelawi Durian, Ucok Durian dan Pray Sirait Durian.

Selanjutnya, para peserta kemudian mengambil durian usai memilih dari tiga pedagang tersebut. Mereka pun menyantapnya di meja yang telah disiapkan oleh panitia.

Salah satu peserta, Munif berasal dari Surabaya, mengaku sangat senang dengan adanya festival tersebut. Sebab, dia bisa menikmati durian sepuasnya dengan biaya cukup murah.”K ebetulan lagi ada dinas di Medan. Sewaktu jalan melihat ada spanduk festival ini, jadi saya mampir karena sangat suka durian,” tuturnya.

Menurut dia, durian yang disajikan dalam festival itu rasanya memang enak. Berbeda dengan durian yang ada di daerahnya.”Durian Medan memang enak dibanding durian yang pernah saya makan sebelumnya. Harapannya tentu festival ini dapat digelar setiap tahunnya,” harap Munif.

Ketua Panitia Festival Durian Medan Didit Mahadi menuturkan, untuk mengikuti pesta durian peserta diwajibkan membayar Rp60 ribu per orang. Setelah membayar, mereka bebas makan durian sepuasnya dengan diberi waktu selama satu jam dan tidak boleh dibawa pulang.

“Sengaja kita batasi waktu kepada peserta, agar masyarakat lainnya bisa makan durian. Kalau tidak diberi waktu, bisa-bisa sampai malam dan yang lain tidak kebagian,” tutur Didit yang ditemui disela-sela acara itu.

Diutarakannya, dalam festival ini agar peserta tertib dan nyaman diatur per sesi. Setiap sesi bisa mencapai sekitar 100 orang diperkenankan menikmati durian. Namun begitu, tergantung juga pasokan durian dari pengusaha apakah mencukupi atau tidak”Kita berharap kegiatan ini menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Sebab, sejauh ini antusiasme masyarakat sangat tinggi karena kebetulan harga durian saat ini sedang melonjak lantaran bukan musimnya,” ujar Didit.

Sementara, salah seorang pegawai dari Sirait Durian, Buyung menyebutkan, dalam sehari bisa habis menghabiskan hampir 1.000 durian. Jadi, kalau dihitung ada tiga pedagang maka hampir 3.000 buah durian per harinya.”Duriannya rata-rata dari Sibolga, kalau daerah lain belum musim. Makanya, kita ambil juga durian dari Aceh dan Padang. Kalau lagi musim biasanya dari Binjai, Sidikalang, Deli Serdang atau juga Dolok Masihul,” sebutnya. (ris/ila)

 

Foto: DRIS/Sumut Pos
Beberapa wanita tengah menikmati durian pada Festival Durian Medan di Lapangan Merdeka.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Antrean panjang mengular di alun-alun Kota Medan, tepatnya di Lapangan Merdeka sejak Jumat (7/7) siang hingga malam. Suara sorak-sorai menyeruak memeriahkan Festival Durian Medan yang digelar selama tiga hari dan berakhir pada Sabtu (8/7).

Meskipun sempat diguyur hujan sekitar pukul 14.30 WIB, ternyata tak menyurutkan euforia para pecinta durian. Dengan sabar, ratusan penikmat durian itu akhirnya diperbolehkan masuk setelah tempat untuk hidangan dipersiapkan.

Satu persatu peserta yang telah melakukan regristasi masuk dengan tertib dan diberikan tanda pengenal. Selanjutnya, mereka berbondong-bondong menuju tempat pedagang durian yang telah disediakan. Ada tiga pengusaha durian yang tak asing lagi di Medan dilibatkan dalam festival itu. Antara lain, Pelawi Durian, Ucok Durian dan Pray Sirait Durian.

Selanjutnya, para peserta kemudian mengambil durian usai memilih dari tiga pedagang tersebut. Mereka pun menyantapnya di meja yang telah disiapkan oleh panitia.

Salah satu peserta, Munif berasal dari Surabaya, mengaku sangat senang dengan adanya festival tersebut. Sebab, dia bisa menikmati durian sepuasnya dengan biaya cukup murah.”K ebetulan lagi ada dinas di Medan. Sewaktu jalan melihat ada spanduk festival ini, jadi saya mampir karena sangat suka durian,” tuturnya.

Menurut dia, durian yang disajikan dalam festival itu rasanya memang enak. Berbeda dengan durian yang ada di daerahnya.”Durian Medan memang enak dibanding durian yang pernah saya makan sebelumnya. Harapannya tentu festival ini dapat digelar setiap tahunnya,” harap Munif.

Ketua Panitia Festival Durian Medan Didit Mahadi menuturkan, untuk mengikuti pesta durian peserta diwajibkan membayar Rp60 ribu per orang. Setelah membayar, mereka bebas makan durian sepuasnya dengan diberi waktu selama satu jam dan tidak boleh dibawa pulang.

“Sengaja kita batasi waktu kepada peserta, agar masyarakat lainnya bisa makan durian. Kalau tidak diberi waktu, bisa-bisa sampai malam dan yang lain tidak kebagian,” tutur Didit yang ditemui disela-sela acara itu.

Diutarakannya, dalam festival ini agar peserta tertib dan nyaman diatur per sesi. Setiap sesi bisa mencapai sekitar 100 orang diperkenankan menikmati durian. Namun begitu, tergantung juga pasokan durian dari pengusaha apakah mencukupi atau tidak”Kita berharap kegiatan ini menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Sebab, sejauh ini antusiasme masyarakat sangat tinggi karena kebetulan harga durian saat ini sedang melonjak lantaran bukan musimnya,” ujar Didit.

Sementara, salah seorang pegawai dari Sirait Durian, Buyung menyebutkan, dalam sehari bisa habis menghabiskan hampir 1.000 durian. Jadi, kalau dihitung ada tiga pedagang maka hampir 3.000 buah durian per harinya.”Duriannya rata-rata dari Sibolga, kalau daerah lain belum musim. Makanya, kita ambil juga durian dari Aceh dan Padang. Kalau lagi musim biasanya dari Binjai, Sidikalang, Deli Serdang atau juga Dolok Masihul,” sebutnya. (ris/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/