32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Kisruh Dualisme PRSI Sumut, PB PRSI Diminta Turun Tangan

MEDAN, SUMUTPOS.CO –  Pengcab PRSI se-kabupaten/kota menyatakan kekhawatirannya atas kisruh dualisme kepengurusan PRSI Sumatera Utara yang tak berujung berakhir. Kisruh tersebut telah menghambat pembinaan atletik di Sumut.

Saat ini para atlet bingung untuk bersikap meniti karirnya. Untuk itu, Pengcab PRSI se-Sumut minta PB PRSI menyelesaikan kisruh yang berujung dualisme kepengurusan ini.

“Jangan pandang masalah ini sebelah mata. Kami mohon PB PRSI menyelesaikan kisruh (dualisme) Pengprov PRSI Sumut,” ujar Ketua Pengcab PRSI Samosir, Jaya Sinaga di Medan, Kamis (7/7).

Seperti diketahui, 15 pengcab PRSI se-Sumut membuat mosi tak percaya terhadap Muchrid Nasution. Kemudian di lanjutkan dengan menggelar Musprovlub. Namun, PB PRSI tak mengakuinya dengal dalil ilegal.

Menurut Jaya Sinaga, Pengcab PRSI se-Sumut membuat mosi tak percaya dan Musprovlub murni karena gerah aquatic Sumut selama ini tak berprestasi. Parahnya lagi, polo air Sumut langganan medali emas PON harus dua kali absen di ajang empat tahunan itu.

“Kalau PB PRSI acuh dan tetap mempertahankan Muchrid Nasution berarti sengaja menghacurkan prestasi aquatic di Sumut,” tegas Jaya Sinaga.

Disebutkan, selama dipimpin oleh Muchrid Nasution dari 2015 hingga sekarang, prestasi renang Sumut makin merosot.  Selama periodesasi tahun 2015-2022 roda organisasi tidak berjalan, tidak adanya pembinaan atlet dan program kerja. “Event – event pun dan rakerda tidak ada,” tegasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Ahmad Zein Ritonga. Ketua PRSI Labusel ini mempertanyakan PB PRSI yang belum menyelesaikan kisruh Pengprov PRSI Sumut. Padahal beredar kabar PB PRSI berjanji menuntaskan polemik di Sumut. Dan itu disampaikan Sekjen PB PRSI saat pertemuan dengan KONI Sumut, namun sampai sekarang belum terlaksana.

“Ada apa dengan PB PRSI menyepelekan masalah dualisme PRSI Sumut. Sudah satu tahun lebih berjalan mosi tidak percaya yang kami layangkan tetapi tidak digubris sama sekali,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua PRSI Toba Charles Sitohang, SE menyebutkan, pengcab-pengcab sudah mengikuti semua aturan main dan sesuai AD/ART PRSI. Mulai dari mosi tidak percaya hingga pelaksanaan Musprovlub, namun PB PRSI sendiri tidak menanggapi secara serius.

Yang lebih aneh lagi adanya pembekuan pengcab meski masa bhaktinya belum habis. “Ini sudah melanggar AD/ART. Kami mohon dengan sangat kepada PB PRSI tak membiarkan dualisme ini berlarut-larut. Segera tuntaskan dan Legalkan hasil Musprovlub,” pinta Charles. (dek)

TEKS

TEMUI: Perwakilan pengcab PRSI kabupaten/kota ketika menemui Wakil Ketua KONI Sumut, Prof Agung Sunarno, beberapa waktu lalu. (IST)

MEDAN, SUMUTPOS.CO –  Pengcab PRSI se-kabupaten/kota menyatakan kekhawatirannya atas kisruh dualisme kepengurusan PRSI Sumatera Utara yang tak berujung berakhir. Kisruh tersebut telah menghambat pembinaan atletik di Sumut.

Saat ini para atlet bingung untuk bersikap meniti karirnya. Untuk itu, Pengcab PRSI se-Sumut minta PB PRSI menyelesaikan kisruh yang berujung dualisme kepengurusan ini.

“Jangan pandang masalah ini sebelah mata. Kami mohon PB PRSI menyelesaikan kisruh (dualisme) Pengprov PRSI Sumut,” ujar Ketua Pengcab PRSI Samosir, Jaya Sinaga di Medan, Kamis (7/7).

Seperti diketahui, 15 pengcab PRSI se-Sumut membuat mosi tak percaya terhadap Muchrid Nasution. Kemudian di lanjutkan dengan menggelar Musprovlub. Namun, PB PRSI tak mengakuinya dengal dalil ilegal.

Menurut Jaya Sinaga, Pengcab PRSI se-Sumut membuat mosi tak percaya dan Musprovlub murni karena gerah aquatic Sumut selama ini tak berprestasi. Parahnya lagi, polo air Sumut langganan medali emas PON harus dua kali absen di ajang empat tahunan itu.

“Kalau PB PRSI acuh dan tetap mempertahankan Muchrid Nasution berarti sengaja menghacurkan prestasi aquatic di Sumut,” tegas Jaya Sinaga.

Disebutkan, selama dipimpin oleh Muchrid Nasution dari 2015 hingga sekarang, prestasi renang Sumut makin merosot.  Selama periodesasi tahun 2015-2022 roda organisasi tidak berjalan, tidak adanya pembinaan atlet dan program kerja. “Event – event pun dan rakerda tidak ada,” tegasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Ahmad Zein Ritonga. Ketua PRSI Labusel ini mempertanyakan PB PRSI yang belum menyelesaikan kisruh Pengprov PRSI Sumut. Padahal beredar kabar PB PRSI berjanji menuntaskan polemik di Sumut. Dan itu disampaikan Sekjen PB PRSI saat pertemuan dengan KONI Sumut, namun sampai sekarang belum terlaksana.

“Ada apa dengan PB PRSI menyepelekan masalah dualisme PRSI Sumut. Sudah satu tahun lebih berjalan mosi tidak percaya yang kami layangkan tetapi tidak digubris sama sekali,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua PRSI Toba Charles Sitohang, SE menyebutkan, pengcab-pengcab sudah mengikuti semua aturan main dan sesuai AD/ART PRSI. Mulai dari mosi tidak percaya hingga pelaksanaan Musprovlub, namun PB PRSI sendiri tidak menanggapi secara serius.

Yang lebih aneh lagi adanya pembekuan pengcab meski masa bhaktinya belum habis. “Ini sudah melanggar AD/ART. Kami mohon dengan sangat kepada PB PRSI tak membiarkan dualisme ini berlarut-larut. Segera tuntaskan dan Legalkan hasil Musprovlub,” pinta Charles. (dek)

TEKS

TEMUI: Perwakilan pengcab PRSI kabupaten/kota ketika menemui Wakil Ketua KONI Sumut, Prof Agung Sunarno, beberapa waktu lalu. (IST)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/