25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

12 Staf DPRD Medan Terpapar Corona, Total Pasien di RS Hanya 462 Pasien

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 12 orang staf DPRD Kota Medan terpapar Covid 19, lewat hasil pemeriksaan swab yang dilaksanakan Sekretariat DPRD Medan pada tanggal 4-8 September 2020 lalu. Dalam swab test selama tiga hari itu, sebanyak 90 orang pegawai DPRD Medan ikut diperiksa.

“Hasil pemeriksaan, ada 12 orang yang terpapar Covid-19. Yakni ASN, pegawai honor, dan sekuriti. Kondisi ke 12 orang itu semuanya sehat. Mereka telah disuruh isolasi mandiri,” ujar Plt Sekretaris DPRD Medan Hj Alida SH M.Hum kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (7/9).

Setelah mengetahui hasil pemeriksaan swab, DPRD Medan memutuskan untuk mengosongkan semua kegiatan di kantor DPRD Medan. “Kita sudah minta penyemprotan disinfektan ke Gugus Tugas. Kantor tidak ditutup, tapi hanya meniadakan kegiatan sampai 14 hari ke depan,” ucapnya.

Namun untuk kegiatan yang sudah diagendakan, seperti rapat paripurna nota jawaban P-APBD 2020n

pada seperti di tanggal 14 September 2020, akan tetap dilakukan. Hanya saja, pelaksanaannya menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Kegiatan alat kelengkapan dewan (AKD) ditiadakan. Akses keluar masuk gedung dewan juga kita minimalisir,” ucapnya.

Kabag Keuangan Sekretariat DPRD Kota Medan, Erisda Hutasoit, mengatakan dari hasil pemeriksaan swab tersebut, para staf yang positif telah dihubungi oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. “Kita akan WFH, karena ada tiga orang staf bagian keuangan dihubungi Dinas Kesehatan. Mereka dipanggil karena hasilnya positif,” jelasnya.

Salahsatu unsur pimpinan DPRD Medan, HT Bahrumsyah, membenarkan informasi tersebut. “Iya, infonya sudah ada 12 orang yang terpapar Covid-19. Untuk nama-namanya, saya tidak etis untuk mengumumkannya. Ke depan, sementara waktu kegiatan di gedung DPRD Medan akan dibatasi,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui, ada juga dua ASN DPRD Kota Medan yang terpapar Covid-19, yakni Kassubag Persidangan dan Risalah Sekretariat DPRD Medan, Lili Carolina Batubara. Ia sempat dirawat di RS Royal Prima Medan, namun kini ia sudah sehat.

Selanjutnya, Kasubag Perlengkapan DPRD Medan, Ermina Linda Siregar, juga terpapar Covid-19, dan meninggal dunia pada 14 Agustus 2020 lalu.

Isolasi di RS Hanya 462 Pasien

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut mengklaim, hingga Minggu (6/9) jumlah akumulasi kasus konfirmasi Covid-19 telah mencapai angka 7.000-an orang. Namun demikian, angka penderita aktif hanya 2.743 orang.

Jumlah penderita aktif tersebut terdiri dari 2.281 orang yang melakukan isolasi mandiri dan 462 orang yang melakukan isolasi di rumah sakit.

“Penderita yang Covid-19 aktif berjumlah 2.743 orang. Sebagian besarnya melakukan isolasi mandiri, karena secara klinis tidak ada gejala dan tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit,” ungkap Juru Bicara (Jubir) GTPP Covid-19 Sumut, Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB dalam video streaming Youtube, Senin (7/9).

Oleh karena itu, Whiko menjelaskan, peningkatan kasus konfirmasi di Sumut, tidak banyak mempengaruhi jumlah penderita Covid-19 yang aktif. Sebab, penambahannya selalu dibarengi dengan adanya penderita yang sembuh atau meninggal dunia setiap harinya. “Angka Covid-19 aktif ini dapat kita tekan dengan menerapkan protokol kesehatan, sehingga jumlah kasus konfirmasi baru bisa menurun dan kesembuhan bisa ditingkatkan,” jelasnya.

Whiko mengatakan, pada angka kesembuhan yang tercatat hingga 6 September 2020, terdapat peningkatan 59,66% dari minggu sebelumnya 57,68%. Demikian juga angka kematian terjadi penurunan 4,4% dari sebelumnya 4,6%, dan mendekati angka nasional sebesar 4,1%.

Menurut Whiko, pada minggu pertama September 2020 ini, perkembangan kasus Covid-19 di Sumut masih sangat dinamis, karena beberapa peningkatan signifikan kasus konfirmasi harian terus didapatkan. Namun terang dia, hal ini salah satunya dipengaruhi oleh jumlah swab yang dilakukan dalam jumlah besar, sehingga penderita tanpa gejala atau konfirmasi asimtomatik yang ada di masyarakat dapat dideteksi.

Dia mengatakan, deteksi ini penting dilakukan untuk pemisahan penderita dengan masyarakat dalam bentuk isolasi mandiri. Swab massal, sambung Whiko, telah menjadi salah satu program Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumut, dengan sasaran utamanya adalah daerah yang angka kasus konfirmasinya tinggi. “Seperti Medan, Binjai, dan Deliserdang yang angka kontribusi kasusnya mencapai 73% di Sumut,” beber Whiko.

Ia menambahkan, adapun daerah-daerah ini menjadi sasaran swab massal karena angka positivity ratenya diperoleh 16%, dengan arti kata setiap 100 spesimen yang diperiksa ada 16 orang diantaranya yang didapatkan positif. Untuk itu, semakin banyak sample swab yang diperiksa maka diharapkan, kemungkinan penambahan Covid positif bisa semakin besar.

“Sampai hari Minggu (6/9) kemarin, Gugus Tugas Provinsi Sumut telah memeriksa sebanyak 48.190 spesimen. Spesimen harian pada tahap I rata-rata yang didapatkan kurang dari 300 perharinya. Tapi saat ini, (sudah) mencapai 800 sampai 1.000 spesimen perhari,” tandasnya. (map/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 12 orang staf DPRD Kota Medan terpapar Covid 19, lewat hasil pemeriksaan swab yang dilaksanakan Sekretariat DPRD Medan pada tanggal 4-8 September 2020 lalu. Dalam swab test selama tiga hari itu, sebanyak 90 orang pegawai DPRD Medan ikut diperiksa.

“Hasil pemeriksaan, ada 12 orang yang terpapar Covid-19. Yakni ASN, pegawai honor, dan sekuriti. Kondisi ke 12 orang itu semuanya sehat. Mereka telah disuruh isolasi mandiri,” ujar Plt Sekretaris DPRD Medan Hj Alida SH M.Hum kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (7/9).

Setelah mengetahui hasil pemeriksaan swab, DPRD Medan memutuskan untuk mengosongkan semua kegiatan di kantor DPRD Medan. “Kita sudah minta penyemprotan disinfektan ke Gugus Tugas. Kantor tidak ditutup, tapi hanya meniadakan kegiatan sampai 14 hari ke depan,” ucapnya.

Namun untuk kegiatan yang sudah diagendakan, seperti rapat paripurna nota jawaban P-APBD 2020n

pada seperti di tanggal 14 September 2020, akan tetap dilakukan. Hanya saja, pelaksanaannya menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Kegiatan alat kelengkapan dewan (AKD) ditiadakan. Akses keluar masuk gedung dewan juga kita minimalisir,” ucapnya.

Kabag Keuangan Sekretariat DPRD Kota Medan, Erisda Hutasoit, mengatakan dari hasil pemeriksaan swab tersebut, para staf yang positif telah dihubungi oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. “Kita akan WFH, karena ada tiga orang staf bagian keuangan dihubungi Dinas Kesehatan. Mereka dipanggil karena hasilnya positif,” jelasnya.

Salahsatu unsur pimpinan DPRD Medan, HT Bahrumsyah, membenarkan informasi tersebut. “Iya, infonya sudah ada 12 orang yang terpapar Covid-19. Untuk nama-namanya, saya tidak etis untuk mengumumkannya. Ke depan, sementara waktu kegiatan di gedung DPRD Medan akan dibatasi,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui, ada juga dua ASN DPRD Kota Medan yang terpapar Covid-19, yakni Kassubag Persidangan dan Risalah Sekretariat DPRD Medan, Lili Carolina Batubara. Ia sempat dirawat di RS Royal Prima Medan, namun kini ia sudah sehat.

Selanjutnya, Kasubag Perlengkapan DPRD Medan, Ermina Linda Siregar, juga terpapar Covid-19, dan meninggal dunia pada 14 Agustus 2020 lalu.

Isolasi di RS Hanya 462 Pasien

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut mengklaim, hingga Minggu (6/9) jumlah akumulasi kasus konfirmasi Covid-19 telah mencapai angka 7.000-an orang. Namun demikian, angka penderita aktif hanya 2.743 orang.

Jumlah penderita aktif tersebut terdiri dari 2.281 orang yang melakukan isolasi mandiri dan 462 orang yang melakukan isolasi di rumah sakit.

“Penderita yang Covid-19 aktif berjumlah 2.743 orang. Sebagian besarnya melakukan isolasi mandiri, karena secara klinis tidak ada gejala dan tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit,” ungkap Juru Bicara (Jubir) GTPP Covid-19 Sumut, Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB dalam video streaming Youtube, Senin (7/9).

Oleh karena itu, Whiko menjelaskan, peningkatan kasus konfirmasi di Sumut, tidak banyak mempengaruhi jumlah penderita Covid-19 yang aktif. Sebab, penambahannya selalu dibarengi dengan adanya penderita yang sembuh atau meninggal dunia setiap harinya. “Angka Covid-19 aktif ini dapat kita tekan dengan menerapkan protokol kesehatan, sehingga jumlah kasus konfirmasi baru bisa menurun dan kesembuhan bisa ditingkatkan,” jelasnya.

Whiko mengatakan, pada angka kesembuhan yang tercatat hingga 6 September 2020, terdapat peningkatan 59,66% dari minggu sebelumnya 57,68%. Demikian juga angka kematian terjadi penurunan 4,4% dari sebelumnya 4,6%, dan mendekati angka nasional sebesar 4,1%.

Menurut Whiko, pada minggu pertama September 2020 ini, perkembangan kasus Covid-19 di Sumut masih sangat dinamis, karena beberapa peningkatan signifikan kasus konfirmasi harian terus didapatkan. Namun terang dia, hal ini salah satunya dipengaruhi oleh jumlah swab yang dilakukan dalam jumlah besar, sehingga penderita tanpa gejala atau konfirmasi asimtomatik yang ada di masyarakat dapat dideteksi.

Dia mengatakan, deteksi ini penting dilakukan untuk pemisahan penderita dengan masyarakat dalam bentuk isolasi mandiri. Swab massal, sambung Whiko, telah menjadi salah satu program Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumut, dengan sasaran utamanya adalah daerah yang angka kasus konfirmasinya tinggi. “Seperti Medan, Binjai, dan Deliserdang yang angka kontribusi kasusnya mencapai 73% di Sumut,” beber Whiko.

Ia menambahkan, adapun daerah-daerah ini menjadi sasaran swab massal karena angka positivity ratenya diperoleh 16%, dengan arti kata setiap 100 spesimen yang diperiksa ada 16 orang diantaranya yang didapatkan positif. Untuk itu, semakin banyak sample swab yang diperiksa maka diharapkan, kemungkinan penambahan Covid positif bisa semakin besar.

“Sampai hari Minggu (6/9) kemarin, Gugus Tugas Provinsi Sumut telah memeriksa sebanyak 48.190 spesimen. Spesimen harian pada tahap I rata-rata yang didapatkan kurang dari 300 perharinya. Tapi saat ini, (sudah) mencapai 800 sampai 1.000 spesimen perhari,” tandasnya. (map/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/