H Zulhifzi Lubis atau Opunk Ladon telah dikebumikan. Meski begitu, rasa tak percaya Opunk Ladon telah meninggal masih begitu terasa di benak para pecinta olahraga. Dan, hal itu sangat terlihat saat Sumut Pos menunggui jenazah Opunk Ladon dari Sabtu (5/10) malam hingga Minggu (6/10) dini hari lalu.
Papan bunga ucapan selamat ulang tahun masih terpampang di kantor KONI Medan, seputaran Stadion Teladan Sabtu (5/10) malamn
Hari itu menjadi hari berbahagia bagi H Zulhifzi Lubis yang merayakan ultah ke-50. Namun perasaan suka cita itu hanya dalam tempo sekejap berubah jadi duka. Papan bunga suka cita langsung berbuah menjadi papan bunga belasungkawa dari kerabat. Ya, di hari genap setengah abad, Opung Ladon meninggalkan dunia.
Rumah duka Jalan Santun no 40 yang masih tak jauh dari kawasan Teladan pun mendadak ramai dini hari itu oleh para pelayat. Mereka menyambut Opunk Ladon yang pulang untuk beristirahat dengan tenang. Mereka datang dengan segudang pertanyaan di hatinya. Perasaan sedih bercampur kaget tampak dari raut wajah para pelayat. Hujan yang turun semakin menambah suasana duka.
Jelas saja, sore harinya Opunk Ladon masih tampak gagah berpidato pada Pembukaan Pekan Olahraga Kota (Porkot) di Stadion Teladan. Even yang dirintisnya untuk membangkitkan olahraga Medan sejak lima tahun terakhir. Ia berpesan kepada ribuan atlet untuk menjaga sportivitas dalam bertanding. Tapi ternyata itu pesan terakhirnya.
Wajar juga mereka kaget, karena pagi hari mereka masih merayakan ultah Opunk di kantor KONI Medan bersama sejumlah pengurus KONI Medan. “Pagi itu kami rayakan ultahnya, beli kue. Masih sempat dia suap-suapan kue. Tapi ‘gak nyangka kalau malam ini dia dipanggil,” ujar Vera, saudaranya yang juga pengurus KONI Medan.
Selain itu, Opunk juga sudah lama menantikan pembukaan Porkot tepat digelar di hari ulang tahunnya 5 Oktober. “Dia memang sudah lama meminta Porkot itu digelar 5 Oktober. Pada Porkot pertama memang pas 5 Oktober. Selanjutnya tidak karena tidak pernah pas waktunya. Baru yang Porkot kelima ini sama lagi tanggalnya,” ujarnya.
Bahkan sebenarnya pesta perayaan yang lebih meriah pun akan disiapkan. “Gedung telah dipesan. Bahkan sudah dipanjar untuk perayaan ultah Opunk. Tapi sudah seperti ini bagaimana,” jelasnya.
Ketua Umum IMI Sumut, Musa Rajekshah bersama John Ismadi Lubis yang menjabat Ketua Harian KONI Sumut dan IMI Sumut tampak sudah berada di teras bersama rekan dan kerabat Opunk lainnya. Mereka sudah mendampingi Opunk sejak dari rumah sakit Permata Bunda. “Saya ‘gak nyangka. Sabtu pagi jam 7 saya nelepon beliau untuk mengucapkan selamat ulang tahun,” kata Ijeck.
Sementara jenazah Opunk terbujur kaku di ruang tamu. Bayu, asisten pribadinya yang sehari-sehari selalu mendampingi Opunk kemanapun melangkah tampak meraung-raung di samping jenazahnya.
“Sudah kubilang istirahatlah Ketua. Besok mau berangkat lagi ke Sergai sama Ketua Ijeck. Tapi dia bersikeras karena sudah janji sama anaknya,” ujarnya.
Sedang istrinya Erlina SH yang juga berada d isamping jenazahnya mencoba untuk tegar. Ia duduk di samping jenazah Opunk dan mengusap-usap kepala almarhum. Namun tak lama kemudian air matanya menetes. Anaknya yang paling tua, Nia Novita Lubis (16) berada di sisi kirinya sambil terus menyeka air matanya juga terus melantunkan doa.
Opunk meninggalkan tiga orang anak. Selain Nia, juga ada M Faisal Farhan Lubis (13) dan yang paling bontot, Fikri Al Faiz Lubis (8). Opunk merupakan tokoh olahraga yang berandil besar menggeliatkan kembali olahraga Medan. Sebelum menjadi Ketua KONI Medan ia lebih dulu dikenal di dunia otomotif dengan mendirikan OP Ladon ’89.
Salah satu mimpi Opunk antara lain memajukan kembali PSMS yang saat ini tengah terpuruk. Karena itu ia adalah orang yang paling sibuk untuk menyatukan PSMS yang terjerat dualisme dalam beberapa tahun belakangan. “Kalau PSMS ini dari kecil aku sudah cinta. Sampai sekarang pun walaupun kondisinya kek gini aku selalu ikuti. Bahkan kalau PSMS tanding aku selalu sempatkan mendoakannya untuk menang selesai salat. Makanya ya PSMS ini harus bisa maju lagi,” ujar Opunk ketika itu.
Namun, kini Opunk telah tiada. Tugas besar melanjutkan mimpinya untuk kemajuan olahraga kota Medan. (*)
Ketika Malam Suka Mendadak Jadi Duka
H Zulhifzi Lubis atau Opunk Ladon telah dikebumikan. Meski begitu, rasa tak percaya Opunk Ladon telah meninggal masih begitu terasa di benak para pecinta olahraga. Dan, hal itu sangat terlihat saat Sumut Pos menunggui jenazah Opunk Ladon dari Sabtu (5/10) malam hingga Minggu (6/10) dini hari lalu.
Papan bunga ucapan selamat ulang tahun masih terpampang di kantor KONI Medan, seputaran Stadion Teladan Sabtu (5/10) malamn
Hari itu menjadi hari berbahagia bagi H Zulhifzi Lubis yang merayakan ultah ke-50. Namun perasaan suka cita itu hanya dalam tempo sekejap berubah jadi duka. Papan bunga suka cita langsung berbuah menjadi papan bunga belasungkawa dari kerabat. Ya, di hari genap setengah abad, Opung Ladon meninggalkan dunia.
Rumah duka Jalan Santun no 40 yang masih tak jauh dari kawasan Teladan pun mendadak ramai dini hari itu oleh para pelayat. Mereka menyambut Opunk Ladon yang pulang untuk beristirahat dengan tenang. Mereka datang dengan segudang pertanyaan di hatinya. Perasaan sedih bercampur kaget tampak dari raut wajah para pelayat. Hujan yang turun semakin menambah suasana duka.
Jelas saja, sore harinya Opunk Ladon masih tampak gagah berpidato pada Pembukaan Pekan Olahraga Kota (Porkot) di Stadion Teladan. Even yang dirintisnya untuk membangkitkan olahraga Medan sejak lima tahun terakhir. Ia berpesan kepada ribuan atlet untuk menjaga sportivitas dalam bertanding. Tapi ternyata itu pesan terakhirnya.
Wajar juga mereka kaget, karena pagi hari mereka masih merayakan ultah Opunk di kantor KONI Medan bersama sejumlah pengurus KONI Medan. “Pagi itu kami rayakan ultahnya, beli kue. Masih sempat dia suap-suapan kue. Tapi ‘gak nyangka kalau malam ini dia dipanggil,” ujar Vera, saudaranya yang juga pengurus KONI Medan.
Selain itu, Opunk juga sudah lama menantikan pembukaan Porkot tepat digelar di hari ulang tahunnya 5 Oktober. “Dia memang sudah lama meminta Porkot itu digelar 5 Oktober. Pada Porkot pertama memang pas 5 Oktober. Selanjutnya tidak karena tidak pernah pas waktunya. Baru yang Porkot kelima ini sama lagi tanggalnya,” ujarnya.
Bahkan sebenarnya pesta perayaan yang lebih meriah pun akan disiapkan. “Gedung telah dipesan. Bahkan sudah dipanjar untuk perayaan ultah Opunk. Tapi sudah seperti ini bagaimana,” jelasnya.
Ketua Umum IMI Sumut, Musa Rajekshah bersama John Ismadi Lubis yang menjabat Ketua Harian KONI Sumut dan IMI Sumut tampak sudah berada di teras bersama rekan dan kerabat Opunk lainnya. Mereka sudah mendampingi Opunk sejak dari rumah sakit Permata Bunda. “Saya ‘gak nyangka. Sabtu pagi jam 7 saya nelepon beliau untuk mengucapkan selamat ulang tahun,” kata Ijeck.
Sementara jenazah Opunk terbujur kaku di ruang tamu. Bayu, asisten pribadinya yang sehari-sehari selalu mendampingi Opunk kemanapun melangkah tampak meraung-raung di samping jenazahnya.
“Sudah kubilang istirahatlah Ketua. Besok mau berangkat lagi ke Sergai sama Ketua Ijeck. Tapi dia bersikeras karena sudah janji sama anaknya,” ujarnya.
Sedang istrinya Erlina SH yang juga berada d isamping jenazahnya mencoba untuk tegar. Ia duduk di samping jenazah Opunk dan mengusap-usap kepala almarhum. Namun tak lama kemudian air matanya menetes. Anaknya yang paling tua, Nia Novita Lubis (16) berada di sisi kirinya sambil terus menyeka air matanya juga terus melantunkan doa.
Opunk meninggalkan tiga orang anak. Selain Nia, juga ada M Faisal Farhan Lubis (13) dan yang paling bontot, Fikri Al Faiz Lubis (8). Opunk merupakan tokoh olahraga yang berandil besar menggeliatkan kembali olahraga Medan. Sebelum menjadi Ketua KONI Medan ia lebih dulu dikenal di dunia otomotif dengan mendirikan OP Ladon ’89.
Salah satu mimpi Opunk antara lain memajukan kembali PSMS yang saat ini tengah terpuruk. Karena itu ia adalah orang yang paling sibuk untuk menyatukan PSMS yang terjerat dualisme dalam beberapa tahun belakangan. “Kalau PSMS ini dari kecil aku sudah cinta. Sampai sekarang pun walaupun kondisinya kek gini aku selalu ikuti. Bahkan kalau PSMS tanding aku selalu sempatkan mendoakannya untuk menang selesai salat. Makanya ya PSMS ini harus bisa maju lagi,” ujar Opunk ketika itu.
Namun, kini Opunk telah tiada. Tugas besar melanjutkan mimpinya untuk kemajuan olahraga kota Medan. (*)