MEDAN,SUMUTPOS.CO – Proyek revitalisasi Pasar Kampung lalang belum juga rampung. Namun begitu, proyek yang sempat bermasalah ini dikabarkan pengerjaannya telah masuk tahap finalisasi. Dan, ditargetkan jtuntas tahun ini.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Penataan Ruang (Perkim-PR) Kota Medan Samporno Pohan mengaku, proses pengerjaannya masih terus dikerjakan kontraktor PT Budi Mangun KSO. Namun, Samporno tak menjelaskan secara gamblang bagaimana progres perkembangan proyek dengan nilai kontrak Rp26,2 miliar tersebut.”Coba lihat aja sendiri bagaimana progres pembangunannya, kan bisa tahu. Tapi, yang jelas tahun ini harus kelar,” katanya ketika dihubungi, Minggu (7/10).
Sementara, Ketua Pedagang Pasar Kampunglalang, Erwina Pinem menuturkan, dari informasi para pedagang memang masih terus dikerjakan pembangunannya. Saat ini, lagi proses pemasangan kunci-kunci kios. “Lagi pencocokan kunci-kunci kios. Kalau bangunannya bisa dibilang sudah hampir selesai dan kabarnya bulan depan (November 2018) serah terima,” kata Erwina.
Diutarakan dia, jumlah kios dan lapak yang tersedia dari bangunan baru Pasar Kampunglalang tersebut mencapai 741 unit. Jumlah tersebut sudah dihitung secara pasti oleh pedagang sendiri yang turun menghitungnya. “Jumlah kios dan lapak yang dibangun tersebut menampung seluruh pedagang dengan total 732 orang. Sisanya lebih 9 unit kami kurang tahu akan diberikan kepada siapa, karena yang bagi kami seluruh pedagang terakomodir,” ungkap Erwina.
Meski demikian, sambungnya, sebagian pedagang ada yang komplain dengan lapak yang dibangun terutama para pedagang sayur. Sebab, lapak yang disediakan lebih kecil dibanding sebelum digusur. “Lapak meja sayur yang dibangun ukuran 1,2 x 1 meter persegi. Padahal, dulunya 1,8 x 2 meter persegi. Namun karena sudah terlalu lama tak ada lapak sehingga mau tidak mau pedagang menerima,” tuturnya.
Erwina menyebutkan, para pedagang sayur sudah mempertanyakan kenapa lapak yang dibangun terlalu kecil. Alasannya agar semua pedagang tertampung. “Kalau enggak kayak gitu (lapaknya kecil), kemungkinan tidak tertampung semua pedagang dan muncul masalah lagi. Makanya, lapak pedagang sayur harus diperkecil,” papar dia.
Ia menambahkan, seluruh pedagang yang akan menempati bangunan pasar tersebut tidak dikenakan biaya sepeserpun untuk menempati kios atau lapak. “Palingan nanti dikenakan biaya untuk perawatan per tahun, cuma kami belum tahu apakah dikutip saat menempati kios/lapak yang berkisar di bawah Rp1 juta,” pungkasnya. (ris/ila)