26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

3 Opsi: Pulkam, Pindah, Tinggal, 600 Warga Sumut Eksodus dari Wamena

Pejabat baru Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpau (mantan Kapolda Sumut), mengunjungi warga Sumut yang mengungsi dari Wamena.

SUMUTPOS.CO – Hasil pendataan Tim Khusus “Sumut Peduli Wamena” yang dibentuk Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, warga Sumut yang eksodus dari Wamena, Papua, berjumlah sekitar 600 orang. Dari ratusan warga yang tersebar di enam posko, baik di Rindam, Jayapura, Balai Besar Pelaksanaan Jalan, di masjid, gereja, Yonif Rider 751, dan di rumah keluarga, sebagian minta pulang ke Sumut. Namun sebagian lagi minta eksodus ke kota lain, dan sebagian lagi ingin tetap menetap di Wamena.

“ADA JUGA yang belum menentukan pilihan apakah mau (pulang, pindah, atau tinggal). Sebagian lagi ada yang belum diketahui keberadaannya. Bagi yang mau pulang ke Sumut, sudah kita fasilitasi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis menjawab Sumut Pos, Senin (7/10).

Tim masih memberi waktu sampai hari ini (Selasa) bagi warga untuk menentukan sikap, terutama yang masih berada di Wamena. Sesuai rencana, bagi warga yang ingin kembali ke kampung halaman akan disiapkan transportasi laut.

Dikatakan Riadil, gelombang pertama warga Sumut yang pulang dari Wamena sebanyak 14 orang. Dua hari lalu mereka ditangani oleh Tim I untuk diberangkatkan menggunakan bus dari Surabaya ke Medan. Sebelumnya ada 31 orang dievakuasi dari Wamena ke Surabaya, pascakerusuhan Wamena beberapa waktu lalu. Namun sebanyak 17 orang sudah dijemput keluarganya dan dibawa ke Malang dan provinsi lain.

“Ke-14 pengungsi itu diperkirakan tiba di kantor Gubernur Sumut pada Rabu (9/10) pagi,” katanya.

Pada Rabu siang, rencananya dibuat acara penjemputan oleh masing-masing kepala daerah. “Kita harapkan, bupati dan wali kota memfasilitasi kepulangan mereka ke desa-desanya. Rencananya mereka dari Wamena dikumpulkan di kantor gubernur,” kata Riadil.

Adapun Tim II, saat ini masih berada di Tanjung Priok, Jakarta. Pada Selasa pagi, Tim II sudah memberangkatkan 24 orang menuju Medan dengan menggunakan bus. “Ada orang tua, ada anak-anak, ada wanita hamil, semualah. Sebelum berangkat, kita cek satu per satu kondisi kesehatan pengungsi di posko-posko Tanjung Priok dan Surabaya. Memastikan mereka sehat. Kita carter bus, dan ALS yang ada di sana dan paling gampang koordinasi,” ujarnya.

Ke-24 pengungsi ini sebelumnya dievakuasi dari Wamena ke Makassar. Dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, pada Senin (7/10). Dari Tanjung Priok, mereka langsung diberangkatkan ke Medan naik bus. “Jadi total ada 38 orang (14 dari Surabaya, dan 24 dari Tanjungpriok), semua naik bus ALS yang kita sewa dan akan tiba di Sumut, diperkirakan Rabu. Kita doakan bersama agar selamat sampai tujuan,” ujar Riadil.

Sedangkan Tim III di Jayapura, masih mendata warga di pengungsian (Jayapura-Sentani-Abepura) sekaligus mengurus pemulangan warga yang ingin pulang. “Rencananya, kita naik kapal laut langsung dari Jayapura, transit dulu ke Tanjung Priok atau Tanjung Perak, lalu menuju Belawan. Saat ini kita sedang siapkan kapalnya. Kita menunggu sampai besok (hari ini, Red) memfinalisasi berapa yang mau pulang. Karena masih ada yang ragu-ragu,” katanya.

Selama berada di Wamena, Tim Khusus “Sumut Peduli Wamena” terus dibantu pihak TNI. Baik dari Rindam, Rider, dan dinas-dinas di Jayapura. Di samping itu, dana bantuan buat warga Sumut di Wamena terus mengalir melalui penggalangan dana yang baru-baru ini dibuka oleh Gubernur Edy Rahmayadi.

“Kita kasih waktu mereka sampai besok, Selasa. Tim kita sudah bekerja atas perintah bapak gubernur. Seperti tim I yang sedang di Wamena, baik di Jayapura, Adipura dan Sentani. Mereka mendata berapa sebenarnya warga Sumut yang mengungsi di sana,” katanya.

Sedangkan Tim 4, baru akan berangkat bersama beberapa kepala dinas ke Wamena, untuk kemudian akan difasilitasi Tim 1 yang berada di sana.

Sehari sebelumnya, Riadil mengatakan kebutuhan warga di pos pengungsian untuk sementara cukup. “Namun pakaian diperlukan,” katanya, Minggu (6/10).

Tim sempat mendata dan mewawancarai para pengungsi. Hasilnya, 85 persen dari 293 orang pengungsi menyatakan ingin pulang ke Sumut. Sisanya minta dievakuasi ke luar Wamena, seperti Sulawesi, Jawa, atau Jakarta.

Seperti diketahui, serangan separatis bersenjata di beberapa wilayah di Papua mengancam terjadinya eksodus di provinsi paling timur Indonesia itu. Setelah penebaran teror di Wamena, Lanny Jaya, dan Tolikara, kini Kota Ilaga menjadi target mereka.

Selain melakukan serangan secara terang-terangan, mereka juga membakar rumah-rumah warga. Fenomena ini sebelumnya juga terjadi di Wamena hingga terjadi kerusuhan pada Senin (23/9) yang menelan banyak korban.

Buntut kerusuhan, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memerintahkan kepada seluruh Tim Khusus Sumut Peduli Wamena untuk membantu dan memfasilitasi warga Sumut yang ada di tempat-tempat pengungsian. Baik yang masih ada di Papua ataupun di provinsi lain.

“Saya minta tim untuk membantu dan memfasilitasi warga Sumut yang ada di pengungsian. Pastikan mereka dalam kondisi aman, baik dan sehat. Dan yang minta pulang, segera dipulangkan, fasilitasi dan pastikan mereka aman dan selamat sampai di Medan,” tegas Edy.

Pejabat baru Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpau (mantan Kapolda Sumut), mengunjungi warga Sumut yang mengungsi dari Wamena.

SUMUTPOS.CO – Hasil pendataan Tim Khusus “Sumut Peduli Wamena” yang dibentuk Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, warga Sumut yang eksodus dari Wamena, Papua, berjumlah sekitar 600 orang. Dari ratusan warga yang tersebar di enam posko, baik di Rindam, Jayapura, Balai Besar Pelaksanaan Jalan, di masjid, gereja, Yonif Rider 751, dan di rumah keluarga, sebagian minta pulang ke Sumut. Namun sebagian lagi minta eksodus ke kota lain, dan sebagian lagi ingin tetap menetap di Wamena.

“ADA JUGA yang belum menentukan pilihan apakah mau (pulang, pindah, atau tinggal). Sebagian lagi ada yang belum diketahui keberadaannya. Bagi yang mau pulang ke Sumut, sudah kita fasilitasi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis menjawab Sumut Pos, Senin (7/10).

Tim masih memberi waktu sampai hari ini (Selasa) bagi warga untuk menentukan sikap, terutama yang masih berada di Wamena. Sesuai rencana, bagi warga yang ingin kembali ke kampung halaman akan disiapkan transportasi laut.

Dikatakan Riadil, gelombang pertama warga Sumut yang pulang dari Wamena sebanyak 14 orang. Dua hari lalu mereka ditangani oleh Tim I untuk diberangkatkan menggunakan bus dari Surabaya ke Medan. Sebelumnya ada 31 orang dievakuasi dari Wamena ke Surabaya, pascakerusuhan Wamena beberapa waktu lalu. Namun sebanyak 17 orang sudah dijemput keluarganya dan dibawa ke Malang dan provinsi lain.

“Ke-14 pengungsi itu diperkirakan tiba di kantor Gubernur Sumut pada Rabu (9/10) pagi,” katanya.

Pada Rabu siang, rencananya dibuat acara penjemputan oleh masing-masing kepala daerah. “Kita harapkan, bupati dan wali kota memfasilitasi kepulangan mereka ke desa-desanya. Rencananya mereka dari Wamena dikumpulkan di kantor gubernur,” kata Riadil.

Adapun Tim II, saat ini masih berada di Tanjung Priok, Jakarta. Pada Selasa pagi, Tim II sudah memberangkatkan 24 orang menuju Medan dengan menggunakan bus. “Ada orang tua, ada anak-anak, ada wanita hamil, semualah. Sebelum berangkat, kita cek satu per satu kondisi kesehatan pengungsi di posko-posko Tanjung Priok dan Surabaya. Memastikan mereka sehat. Kita carter bus, dan ALS yang ada di sana dan paling gampang koordinasi,” ujarnya.

Ke-24 pengungsi ini sebelumnya dievakuasi dari Wamena ke Makassar. Dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, pada Senin (7/10). Dari Tanjung Priok, mereka langsung diberangkatkan ke Medan naik bus. “Jadi total ada 38 orang (14 dari Surabaya, dan 24 dari Tanjungpriok), semua naik bus ALS yang kita sewa dan akan tiba di Sumut, diperkirakan Rabu. Kita doakan bersama agar selamat sampai tujuan,” ujar Riadil.

Sedangkan Tim III di Jayapura, masih mendata warga di pengungsian (Jayapura-Sentani-Abepura) sekaligus mengurus pemulangan warga yang ingin pulang. “Rencananya, kita naik kapal laut langsung dari Jayapura, transit dulu ke Tanjung Priok atau Tanjung Perak, lalu menuju Belawan. Saat ini kita sedang siapkan kapalnya. Kita menunggu sampai besok (hari ini, Red) memfinalisasi berapa yang mau pulang. Karena masih ada yang ragu-ragu,” katanya.

Selama berada di Wamena, Tim Khusus “Sumut Peduli Wamena” terus dibantu pihak TNI. Baik dari Rindam, Rider, dan dinas-dinas di Jayapura. Di samping itu, dana bantuan buat warga Sumut di Wamena terus mengalir melalui penggalangan dana yang baru-baru ini dibuka oleh Gubernur Edy Rahmayadi.

“Kita kasih waktu mereka sampai besok, Selasa. Tim kita sudah bekerja atas perintah bapak gubernur. Seperti tim I yang sedang di Wamena, baik di Jayapura, Adipura dan Sentani. Mereka mendata berapa sebenarnya warga Sumut yang mengungsi di sana,” katanya.

Sedangkan Tim 4, baru akan berangkat bersama beberapa kepala dinas ke Wamena, untuk kemudian akan difasilitasi Tim 1 yang berada di sana.

Sehari sebelumnya, Riadil mengatakan kebutuhan warga di pos pengungsian untuk sementara cukup. “Namun pakaian diperlukan,” katanya, Minggu (6/10).

Tim sempat mendata dan mewawancarai para pengungsi. Hasilnya, 85 persen dari 293 orang pengungsi menyatakan ingin pulang ke Sumut. Sisanya minta dievakuasi ke luar Wamena, seperti Sulawesi, Jawa, atau Jakarta.

Seperti diketahui, serangan separatis bersenjata di beberapa wilayah di Papua mengancam terjadinya eksodus di provinsi paling timur Indonesia itu. Setelah penebaran teror di Wamena, Lanny Jaya, dan Tolikara, kini Kota Ilaga menjadi target mereka.

Selain melakukan serangan secara terang-terangan, mereka juga membakar rumah-rumah warga. Fenomena ini sebelumnya juga terjadi di Wamena hingga terjadi kerusuhan pada Senin (23/9) yang menelan banyak korban.

Buntut kerusuhan, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memerintahkan kepada seluruh Tim Khusus Sumut Peduli Wamena untuk membantu dan memfasilitasi warga Sumut yang ada di tempat-tempat pengungsian. Baik yang masih ada di Papua ataupun di provinsi lain.

“Saya minta tim untuk membantu dan memfasilitasi warga Sumut yang ada di pengungsian. Pastikan mereka dalam kondisi aman, baik dan sehat. Dan yang minta pulang, segera dipulangkan, fasilitasi dan pastikan mereka aman dan selamat sampai di Medan,” tegas Edy.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/