27 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Medan Utara Dominasi Kasus Gizi Buruk

Medan Utara hingga kini masih menjadi penyumbang terbesar kasus gizi buruk yang terjadi di Kota Medan. Data September 2011, ditemukan 124 anak penderita gizi buruk. Dari jumlah itu, 12 orang berasal dari Kecamatan Medan Labuhan.

“Dari hasil pendataan tahun 2010 dan 2011, terdapat 9 kecamatan di Kota Medan yang daerah rawan gizi buruk. Tiga diantaranya berada di wilayah Medan Utara, yakni Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan, dan Kecamatan Medan Belawan. Ini harus mendapat perhatian khusus dari Pemko Medan,” ujar Ketua Komisi C, A Hie, di Gedung DPRD Medan, kemarin.

Statistik gizi buruk di wilayah Kecamatan Belawan, sambung A Hie lagi, masih belum terselesaikan. Apalagi masyarakat di Kampung Nelayan Seberang masih menggunakan boat untuk berobat. “Puskesmas di sana tidak ada. Jadi harus keluar berobat,” ungkapnya.

Kondisi itu semakin rawan karena padatnya pemukiman penduduk dan rendahnya pendapatan masyarakat di sana. “Ini terus menjadi temuan dan keluhan masyarakat saat reses anggota dewan Dapil V yang meliputi Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Deli,” terangnya.

Memang, lanjut A Hie, Pemko Medan melalui SKPD terkait pada TA 2012, telah menampung anggaran untuk revitalisasi Posyandu, di mana anggaran itu disediakan untuk menekan angka gizi buruk. Namun program tersebut sepertinya tidak berjalan maksimal. “Bagaimana dengan 2013 yang anggarannya menurun? Apa mungkin kasus gizi buruk ini bisa teratasi? Ini yang harus menjadi perhatian,” ujarnya.

Wali Kota Medan diwakili Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Medan H Damikrot Harahap S Sos MSi membuka acara kegiatan Bulan Balita ke-30 dan Bina Generasi Muda Remaja Kota Medan, mengatakan, sangat memperhatikan pertumbuhan usia balita. “Pada usia balita, anak semestinya mengonsumsi makanan yang bergizi, beragam dan berimbang. Untuk itu, kita menyediakan fasilitas agar balita mendapat gizi yang baik,” katanya. (gus)

Medan Utara hingga kini masih menjadi penyumbang terbesar kasus gizi buruk yang terjadi di Kota Medan. Data September 2011, ditemukan 124 anak penderita gizi buruk. Dari jumlah itu, 12 orang berasal dari Kecamatan Medan Labuhan.

“Dari hasil pendataan tahun 2010 dan 2011, terdapat 9 kecamatan di Kota Medan yang daerah rawan gizi buruk. Tiga diantaranya berada di wilayah Medan Utara, yakni Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan, dan Kecamatan Medan Belawan. Ini harus mendapat perhatian khusus dari Pemko Medan,” ujar Ketua Komisi C, A Hie, di Gedung DPRD Medan, kemarin.

Statistik gizi buruk di wilayah Kecamatan Belawan, sambung A Hie lagi, masih belum terselesaikan. Apalagi masyarakat di Kampung Nelayan Seberang masih menggunakan boat untuk berobat. “Puskesmas di sana tidak ada. Jadi harus keluar berobat,” ungkapnya.

Kondisi itu semakin rawan karena padatnya pemukiman penduduk dan rendahnya pendapatan masyarakat di sana. “Ini terus menjadi temuan dan keluhan masyarakat saat reses anggota dewan Dapil V yang meliputi Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Deli,” terangnya.

Memang, lanjut A Hie, Pemko Medan melalui SKPD terkait pada TA 2012, telah menampung anggaran untuk revitalisasi Posyandu, di mana anggaran itu disediakan untuk menekan angka gizi buruk. Namun program tersebut sepertinya tidak berjalan maksimal. “Bagaimana dengan 2013 yang anggarannya menurun? Apa mungkin kasus gizi buruk ini bisa teratasi? Ini yang harus menjadi perhatian,” ujarnya.

Wali Kota Medan diwakili Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Medan H Damikrot Harahap S Sos MSi membuka acara kegiatan Bulan Balita ke-30 dan Bina Generasi Muda Remaja Kota Medan, mengatakan, sangat memperhatikan pertumbuhan usia balita. “Pada usia balita, anak semestinya mengonsumsi makanan yang bergizi, beragam dan berimbang. Untuk itu, kita menyediakan fasilitas agar balita mendapat gizi yang baik,” katanya. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/