25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

5 Orang Meninggal Terseret Banjir di Kota Medan, Kemensos Siapkan Santunan Ahli Waris

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Sosial tengah mendata dan menyiapkan santunan ahli waris bagi lima korban meninggal dunia akibat banjir besar di Kota Medan. Banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Medan itu dipicu hujan deras pada Kamis (3/12) malam hingga Jumat (4/12) dini hari. Akibatnya 5 orang ditemukan meninggal dunia, sementara 1 orang lainnya masih dalam upaya pencarian.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, M Safii Nasution mengunjungi posko pengungsian banjir di Jalan Flamboyan, Medan.  Kantor Balai Desa, Tanjung Selamat, hari ini. Kemensos pastikan seluruh kebutuhan pengungsi terpenuhi dan mencatat sebanyak 5 orang korban jiwa dan akan memberikan santunan sebesar 15 juta per jiwa.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, M Safii Nasution mengunjungi posko pengungsian banjir di Jalan Flamboyan, Medan. Kantor Balai Desa, Tanjung Selamat, hari ini. Kemensos pastikan seluruh kebutuhan pengungsi terpenuhi dan mencatat sebanyak 5 orang korban jiwa dan akan memberikan santunan sebesar 15 juta per jiwa.

Kementerian Sosial, yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), M. Safii Nasution, mengatakan, pihaknya akan segera menyalurkan bantuan ahli waris kepada kelima korban tersebut.

“Kami tadi sudah mendatangi 5 keluarga korban meninggal dari 6 yang sempat dinyatakan hilang, kita akan berikan santunan ahli waris sejumlah Rp15 juta,” ujar Safii saat mengunjungi posko pengungsian di Balai Desa Tanjung Selamet, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang,

Selain menyiapkan dana bantuan ahli waris, Kemensos juga menginventaris kebutuhan-kebutuhan pengungsi, mulai dari logistik, keperluan kebersihan, hingga tenda pengungsian Covid-19. “Kami memiliki tenda pengungsi Covid-19 ukuran 6×10 dilengkapi sekat tiap 2 meternya dan ventilasi, ini untuk menghindari droplet, nanti berapa jumlahnya tergantung kebutuhan,” ujar Safii.

Penambahan tenda pengungsian dipandang perlu, terutama bagi kelompok rentan, lansia dan anak-anak, lantaran Balai Desa Tanjung Selamat memiliki kapasitas terbatas untuk menampung sebanyak 323 jiwa.

Terbatasnya ruang yang ada, membuat pengungsi tidur di lantai dengan alas seadanya. Penambahan tenda itu dimaksudkan supaya para pengungsi terhindar dari penyakit ketika berada di pengungsian.

Kemensos juga mengerahkan 38 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mengelola dapur umum lapangan yang terletak tidak jauh dari lokasi pengungsian untuk mensupply kebutuhan makan pengungsi selama masih ada warga yang mengungsi. “Selain mendirikan dapur umum lapangan, mereka (Tagana) juga bergotong royong bersama warga untuk membersihkan lumpur di rumah warga,” papar Safii.

Banjir di Kota Medan terjadi setelah Sungai Deli, Babura dan Denai meluap. Banjir setinggi 30-60 cm merendam ratusan rumah warga di bantaran sungai itu sejak Kamis malam. Setidaknya, ada empat kecamatan yang terdampak banjir yaitu Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Tuntungan. Berdasarkan data dari BPBD Kota Medan, dilaporkan sebanyak 1.983 unit rumah terendam dan 5.965 jiwa terpaksa mengungsi di beberapa titik.

Sementara di Kabupaten Karo, Kementerian Sosial juga menyerahkan Bantuan Hunian Tetap kepada 892 KK korban bencana erupsi gunung Sinabung relokasi tahap III senilai Rp2.676.000.000.

Selain itu, juga menyerahkan Bantuan Bahan Bangunan Rumah (BBR), Isi Hunian Tetap dan Usaha ekonomi produktif (UEP) kepada 8 KK/unit rumah korban bencana kebakaran senilai Rp264.000.000 dan Bantuan Paket Sembako kepada korban erupsi gunung Sinabung relokasi tahap III dan Kebakaran Pasar Brastagi sebanyak 1.500 Paket senilai Rp300.000.000.

Bantuan tersebut langsung diserahkan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Aksesibilitas Sosial, Sonny W Manalu kepada Bupati Karo, Terkelin Brahmana disaksikan oleh Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting dan Kasubdit Pemulihan dan Penguatan Sosial Pudak Bektiwidari, (7/12). (rel/tri)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Sosial tengah mendata dan menyiapkan santunan ahli waris bagi lima korban meninggal dunia akibat banjir besar di Kota Medan. Banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Medan itu dipicu hujan deras pada Kamis (3/12) malam hingga Jumat (4/12) dini hari. Akibatnya 5 orang ditemukan meninggal dunia, sementara 1 orang lainnya masih dalam upaya pencarian.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, M Safii Nasution mengunjungi posko pengungsian banjir di Jalan Flamboyan, Medan.  Kantor Balai Desa, Tanjung Selamat, hari ini. Kemensos pastikan seluruh kebutuhan pengungsi terpenuhi dan mencatat sebanyak 5 orang korban jiwa dan akan memberikan santunan sebesar 15 juta per jiwa.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, M Safii Nasution mengunjungi posko pengungsian banjir di Jalan Flamboyan, Medan. Kantor Balai Desa, Tanjung Selamat, hari ini. Kemensos pastikan seluruh kebutuhan pengungsi terpenuhi dan mencatat sebanyak 5 orang korban jiwa dan akan memberikan santunan sebesar 15 juta per jiwa.

Kementerian Sosial, yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), M. Safii Nasution, mengatakan, pihaknya akan segera menyalurkan bantuan ahli waris kepada kelima korban tersebut.

“Kami tadi sudah mendatangi 5 keluarga korban meninggal dari 6 yang sempat dinyatakan hilang, kita akan berikan santunan ahli waris sejumlah Rp15 juta,” ujar Safii saat mengunjungi posko pengungsian di Balai Desa Tanjung Selamet, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang,

Selain menyiapkan dana bantuan ahli waris, Kemensos juga menginventaris kebutuhan-kebutuhan pengungsi, mulai dari logistik, keperluan kebersihan, hingga tenda pengungsian Covid-19. “Kami memiliki tenda pengungsi Covid-19 ukuran 6×10 dilengkapi sekat tiap 2 meternya dan ventilasi, ini untuk menghindari droplet, nanti berapa jumlahnya tergantung kebutuhan,” ujar Safii.

Penambahan tenda pengungsian dipandang perlu, terutama bagi kelompok rentan, lansia dan anak-anak, lantaran Balai Desa Tanjung Selamat memiliki kapasitas terbatas untuk menampung sebanyak 323 jiwa.

Terbatasnya ruang yang ada, membuat pengungsi tidur di lantai dengan alas seadanya. Penambahan tenda itu dimaksudkan supaya para pengungsi terhindar dari penyakit ketika berada di pengungsian.

Kemensos juga mengerahkan 38 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mengelola dapur umum lapangan yang terletak tidak jauh dari lokasi pengungsian untuk mensupply kebutuhan makan pengungsi selama masih ada warga yang mengungsi. “Selain mendirikan dapur umum lapangan, mereka (Tagana) juga bergotong royong bersama warga untuk membersihkan lumpur di rumah warga,” papar Safii.

Banjir di Kota Medan terjadi setelah Sungai Deli, Babura dan Denai meluap. Banjir setinggi 30-60 cm merendam ratusan rumah warga di bantaran sungai itu sejak Kamis malam. Setidaknya, ada empat kecamatan yang terdampak banjir yaitu Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Tuntungan. Berdasarkan data dari BPBD Kota Medan, dilaporkan sebanyak 1.983 unit rumah terendam dan 5.965 jiwa terpaksa mengungsi di beberapa titik.

Sementara di Kabupaten Karo, Kementerian Sosial juga menyerahkan Bantuan Hunian Tetap kepada 892 KK korban bencana erupsi gunung Sinabung relokasi tahap III senilai Rp2.676.000.000.

Selain itu, juga menyerahkan Bantuan Bahan Bangunan Rumah (BBR), Isi Hunian Tetap dan Usaha ekonomi produktif (UEP) kepada 8 KK/unit rumah korban bencana kebakaran senilai Rp264.000.000 dan Bantuan Paket Sembako kepada korban erupsi gunung Sinabung relokasi tahap III dan Kebakaran Pasar Brastagi sebanyak 1.500 Paket senilai Rp300.000.000.

Bantuan tersebut langsung diserahkan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Aksesibilitas Sosial, Sonny W Manalu kepada Bupati Karo, Terkelin Brahmana disaksikan oleh Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting dan Kasubdit Pemulihan dan Penguatan Sosial Pudak Bektiwidari, (7/12). (rel/tri)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/