25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Vaksinasi Covid-19 di RS Adam Malik, Nakes Senior Mulai Disuntik Dosis 1

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pascaterbitnya izin darurat dari BPOM, vaksinasi Covid-19 untuk lanjut usia (lansia) dimulai. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) memberikan vaksinasi Covid-19 dosis 1 untuk tenaga kesehatan (nakes) senior berusia di atas 60 tahun, mulai Senin (8/2) pagi.

VAKSINASI: Nakes lansia RSUP HAM mulai disuntikkan vaksin Covid-19 dosis 1, Senin (8/2). Nakes lansia dibolehkan vaksinasl Covid oleh BPOM, dengan skrining yang ketat.

“Hari ini (kemarin, red) kita telah melakukan vaksinasi nakes umur lebih dari 60 tahun. Mari kita vaksinasi semua tenaga kesehatan agar kita sebagai pelayan utama terhadap pasien bisa lebih aman, dan juga buat keluarga di rumah akan lebih aman,” kata Direktur Utama RSUP HAM, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) didampingi jajaran direksi.

Zainal menyebutkan, sebanyak 4 nakes lansia menerima suntikan vaksin Covid-19 tahap pertama. Yakni Prof dr Hj Bidasari Lubis SpA(K) (67 tahun), Prof dr Bachtiar Surya SpB-KBD (75 tahun), dr Zulfikar Lubis SpPK (K) (64 tahun), dan dr Zuhrial SpPD-KAI (63 tahun). “Secara bergiliran mereka menerima suntikan vaksin Covid-19,” ucap Zainal.

Prof dr Hj Bidasari Lubis SpA(K) yang menjadi nakes lansia pertama menerima suntikan vaksin Covid-19 mengaku tidak ada merasa apa-apa setelah divaksin. “Sampai saat ini, alhamdulillah saya tidak merasakan gejala apapun. Insyaallah saya masih dilindungi Allah untuk dapat vaksin yang kedua nanti,” ungkap Prof Bidasari sembari mengajak nakes lansia lainnya untuk segera mendaftarkan diri agar menerima vaksinasi Covid-19.

Sebelumnya, RSUP HAM telah melaksanakan vaksinasi Covid-19 tahap pertama pada 19-31 Januari 2021 yang diikuti sebanyak 2.304 nakes. Selain pegawai, sejumlah dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dan dokter coass yang sedang menempuh pendidikan kedokteran di RSUP HAM, serta sejumlah nakes dari luar juga turut menerima vaksin Covid-19 periode ini.

Vaksinasi Covid-19 tahap kedua juga telah dimulai sejak tanggal 2 Februari 2021, sesuai dengan prosedur setelah 14 hari mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 tahap pertama. Sementara, vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi lansia akan diberikan 28 hari kemudian setelah menerima suntikan vaksin tahap pertama.

Cukup Aman bagi Lansia

Menurut ahli gerontologi (ilmu penuaan) dari FKUI/RSCM dr Siti Setiati, SpPD-KGer, vaksin Sinovac cukup aman, tapi tetap harus memerhatikan beberapa catatan.

“Catatannya adalah, tidak diberikan kepada mereka yang sudah rapuh, itu ada ukurannya. Contohnya, tidak sedang memiliki penyakit kronik yang sedang akut. Misal punya jantung koroner dan sedang serangan jantung, itu kan enggak bisa ya,” ujar Siti, Senin (8/2).

Contoh kondisi lain yang membuat lansia tidak dianjurkan menjalankan vaksinasi adalah ketika penyakit ginjal yang dialami sedang akut, sedang menjalani kemoterapi kanker ganas, dan sedang mengonsumsi obat-obatan steroid.

“Pada umumnya, kalau lansia itu sehat dan tidak memiliki kondisi-kondisi akut saat hendak divaksin, tentunya itu cukup aman.”

Pada masyarakat umum, jeda vaksinasi yang diberikan adalah 14 hari. Namun, pada lansia jeda tersebut bertambah dua kali lipat menjadi 28 hari.

Menurut Siti, hal ini berkaitan dengan kondisi imunitas lansia yang tidak sebaik kelompok masyarakat usia produktif. “Respons imun lansia itu tidak sebaik pada orang muda. Jadi, tubuhnya butuh waktu untuk bisa membentuk antibodi yang cukup, jadi enggak bisa diburu-buru.”

Di usia lanjut, setiap manusia dapat mengalami penurunan respons imun terhadap apapun yang masuk ke dalam tubuhnya. Jadi, lanjut Siti, lansia membutuhkan waktu untuk bisa merespons dengan baik terhadap vaksin yang diberikan.

Siti menegaskan, semakin sehat lansia maka semakin layak mendapatkan vaksinasi. Ia juga memberikan beberapa kiat bagi para lansia yang hendak mendapatkan vaksinasi. “Tentu olahraga, makan yang bergizi, tidur yang cukup itu sangat penting untuk membuat mereka (lansia) lebih bugar. Tubuh kita bisa merespons vaksin dengan baik jika dalam keadaan sehat.”

Olahraga yang dapat dipilih oleh lansia adalah olahraga ringan dengan tujuan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, makan makanan sehat dan istirahat yang cukup juga memiliki manfaat yang baik terhadap imunitas.

“Juga jangan stres, semua itu kan dalam rangka memperbaiki imunitas agar vaksin diterima dengan baik oleh tubuh dan membentuk antibodi yang cukup,” pungkasnya.

WHO: Setiap Kehidupan Berharga

Terpisah, World Health Organization (WHO) kembali mengingatkan negara-negara di dunia untuk memprioritaskan lansia dalam program vaksinasi COVID-19.

“Ada narasi meresahkan di beberapa negara yang menyebut bahwa tidak masalah apabila orang yang lebih tua meninggal,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi persnya Jumat pekan lalu waktu setempat.

“Ini tidak baik. Tidak ada yang boleh disingkirkan. Setiap kehidupan berharga, tanpa memandang usia, jenis kelamin, status hukum, etnis, atau apa pun,” ia melanjutkan seperti dikutip dari laman resmi WHO pada Senin (8/2).

Maka dari itu, Tedros pun menegaskan bahwa sangat penting bagi lansia untuk diprioritaskan dalam pemberian vaksin COVID-19.

Tedros mengatakan bahwa mereka yang paling berisiko akibat penyakit parah dan kematian karena COVID-19, termasuk tenaga kesehatan dan lansia, harus didahulukan untuk mendapatkan vaksin. “Mereka harus didahulukan di mana pun.”

Di kesempatan yang sama, Tedros melaporkan bahwa jumlah vaksinasi di dunia telah melampaui jumlah infeksi COVID-19 yang dilaporkan.

“Di satu sisi itu adalah kabar baik dan pencapaian luar biasa dalam jangka waktu sesingkat itu,” ujarnya. “Namun lebih dari tiga perempat dari vaksinasi tersebut ada di 10 negara yang menyumbang hampir 60 persen dari PDB (produk domestik bruto) global.”

Menurut Tedros, hampir 130 negara, dengan 2,5 miliar penduduknya, bahkan belum mendapatkan dosis pertama.

Ia pun menegaskan bahwa semua pemerintah punya kewajiban untuk melindungi rakyatnya. Apabila suatu negara telah memvaksinasi tenaga kesehatan dan lansia, cara terbaik untuk melindungi orang lain adalah dengan membagi vaksinnya ke negara lain agar mereka bisa melakukan hal serupa.

“Karena semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk vaksinasi mereka yang paling berisiko di mana pun, semakin besar kesempatan kita memberikan virus untuk bermutasi dan menghindari dari vaksin,” katanya. (ris/lp6)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pascaterbitnya izin darurat dari BPOM, vaksinasi Covid-19 untuk lanjut usia (lansia) dimulai. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) memberikan vaksinasi Covid-19 dosis 1 untuk tenaga kesehatan (nakes) senior berusia di atas 60 tahun, mulai Senin (8/2) pagi.

VAKSINASI: Nakes lansia RSUP HAM mulai disuntikkan vaksin Covid-19 dosis 1, Senin (8/2). Nakes lansia dibolehkan vaksinasl Covid oleh BPOM, dengan skrining yang ketat.

“Hari ini (kemarin, red) kita telah melakukan vaksinasi nakes umur lebih dari 60 tahun. Mari kita vaksinasi semua tenaga kesehatan agar kita sebagai pelayan utama terhadap pasien bisa lebih aman, dan juga buat keluarga di rumah akan lebih aman,” kata Direktur Utama RSUP HAM, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) didampingi jajaran direksi.

Zainal menyebutkan, sebanyak 4 nakes lansia menerima suntikan vaksin Covid-19 tahap pertama. Yakni Prof dr Hj Bidasari Lubis SpA(K) (67 tahun), Prof dr Bachtiar Surya SpB-KBD (75 tahun), dr Zulfikar Lubis SpPK (K) (64 tahun), dan dr Zuhrial SpPD-KAI (63 tahun). “Secara bergiliran mereka menerima suntikan vaksin Covid-19,” ucap Zainal.

Prof dr Hj Bidasari Lubis SpA(K) yang menjadi nakes lansia pertama menerima suntikan vaksin Covid-19 mengaku tidak ada merasa apa-apa setelah divaksin. “Sampai saat ini, alhamdulillah saya tidak merasakan gejala apapun. Insyaallah saya masih dilindungi Allah untuk dapat vaksin yang kedua nanti,” ungkap Prof Bidasari sembari mengajak nakes lansia lainnya untuk segera mendaftarkan diri agar menerima vaksinasi Covid-19.

Sebelumnya, RSUP HAM telah melaksanakan vaksinasi Covid-19 tahap pertama pada 19-31 Januari 2021 yang diikuti sebanyak 2.304 nakes. Selain pegawai, sejumlah dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dan dokter coass yang sedang menempuh pendidikan kedokteran di RSUP HAM, serta sejumlah nakes dari luar juga turut menerima vaksin Covid-19 periode ini.

Vaksinasi Covid-19 tahap kedua juga telah dimulai sejak tanggal 2 Februari 2021, sesuai dengan prosedur setelah 14 hari mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 tahap pertama. Sementara, vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi lansia akan diberikan 28 hari kemudian setelah menerima suntikan vaksin tahap pertama.

Cukup Aman bagi Lansia

Menurut ahli gerontologi (ilmu penuaan) dari FKUI/RSCM dr Siti Setiati, SpPD-KGer, vaksin Sinovac cukup aman, tapi tetap harus memerhatikan beberapa catatan.

“Catatannya adalah, tidak diberikan kepada mereka yang sudah rapuh, itu ada ukurannya. Contohnya, tidak sedang memiliki penyakit kronik yang sedang akut. Misal punya jantung koroner dan sedang serangan jantung, itu kan enggak bisa ya,” ujar Siti, Senin (8/2).

Contoh kondisi lain yang membuat lansia tidak dianjurkan menjalankan vaksinasi adalah ketika penyakit ginjal yang dialami sedang akut, sedang menjalani kemoterapi kanker ganas, dan sedang mengonsumsi obat-obatan steroid.

“Pada umumnya, kalau lansia itu sehat dan tidak memiliki kondisi-kondisi akut saat hendak divaksin, tentunya itu cukup aman.”

Pada masyarakat umum, jeda vaksinasi yang diberikan adalah 14 hari. Namun, pada lansia jeda tersebut bertambah dua kali lipat menjadi 28 hari.

Menurut Siti, hal ini berkaitan dengan kondisi imunitas lansia yang tidak sebaik kelompok masyarakat usia produktif. “Respons imun lansia itu tidak sebaik pada orang muda. Jadi, tubuhnya butuh waktu untuk bisa membentuk antibodi yang cukup, jadi enggak bisa diburu-buru.”

Di usia lanjut, setiap manusia dapat mengalami penurunan respons imun terhadap apapun yang masuk ke dalam tubuhnya. Jadi, lanjut Siti, lansia membutuhkan waktu untuk bisa merespons dengan baik terhadap vaksin yang diberikan.

Siti menegaskan, semakin sehat lansia maka semakin layak mendapatkan vaksinasi. Ia juga memberikan beberapa kiat bagi para lansia yang hendak mendapatkan vaksinasi. “Tentu olahraga, makan yang bergizi, tidur yang cukup itu sangat penting untuk membuat mereka (lansia) lebih bugar. Tubuh kita bisa merespons vaksin dengan baik jika dalam keadaan sehat.”

Olahraga yang dapat dipilih oleh lansia adalah olahraga ringan dengan tujuan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, makan makanan sehat dan istirahat yang cukup juga memiliki manfaat yang baik terhadap imunitas.

“Juga jangan stres, semua itu kan dalam rangka memperbaiki imunitas agar vaksin diterima dengan baik oleh tubuh dan membentuk antibodi yang cukup,” pungkasnya.

WHO: Setiap Kehidupan Berharga

Terpisah, World Health Organization (WHO) kembali mengingatkan negara-negara di dunia untuk memprioritaskan lansia dalam program vaksinasi COVID-19.

“Ada narasi meresahkan di beberapa negara yang menyebut bahwa tidak masalah apabila orang yang lebih tua meninggal,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi persnya Jumat pekan lalu waktu setempat.

“Ini tidak baik. Tidak ada yang boleh disingkirkan. Setiap kehidupan berharga, tanpa memandang usia, jenis kelamin, status hukum, etnis, atau apa pun,” ia melanjutkan seperti dikutip dari laman resmi WHO pada Senin (8/2).

Maka dari itu, Tedros pun menegaskan bahwa sangat penting bagi lansia untuk diprioritaskan dalam pemberian vaksin COVID-19.

Tedros mengatakan bahwa mereka yang paling berisiko akibat penyakit parah dan kematian karena COVID-19, termasuk tenaga kesehatan dan lansia, harus didahulukan untuk mendapatkan vaksin. “Mereka harus didahulukan di mana pun.”

Di kesempatan yang sama, Tedros melaporkan bahwa jumlah vaksinasi di dunia telah melampaui jumlah infeksi COVID-19 yang dilaporkan.

“Di satu sisi itu adalah kabar baik dan pencapaian luar biasa dalam jangka waktu sesingkat itu,” ujarnya. “Namun lebih dari tiga perempat dari vaksinasi tersebut ada di 10 negara yang menyumbang hampir 60 persen dari PDB (produk domestik bruto) global.”

Menurut Tedros, hampir 130 negara, dengan 2,5 miliar penduduknya, bahkan belum mendapatkan dosis pertama.

Ia pun menegaskan bahwa semua pemerintah punya kewajiban untuk melindungi rakyatnya. Apabila suatu negara telah memvaksinasi tenaga kesehatan dan lansia, cara terbaik untuk melindungi orang lain adalah dengan membagi vaksinnya ke negara lain agar mereka bisa melakukan hal serupa.

“Karena semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk vaksinasi mereka yang paling berisiko di mana pun, semakin besar kesempatan kita memberikan virus untuk bermutasi dan menghindari dari vaksin,” katanya. (ris/lp6)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/