26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Hamengkubuwono X Puji Gus Irawan

Kembangkan Produk KSS Bank Sumut

MEDAN- Gus Irawan Pasaribu dipuji Sri Sultan Hamengkubuwono X karena telah menggagas pemberdayaan kaum perempuan marginal melalui produk Kredit Sumut Sejahtera (KSS).

Sri Sultan terkesan karena Bank Sumut di bawah kepemimpinan Gus Irawan mampu mengoptimalkan peran Bank Pembangunan Daerah (BPD). Khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendampingan dan pembiayaan bagi kaum perempuan pelaku usaha mikro.
Dia menyebutkan, Gus Irawan telah mampu membuat produk kredit tanpa agunan, yang dikhususkan bagi kaum perempuan dari keluarga prasejahtera. Kini telah mampu mengangkat taraf hidup keluarga prasejahtera dari 69 ribu kaum perempuan pelaku usaha mikro di seluruh daerah Sumut menjadi debitur KSS Bank Sumut.

“Program KSS Bank Sumut mampu menciptakan masyarakat mandiri dan berperan luar biasa dalam membantu suaminya, untuk meningkatkan pendapatan keluarga, terutama kepentingan pendidikan anak-anak yang diharapkan menjadi generasi bangsa yang cerdas dan memiliki masa depan,” katanya.

Hal lainnya, paparnya, sistem kredit tidak bersifat individu, melainkan berkelompok sehingga setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab moral dalam melakukan tanggung renteng bila ada anggotanya mengalami permasalahan dalam mengembalikan cicilan. Sistem ini menumbuhkan semangat solidaritas dan persaudaraan.

Dia menyebutkan, Gus Irawan telah mampu membawa Bank Sumut menjadi satu-satunya BPD di Indonesia, yang melaksanakan program mengadobsi pola Grameen Bank di Bangladesh.

Bahkan, Museum Rekor Indonesia (MURI) terkesan dengan program Bank Sumut, sehingga memberikan penghargaan MURI kepada Bank Sumut sebagai bank umum pertama dan konsisten memberdayakan perempuan melalui kredit mikro tanpa agunan secara langsung dengan sistem berkelompok.
“Ini program luar biasa. Saya berharap program yang diinisiasi oleh Pak Gus (Gus Irawan, Red) bisa menjadi contoh dan diterapkan di Yogyakarta,” ujar Sri Sultan dalam perbincangan dengan Gus Irawan di Medan, baru-baru ini.

Sebelumnya Gus Irawan menjelaskan, produk KSS diawali dari keprihatinan atas keluarga korban bencana gempa bumi di Nias. Pada tahun 2008, Gus Irawan bertemu dengan pihak Asia Development Bank (ADB) dan dari perbincangan informal itu muncul keinginan membantu membangkitkan kembali harapan hidup korban gempa di Nias melalui bantuan kredit tanpa agunan dengan model Grameen Bank. Pihak ADB bersedia memberikan technical asisstensi kepada staf Bank Sumut untuk menerapkan model pinjaman tanpa agunan dengan sistem berkelompok.

“Berhasil di Nias dengan memberdayakan 4 ribu kaum perempuan prasejahtera, saya kemudian mengambil kebijakan agar produk yang kemudian kami sebut sebagai Kredit Sumut Sejahtera (KSS) diperluas ke seluruh daerah di Sumut. Alhamdulillah, jumlah perempuan pelaku usaha mikro menjadi debitur KSS sebanyak 69 ribu orang yang tersebar di 2.680 kelompok,” paparnya.

Lebih lanjut, dia menyebutkan jumlah kredit yang telah disalurkan secara kumulatif sampai posisi Januari 2012 mencapai Rp264 miliar. Mereka sudah terbiasa menabung dan secara total tabungan mereka mencapai hampir  Rp90 miliar. Produk KSS juga melakukan ekspansi ke pemukiman masyarakat di wilayah perkebunan negara dan swasta di Sumut yang umumnya didominasi etnis Jawa.

“Diperkirakan lebih 40 persen dari total 69 ribu debitur KSS Bank Sumut merupakan etnis Jawa,” pungkas bankir yang  dikenal dekat dengan pengurus sejumlah ormas etnis Jawa seperti  Pendawa, Pujakesuma, FKWJ dan lain-lain.

Hal lainnya, Gus Irawan juga mengaku terinsipirasi dari model program KSS, Gus Irawan melalui Yayasan Murni Gus Irawan Foundation yang dikelola oleh istrinya membantu memberdayakan kaum perempuan prasejahtera dalam bentuk  zakat produktif secara bergulir.
Bedanya dengan produk KSS, konsep zakat produktif bersifat nirlaba dan tidak boleh berbunga, tidak dikenakan bunga dan diberikan kepada para mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) Selain melalui Bank Sumut. (ril)

Kembangkan Produk KSS Bank Sumut

MEDAN- Gus Irawan Pasaribu dipuji Sri Sultan Hamengkubuwono X karena telah menggagas pemberdayaan kaum perempuan marginal melalui produk Kredit Sumut Sejahtera (KSS).

Sri Sultan terkesan karena Bank Sumut di bawah kepemimpinan Gus Irawan mampu mengoptimalkan peran Bank Pembangunan Daerah (BPD). Khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendampingan dan pembiayaan bagi kaum perempuan pelaku usaha mikro.
Dia menyebutkan, Gus Irawan telah mampu membuat produk kredit tanpa agunan, yang dikhususkan bagi kaum perempuan dari keluarga prasejahtera. Kini telah mampu mengangkat taraf hidup keluarga prasejahtera dari 69 ribu kaum perempuan pelaku usaha mikro di seluruh daerah Sumut menjadi debitur KSS Bank Sumut.

“Program KSS Bank Sumut mampu menciptakan masyarakat mandiri dan berperan luar biasa dalam membantu suaminya, untuk meningkatkan pendapatan keluarga, terutama kepentingan pendidikan anak-anak yang diharapkan menjadi generasi bangsa yang cerdas dan memiliki masa depan,” katanya.

Hal lainnya, paparnya, sistem kredit tidak bersifat individu, melainkan berkelompok sehingga setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab moral dalam melakukan tanggung renteng bila ada anggotanya mengalami permasalahan dalam mengembalikan cicilan. Sistem ini menumbuhkan semangat solidaritas dan persaudaraan.

Dia menyebutkan, Gus Irawan telah mampu membawa Bank Sumut menjadi satu-satunya BPD di Indonesia, yang melaksanakan program mengadobsi pola Grameen Bank di Bangladesh.

Bahkan, Museum Rekor Indonesia (MURI) terkesan dengan program Bank Sumut, sehingga memberikan penghargaan MURI kepada Bank Sumut sebagai bank umum pertama dan konsisten memberdayakan perempuan melalui kredit mikro tanpa agunan secara langsung dengan sistem berkelompok.
“Ini program luar biasa. Saya berharap program yang diinisiasi oleh Pak Gus (Gus Irawan, Red) bisa menjadi contoh dan diterapkan di Yogyakarta,” ujar Sri Sultan dalam perbincangan dengan Gus Irawan di Medan, baru-baru ini.

Sebelumnya Gus Irawan menjelaskan, produk KSS diawali dari keprihatinan atas keluarga korban bencana gempa bumi di Nias. Pada tahun 2008, Gus Irawan bertemu dengan pihak Asia Development Bank (ADB) dan dari perbincangan informal itu muncul keinginan membantu membangkitkan kembali harapan hidup korban gempa di Nias melalui bantuan kredit tanpa agunan dengan model Grameen Bank. Pihak ADB bersedia memberikan technical asisstensi kepada staf Bank Sumut untuk menerapkan model pinjaman tanpa agunan dengan sistem berkelompok.

“Berhasil di Nias dengan memberdayakan 4 ribu kaum perempuan prasejahtera, saya kemudian mengambil kebijakan agar produk yang kemudian kami sebut sebagai Kredit Sumut Sejahtera (KSS) diperluas ke seluruh daerah di Sumut. Alhamdulillah, jumlah perempuan pelaku usaha mikro menjadi debitur KSS sebanyak 69 ribu orang yang tersebar di 2.680 kelompok,” paparnya.

Lebih lanjut, dia menyebutkan jumlah kredit yang telah disalurkan secara kumulatif sampai posisi Januari 2012 mencapai Rp264 miliar. Mereka sudah terbiasa menabung dan secara total tabungan mereka mencapai hampir  Rp90 miliar. Produk KSS juga melakukan ekspansi ke pemukiman masyarakat di wilayah perkebunan negara dan swasta di Sumut yang umumnya didominasi etnis Jawa.

“Diperkirakan lebih 40 persen dari total 69 ribu debitur KSS Bank Sumut merupakan etnis Jawa,” pungkas bankir yang  dikenal dekat dengan pengurus sejumlah ormas etnis Jawa seperti  Pendawa, Pujakesuma, FKWJ dan lain-lain.

Hal lainnya, Gus Irawan juga mengaku terinsipirasi dari model program KSS, Gus Irawan melalui Yayasan Murni Gus Irawan Foundation yang dikelola oleh istrinya membantu memberdayakan kaum perempuan prasejahtera dalam bentuk  zakat produktif secara bergulir.
Bedanya dengan produk KSS, konsep zakat produktif bersifat nirlaba dan tidak boleh berbunga, tidak dikenakan bunga dan diberikan kepada para mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) Selain melalui Bank Sumut. (ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/