25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kanvas Rem Berbahan Kulit Kemiri Dibandrol Rp35 Ribu

istimewa
MAHASISWA PRESTASI: Juliaster Marbun (kanan), Winelda Mahfud Zaidan Haris (tengah) dan Wahid Nurhayat (kiri), ketiganya mahasiswa USU berprestasi di tingkat internasional.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kanvas rem berbahan cangkang kemiri, yang diciptakan mahasiswa USU, rencananya akan diproduksi massal di USU. Kanvas rem yang bisa bertahan dalam penggunaan selama 12-14 bulan ini, bakal dibandrol dengan harga Rp35 ribu.

Winelda Mahfud Zaidan Haris selaku Chief Executive Officer (CEO) dan Wahid Nurhayat selaku Chief Techinal Officer (CTO) startup ‘Scandlenut’, dengan pembimbing Juliaster Marbun, berencana memproduksi massal kanvas rem dari kulit kemiri ini.

“Lewat kompetisi itu, kami menerima investasi dengan dana besar untuk melanjutkan penelitian. Kanvas rem ini sudah kami patenkan dan patennya tidak akan dijual,” kata Haris.

Ia menyebutkan, ada sejumlah perusahaan ternama internasional yang bersedia membeli lisensi dan hak paten kanvas rem ini. Mereka mau menjadi investor dalam pengembangan kanvas ini secara komersil.

Tapi tim menolak. “Insyaallah, perusahaan pertama akan diproduksi oleh USU,” sebut Haris.

Keunggulan kanvas rem yang mereka ciptakan, kata dia, bisa bertahan dalam penggunaan dari 12-14 bulan. “Kanvas rem kulit kemiri ini memiliki daya pemakaian dua kali lipat dibandingkan dengan abestos yang dijual di pasaran saat ini. Ketika gaya gesek, suhu ‘kan semakin meningkat. Kalau kanvas rem berbahan asbestos tahan 3-4 bulan, cangkang kemiri tahan 12-14 bulan,” katanya.

Tapi ia mengingatkan kultur pengendara di Indonesia, di mana kalau rem belum bunyi, belum diganti. “Berbahaya itu. Di luar negeri ada regulasi. Dapat didenda jika tidak diganti secara berkala,” jelasnya.

Haris mengungkapkan, penggunaan kanvas rem berbahan asbestos sebenarnya sudah dilarang di puluhan negera di dunia. Karena dinilai berdampak bagi kesehatan pengguna kendaraan bermotor. “Asbestos sudah dilarang di 60 negera. Di Indonesia, kini kami akan menggalakkan pemakaian kanvas rem berbahan cangkang kemiri,” pungkasnya.

Tim mengucapkan banyak terima kasih kepada Rektor USU, Prof Runtung Sitepu, dan jajarannya, Pemerintah Indonesia, dan Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Rusia, dan seluruh masyarakat Indonesia, yang mendukung mereka melakukan penelitian dan pengembangan.

Di mana selama tim mengikuti ajang kompetisi tingkat internasional, mulai tingkat di Asean, Asia, hingga Eropa, seluruh biaya ditanggung pihak kampus. Juga mendapat support dari Rektor USU dan Wakil Rektor USU. “Baik transportasi, akomodasi, dan uang saku, semua ditanggung USU,” ucap Wahid.

Sebagai ungkapan terimakasih, mereka tidak akan pernah menjual hak paten dari kanvas rem karya tersebut ke perusahaan lain. Tapi akan dikembangkan sendiri dengan memproduksi secara massal di USU.

“Kami memiliki juang tinggi untuk mengharumkan nama USU. Karena yang diberikan USU sangat banyak, maka pengembangan karya kami ini akan dilakukan di USU,” kata Wahid Nurhayat,

Mereka berencana mengembangkan kanvas rem untuk berbagai jenis roda dua yang digunakan di Indonesia ini. “Pasar tanah air saat ini sangat potensial, karena banyak warga yang mengendarai sepeda motor,” katanya.

Untuk tahap awal, rencananya akan diproduksi sebanyak 2.000 batang kanvas pada empat bulan pertama. Sumber dana dari Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Kemenristek.

“Untuk rencana pemasaran, akan menargetkan dari bussines to bussines. Oleh karena itu kami berharap kerjasama dengan perusahan-perusahaan yang bergerak di bidang sparepart,” ungkapnya.

Rencananya, kanvas ini akan dibandrol di pasar sebesar Rp35 ribu. Segmen pemasaran di Indonesia. “Arab Saudi dan Thailand juga tertarik dengan inovasi ini,” cetusnya bangga.

Mengenai bahan produksi, mereka tidak khawatir bakal kurang. Karena stok cangkang kemiri si Sumut banyak. Juliaster sendiri selaku pembimbing, telah melakukan pengecekan langsung ke 33 Kabupaten/Kota di Sumut. Hasilnya, ada 21 daerah yang memiliki perkebunan kemiri dan panen dilakukan secara bertahap. “Jadi, kanvas rem ini bisa diproduksi massal,” katanya.

Rektorat Ikut Bangga

Wakil Rektor (WR) I USU, Prof. Rosmayati, mengungkapkan rasa bangga atas prestasi yang diraih mahasiswanya di ajang internasional. “Bonus dalam waktu dekat akan diberikan pihak rektorat kepada mereka,” katanya.

Rosmayati mengatakan, USU juga tertarik dengan kanvas rem yang diciptakan para mahasiswa. Namun soal produksi massal, menurutnya, akan dibicarakan bersama rektorat USU. “Pada intinya, inovasi tersebut diminati banyak pihak. Namun jangan sampai patennya dijual,” ucap Rosmayati.

Ia menegaskan, akan terus mengembangkan penelitian dan riset sesuai kebutuhan masyarakat dan kebutuhan industri. Sedangkan mahasiswa berprestasi akan didukung dengan memberikan beasiswa untuk melanjutkan perkuliahan ke Strata 2.

“Untuk Juliaster Marbun, Pak Rektor sudah meminta dirinya menjadi dosen di USU. Saat ia sedang menyelesaikan S2. Bila dia di USU, tentu dapat membimbing adik-adiknya untuk terus melakukan penelitian,” kata Rosmayati. (gus/mea)

istimewa
MAHASISWA PRESTASI: Juliaster Marbun (kanan), Winelda Mahfud Zaidan Haris (tengah) dan Wahid Nurhayat (kiri), ketiganya mahasiswa USU berprestasi di tingkat internasional.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kanvas rem berbahan cangkang kemiri, yang diciptakan mahasiswa USU, rencananya akan diproduksi massal di USU. Kanvas rem yang bisa bertahan dalam penggunaan selama 12-14 bulan ini, bakal dibandrol dengan harga Rp35 ribu.

Winelda Mahfud Zaidan Haris selaku Chief Executive Officer (CEO) dan Wahid Nurhayat selaku Chief Techinal Officer (CTO) startup ‘Scandlenut’, dengan pembimbing Juliaster Marbun, berencana memproduksi massal kanvas rem dari kulit kemiri ini.

“Lewat kompetisi itu, kami menerima investasi dengan dana besar untuk melanjutkan penelitian. Kanvas rem ini sudah kami patenkan dan patennya tidak akan dijual,” kata Haris.

Ia menyebutkan, ada sejumlah perusahaan ternama internasional yang bersedia membeli lisensi dan hak paten kanvas rem ini. Mereka mau menjadi investor dalam pengembangan kanvas ini secara komersil.

Tapi tim menolak. “Insyaallah, perusahaan pertama akan diproduksi oleh USU,” sebut Haris.

Keunggulan kanvas rem yang mereka ciptakan, kata dia, bisa bertahan dalam penggunaan dari 12-14 bulan. “Kanvas rem kulit kemiri ini memiliki daya pemakaian dua kali lipat dibandingkan dengan abestos yang dijual di pasaran saat ini. Ketika gaya gesek, suhu ‘kan semakin meningkat. Kalau kanvas rem berbahan asbestos tahan 3-4 bulan, cangkang kemiri tahan 12-14 bulan,” katanya.

Tapi ia mengingatkan kultur pengendara di Indonesia, di mana kalau rem belum bunyi, belum diganti. “Berbahaya itu. Di luar negeri ada regulasi. Dapat didenda jika tidak diganti secara berkala,” jelasnya.

Haris mengungkapkan, penggunaan kanvas rem berbahan asbestos sebenarnya sudah dilarang di puluhan negera di dunia. Karena dinilai berdampak bagi kesehatan pengguna kendaraan bermotor. “Asbestos sudah dilarang di 60 negera. Di Indonesia, kini kami akan menggalakkan pemakaian kanvas rem berbahan cangkang kemiri,” pungkasnya.

Tim mengucapkan banyak terima kasih kepada Rektor USU, Prof Runtung Sitepu, dan jajarannya, Pemerintah Indonesia, dan Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Rusia, dan seluruh masyarakat Indonesia, yang mendukung mereka melakukan penelitian dan pengembangan.

Di mana selama tim mengikuti ajang kompetisi tingkat internasional, mulai tingkat di Asean, Asia, hingga Eropa, seluruh biaya ditanggung pihak kampus. Juga mendapat support dari Rektor USU dan Wakil Rektor USU. “Baik transportasi, akomodasi, dan uang saku, semua ditanggung USU,” ucap Wahid.

Sebagai ungkapan terimakasih, mereka tidak akan pernah menjual hak paten dari kanvas rem karya tersebut ke perusahaan lain. Tapi akan dikembangkan sendiri dengan memproduksi secara massal di USU.

“Kami memiliki juang tinggi untuk mengharumkan nama USU. Karena yang diberikan USU sangat banyak, maka pengembangan karya kami ini akan dilakukan di USU,” kata Wahid Nurhayat,

Mereka berencana mengembangkan kanvas rem untuk berbagai jenis roda dua yang digunakan di Indonesia ini. “Pasar tanah air saat ini sangat potensial, karena banyak warga yang mengendarai sepeda motor,” katanya.

Untuk tahap awal, rencananya akan diproduksi sebanyak 2.000 batang kanvas pada empat bulan pertama. Sumber dana dari Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Kemenristek.

“Untuk rencana pemasaran, akan menargetkan dari bussines to bussines. Oleh karena itu kami berharap kerjasama dengan perusahan-perusahaan yang bergerak di bidang sparepart,” ungkapnya.

Rencananya, kanvas ini akan dibandrol di pasar sebesar Rp35 ribu. Segmen pemasaran di Indonesia. “Arab Saudi dan Thailand juga tertarik dengan inovasi ini,” cetusnya bangga.

Mengenai bahan produksi, mereka tidak khawatir bakal kurang. Karena stok cangkang kemiri si Sumut banyak. Juliaster sendiri selaku pembimbing, telah melakukan pengecekan langsung ke 33 Kabupaten/Kota di Sumut. Hasilnya, ada 21 daerah yang memiliki perkebunan kemiri dan panen dilakukan secara bertahap. “Jadi, kanvas rem ini bisa diproduksi massal,” katanya.

Rektorat Ikut Bangga

Wakil Rektor (WR) I USU, Prof. Rosmayati, mengungkapkan rasa bangga atas prestasi yang diraih mahasiswanya di ajang internasional. “Bonus dalam waktu dekat akan diberikan pihak rektorat kepada mereka,” katanya.

Rosmayati mengatakan, USU juga tertarik dengan kanvas rem yang diciptakan para mahasiswa. Namun soal produksi massal, menurutnya, akan dibicarakan bersama rektorat USU. “Pada intinya, inovasi tersebut diminati banyak pihak. Namun jangan sampai patennya dijual,” ucap Rosmayati.

Ia menegaskan, akan terus mengembangkan penelitian dan riset sesuai kebutuhan masyarakat dan kebutuhan industri. Sedangkan mahasiswa berprestasi akan didukung dengan memberikan beasiswa untuk melanjutkan perkuliahan ke Strata 2.

“Untuk Juliaster Marbun, Pak Rektor sudah meminta dirinya menjadi dosen di USU. Saat ia sedang menyelesaikan S2. Bila dia di USU, tentu dapat membimbing adik-adiknya untuk terus melakukan penelitian,” kata Rosmayati. (gus/mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/