25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pasien Covid-19 yang Sembuh Tetap Dikarantina 14 Hari

SEMBUH: Ory Kurniawan, ajudan Wagubsu, yang sembuh dari Covid-19.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar buruk kematian pasien Covid-19 selalu diikuti berita bahagia tentang kesembuhan pasien, termasuk di Sumatera Utara. Terhitung per 8 April, jumlah pasien sembuh dan meninggal dunia delapan banding tujuh orang, lebih tinggi pasien sembuh.

Tiga di antara 8 pasien yang dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah itu yakni anggota DPRD Sumut, Muhammad Aulia Rizki Aqsa, ajudan Wakil Gubernur Sumut, Ory Kurniawan, dan TKI dari Malaysia, Jessika boru Pasaribu (40), Dairi.

Meski telah sembuh, para pasien ini mengatakan tetap diminta melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari. Alasannya, antibodinya masih berbeda dengan pasien yang telah lama sembuh.

Muhammad Aulia Rizki Aqsa, yang telah sembuh dari Covid-19, Rabu (8/4), mengirimkan testimoni melalui video ke WhatsApp Sumut Pos.

“Saya Muhammad Aulia Rizki Aqsa, anggota DPRD Sumut. Alhamdulillah sudah dinyatakan sembuh dari corona atau Covid-19. Alhamdulillah kemarin (Selasa), swab kedua saya dinyatakan negatif dan telah diperbolehkan pulang. Alhamdulillah saya sudah sembuh, tetapi mesti menjalani karantina lagi di rumah 14 hari. Karena kata dokter, antibodi saya masih beda dengan orang yang telah lama sembuh,” tutur Aulia di awal testimoninya.

Selanjutnya, ia menceritakan pengalamannya selama menjalani perawatan di ruang isolasi RSUP H Adam Malik Medan. Selain berterima kasih kepada seluruh tenaga medis, ia juga berpesan agar masyarakat jangan sampai melukai para tenaga kesehatan yang telah berjuang dan berkorban nyawa dalam menyembuhkan pasien corona.

“Kepada tenaga medis dan semua yang bekerja di RS, terimakasih banyak kalian adalah pahlawan Indonesia. Kalian adalah sekarang pejuang-pejuang di garis depan menyelesaikan pandemi Covid-19 ini,” ungkap wakil rakyat termuda di DPRD Sumut periode 2019-2024 tersebut.

Ia mengaku, selama perawatan di RS, pasien diberikan makanan yang enak, puding, susu, jamu, jus, dan lain sebagainya. “Pelayanan di RSUP HAM sangat memuaskan menurut saya. Saya diperlakukan dengan baik. Oleh karenanya, kita jangan sampai melukai hati mereka dan melakukan sesuatu yang dapat membuat mereka stres. Saya mengimbau masyarakat supaya menghargai tenaga medis, karena mereka yang akan menyembuhkan kita dari penyakit-penyakit yang ada, terutama Covid-19 ini,” paparnya.

Lantas gimana mengelola pikiran agar tidak stres ketika mengetahui telah positif corona? “Ketika saya dinyatakan positif Covid-19, saya lebih banyak ibadah yaitu lebih memperbanyak salat, perbanyak baca Alquran, dan juga sering video call dengan keluarga. Karena keluarga kitalah yang menguatkan dan memberikan dukungan kepada kita,” katanya.

Di akhir testimoni, Aulia mengajak seluruh masyarakat mendoakan para tenaga medis dan korban meninggal akibat Covid-19.

Anak mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Agustama, ini juga berpesan supaya masyarakat tidak menjauhi bila mengetahui ada tetangga maupun orang disekitarnya yang terjangkit corona.

“Sekarang banyak tenaga medis yang gugur, untuk itu mari kita sama-sama berdoa semoga Allah SWT akan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Dan semoga yang sudah sebelumnya meninggal akibat Covid-19, kita juga sama-sama berdoa supaya Allah SWT akan memberikan tempat terbaik. Saya mengajak masyarakat Indonesia khususnya Sumut, tetap di rumah, jaga kesehatan, tingkatkan imunitas kita. Karena imunitas tinggi yang akan menghalau kita dari penyakit Covid-19 ini,” katanya.

Ia juga meminta masyarakat, ketika ada tetangganya atau orang sekitarnya dinyatakan positif Covid-19, janganlah dijauhi. Tetap diberi dukungan moral dan doa. “Karena dukungan moral dan menaikkan semangat orang yang terkena Covid-19 ini, sangat baik efeknya bagi orang tersebut. Karena imunitas akan bertambah. Dan ingat, kita selalu berdoa kepada Allah SWT agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir di Indonesia dan seluruh dunia,” tutupnya.

SEMBUH: Ory Kurniawan, ajudan Wagubsu, yang sembuh dari Covid-19.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar buruk kematian pasien Covid-19 selalu diikuti berita bahagia tentang kesembuhan pasien, termasuk di Sumatera Utara. Terhitung per 8 April, jumlah pasien sembuh dan meninggal dunia delapan banding tujuh orang, lebih tinggi pasien sembuh.

Tiga di antara 8 pasien yang dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah itu yakni anggota DPRD Sumut, Muhammad Aulia Rizki Aqsa, ajudan Wakil Gubernur Sumut, Ory Kurniawan, dan TKI dari Malaysia, Jessika boru Pasaribu (40), Dairi.

Meski telah sembuh, para pasien ini mengatakan tetap diminta melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari. Alasannya, antibodinya masih berbeda dengan pasien yang telah lama sembuh.

Muhammad Aulia Rizki Aqsa, yang telah sembuh dari Covid-19, Rabu (8/4), mengirimkan testimoni melalui video ke WhatsApp Sumut Pos.

“Saya Muhammad Aulia Rizki Aqsa, anggota DPRD Sumut. Alhamdulillah sudah dinyatakan sembuh dari corona atau Covid-19. Alhamdulillah kemarin (Selasa), swab kedua saya dinyatakan negatif dan telah diperbolehkan pulang. Alhamdulillah saya sudah sembuh, tetapi mesti menjalani karantina lagi di rumah 14 hari. Karena kata dokter, antibodi saya masih beda dengan orang yang telah lama sembuh,” tutur Aulia di awal testimoninya.

Selanjutnya, ia menceritakan pengalamannya selama menjalani perawatan di ruang isolasi RSUP H Adam Malik Medan. Selain berterima kasih kepada seluruh tenaga medis, ia juga berpesan agar masyarakat jangan sampai melukai para tenaga kesehatan yang telah berjuang dan berkorban nyawa dalam menyembuhkan pasien corona.

“Kepada tenaga medis dan semua yang bekerja di RS, terimakasih banyak kalian adalah pahlawan Indonesia. Kalian adalah sekarang pejuang-pejuang di garis depan menyelesaikan pandemi Covid-19 ini,” ungkap wakil rakyat termuda di DPRD Sumut periode 2019-2024 tersebut.

Ia mengaku, selama perawatan di RS, pasien diberikan makanan yang enak, puding, susu, jamu, jus, dan lain sebagainya. “Pelayanan di RSUP HAM sangat memuaskan menurut saya. Saya diperlakukan dengan baik. Oleh karenanya, kita jangan sampai melukai hati mereka dan melakukan sesuatu yang dapat membuat mereka stres. Saya mengimbau masyarakat supaya menghargai tenaga medis, karena mereka yang akan menyembuhkan kita dari penyakit-penyakit yang ada, terutama Covid-19 ini,” paparnya.

Lantas gimana mengelola pikiran agar tidak stres ketika mengetahui telah positif corona? “Ketika saya dinyatakan positif Covid-19, saya lebih banyak ibadah yaitu lebih memperbanyak salat, perbanyak baca Alquran, dan juga sering video call dengan keluarga. Karena keluarga kitalah yang menguatkan dan memberikan dukungan kepada kita,” katanya.

Di akhir testimoni, Aulia mengajak seluruh masyarakat mendoakan para tenaga medis dan korban meninggal akibat Covid-19.

Anak mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Agustama, ini juga berpesan supaya masyarakat tidak menjauhi bila mengetahui ada tetangga maupun orang disekitarnya yang terjangkit corona.

“Sekarang banyak tenaga medis yang gugur, untuk itu mari kita sama-sama berdoa semoga Allah SWT akan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Dan semoga yang sudah sebelumnya meninggal akibat Covid-19, kita juga sama-sama berdoa supaya Allah SWT akan memberikan tempat terbaik. Saya mengajak masyarakat Indonesia khususnya Sumut, tetap di rumah, jaga kesehatan, tingkatkan imunitas kita. Karena imunitas tinggi yang akan menghalau kita dari penyakit Covid-19 ini,” katanya.

Ia juga meminta masyarakat, ketika ada tetangganya atau orang sekitarnya dinyatakan positif Covid-19, janganlah dijauhi. Tetap diberi dukungan moral dan doa. “Karena dukungan moral dan menaikkan semangat orang yang terkena Covid-19 ini, sangat baik efeknya bagi orang tersebut. Karena imunitas akan bertambah. Dan ingat, kita selalu berdoa kepada Allah SWT agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir di Indonesia dan seluruh dunia,” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/