28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Air Macet, Pelanggan Demo

BELAWAN- Diduga akibat pendistribusian air bersih dari PDAM tidak lancar, belasan warga yang mayoritas ibu-ibu yang tinggal di Jalan  Young Panah Hijau Lingkungan V Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan, Selasa (8/5) kemarin demo ke kantor Cabang PDAM Tirtanadi Jalan
Sumatera, Belawan.

Dalam aksi tersebut, para ibu rumah tangga ini mengaku meski selama tiga bulan terakhir kondisi pendistribusian air bersih sering macat dan mati, namun petugas dari PDAM Tirtanadi mengutip bayaran rekening air tanpa memperdulikan keluhan yang sebelumnya pernah diutarakan pelanggan.
“Ini tidak adil, bayangkan saja sudah tiga bulan air PDAM di lingkungan kami mati tapi petugasnya tetap melakukan pengutipan pembayaran rekening air. Asal ditanya soal air di tempat kami tak mengalir petugas selalu berdalih,” kata Salmah (46) seorang warga.

Menurut ibu beranak empat ini akibat kondisi air yang kerap bermasalah di lingkungan membuat mereka kelimpungan mencari pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. “Kalau untuk kebutuhan minum kami beli air galon, tapi kalau untuk mencuci masak dan mandi terpaksa kami beli dan mengangkat air dari sumur bor warga yang jaraknya cukup jauh,” ungkapnya.

Tuntutan para ibu-ibu ini kemudian ditanggapi petugas PDAM Tirtanadi Cabang Belawan. Lima orang perwakilan warga kemudian dipersilakan ke kantor untuk menyampaikan aspirasinya. Dalam pertemuan tersebut para ibu-ibu harus tetap menahan rasa kekecewaanya. Pasalnya, pihak Tirtanadi mengakui soal kebobrokan pelayanannya dan terkesan sulit untuk melakukan pembenahan terkait pelayanan pendistribusian air bersih di Kota Medan.
“Dari pertemuan tadi PDAM mengakui soal  macetnya penyaluran air karena adanya kerusakan pipa di kawasan Martubung, dan katanya masih dalam proses perbaikan hingga tiga bulan kedepan,” beber Sri Hartati salah seorang perwakilan warga.

Dengan raut wajah kecewa, akhirnya para ibu-ibu inipun meninggalkan kantor PDAM Tirtanadi cabang Belawan. “Mau bilang apalagi, terpaksa kami (warga) juga yang menahankannya. Kalau kita mau ribut air tetap juga tak jalan,” keluhnya.(mag-17)

BELAWAN- Diduga akibat pendistribusian air bersih dari PDAM tidak lancar, belasan warga yang mayoritas ibu-ibu yang tinggal di Jalan  Young Panah Hijau Lingkungan V Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan, Selasa (8/5) kemarin demo ke kantor Cabang PDAM Tirtanadi Jalan
Sumatera, Belawan.

Dalam aksi tersebut, para ibu rumah tangga ini mengaku meski selama tiga bulan terakhir kondisi pendistribusian air bersih sering macat dan mati, namun petugas dari PDAM Tirtanadi mengutip bayaran rekening air tanpa memperdulikan keluhan yang sebelumnya pernah diutarakan pelanggan.
“Ini tidak adil, bayangkan saja sudah tiga bulan air PDAM di lingkungan kami mati tapi petugasnya tetap melakukan pengutipan pembayaran rekening air. Asal ditanya soal air di tempat kami tak mengalir petugas selalu berdalih,” kata Salmah (46) seorang warga.

Menurut ibu beranak empat ini akibat kondisi air yang kerap bermasalah di lingkungan membuat mereka kelimpungan mencari pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. “Kalau untuk kebutuhan minum kami beli air galon, tapi kalau untuk mencuci masak dan mandi terpaksa kami beli dan mengangkat air dari sumur bor warga yang jaraknya cukup jauh,” ungkapnya.

Tuntutan para ibu-ibu ini kemudian ditanggapi petugas PDAM Tirtanadi Cabang Belawan. Lima orang perwakilan warga kemudian dipersilakan ke kantor untuk menyampaikan aspirasinya. Dalam pertemuan tersebut para ibu-ibu harus tetap menahan rasa kekecewaanya. Pasalnya, pihak Tirtanadi mengakui soal kebobrokan pelayanannya dan terkesan sulit untuk melakukan pembenahan terkait pelayanan pendistribusian air bersih di Kota Medan.
“Dari pertemuan tadi PDAM mengakui soal  macetnya penyaluran air karena adanya kerusakan pipa di kawasan Martubung, dan katanya masih dalam proses perbaikan hingga tiga bulan kedepan,” beber Sri Hartati salah seorang perwakilan warga.

Dengan raut wajah kecewa, akhirnya para ibu-ibu inipun meninggalkan kantor PDAM Tirtanadi cabang Belawan. “Mau bilang apalagi, terpaksa kami (warga) juga yang menahankannya. Kalau kita mau ribut air tetap juga tak jalan,” keluhnya.(mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/