Hujan Deras & Angin Kencang Landa Kota Medan
MEDAN- Hujan deras dan angin kencang yang melanda Kota Medan tadi malam, membuat lalu-lintas macet di berbagai tempat. Sebuah Plaza Mebel Talatex di Jalan Adam Malik rubuh. Empat mobil tertimpa. Pohon-pohon bertumbangan di sejumlah lokasi dan menimpa 3 mobil.
Enam baliho juga roboh. Pohon tumbang mengakibatkan 13 ruas jalan macet total.
Data dihimpun Sumut Pos, selain puluhan pohon dan 6 baliho yang tumbang, sebuah rumah di Jalan Multatuli juga tertimpa pohon. Sementara plaza mebel yang rubuh di Jalan Adam Malik mengakibatkan seorang anak pun luka tertimpa kanopi. “Tiba-tiba kanopinya jatuh dan menimpa anak saya, Ilham Lubis. Anak saya sudah dirawat,” ungkap Alpen Lubis, warga Jalan Karya.
Alpen menjelaskan, saat itu, dia baru pulang menjemputnya anaknya yang bersekolah di SMK Harapan. Karena hujan deras, dia mengambil inisiatif berteduh di depan Plaza Mebel Talatex tersebut agar tak basah. Tapi naas, gedung plaza yang ada di Jalan Adam Malik itu tidak kuat melawan angin dan hujan deras. Ilham kemudian dirawat di RS Supina Azis.
Tidak hanya Ilham Lubis yang jadi korban, sedikitnya ada empat mobil yang tertimpa kanopi plaza tersebut. Empat mobil yang rusak adalah Innova silver BK 1177 CC, Nissan Juke warna silver BK 1928 QL, Honda Jazz warna silver, dan mobil pick-up warna hitam BK 9115 CJ.
Kepling I, Kelurahan Sekip, Medan Petisah, Dinar (53) mengatakan plaza mebel tersebut baru satu tahun beroperasi. “Saya tak tahu siapa pemiliknya karena pemiliknya jarang bergaul. Untuk yang luka hanya satu orang saat berteduh dan sudah dibawa ke rumah sakit. Pegawainya (plaza mebel) masih ada di dalam satu orang dan saya tak tahu namanya,” jelasnya.
“Sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian mengeluarkan pegawainya. Pegawainya tak bisa keluar karena tak ada jalan keluarnya,” tambahnya.
Kapolsekta Medan Baru, Kompol Donni Alexander SIK saat ditanyai di lokasi kejadian mengaku, dirinya tak mengetahui persis kejadian. “Saya belum bisa pastikan korban dan kerugian, karena saya baru tiba,” ujarnya.
Efek hujan deras dan angin kencang tidak hanya terjadi di Jalan Adam Malik. Di sisi kota yang lain, pohon-pohon pun bertumbangan dan menimpa mobil. Seperti di Komplek Griya Jalan Amir Hamzah Medan, sebuah mobil Panther Biru BK 333 KS tertimpa pohon tumbang. Pun, mobil Nissan Livina BK 1889 QV warna Abu-abu, yang berada tepat di depan gerbang Sekolah Sutomo, Jalan Thamrin Medan, juga tertimpa pohon.
Selain itu, pagar seng di depan gedung baru DPRD Sumut yang belum diresmikan, Jalan Imam Bonjol No 5 Medan, juga tumbang. “Saya baru pulang dari DPRD dan ini masih mutar-mutar. Karena semua jalan macet. Dari Imam Bonjol, Sudirman, Amir Hamzah, Sei Belutu Setia Budi, Thamrin macet total. Semua pohon-pohon di jalan yang kami lalui, bertumbangan,” ungkap Chaidir Ritonga, Wakil Ketua DPRD Sumut kepada Sumut Pos.
Selain kawasan yang disebut Chaidir tadi, pohon tumbang juga terjadi di Jalan Jamin Ginting dan Dr Mansyur. Bahkan tidak hanya pohon tumbang, atap sejumlah rumah makan serta warung-warung kopi di kawasan tersebut sempat beterbangan dan membuat panik para pengunjung. Tidak sampai di situ saja, kawasan Dr Mansyur juga sempat direndam banjir. Kondisi tersebut, membuat arus lalu lintas mengalami kemacetan yang cukup parah.
“Mobil-mobil banyak yang ketimpa pohon tumbang. Tadi seperti angin puting beliung. Macet total. Banjir juga,” ungkap Richard dan Maruli, warga Karya Utama, Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia Medan kepada Sumut Pos.
Pantauan Sumut Pos, arus lalu lintas di Jalan Suprapto juga tersendat. Pasalnya ada satu pohon tumbang dan papan iklan melintang di tengah jalan. Kondisi serupa juga terlihat di samping rumah dinas Kapolda Sumut Jalan Imam Bonjol Medan dan di Jalan Sucipto, tepat di belakang Rumah Dinas Gubsu.
Terkait kondisi tersebut, pengamat Perkotaan Edy Syahputra Sitepu, MSi kepada Sumut Pos menerangkan, kondisi yang selalu terjadi di saat hujan deras melanda Kota Medan ini, harus benar-benar dipikirkan Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Khususnya soal regulasi terkait standarisasi papan iklan yang ada di kota Medan. “Harus ada standar tertentu, harus diperketat, “ katanya.
Menurutnya, jika itu tidak dilakukan, tentu akan menjadi pekerjaan tambahan tersendiri bagi pemerintah setiap ada cuaca ekstrem melanda Medan. “Tentu Pemko tak ingin disebut hanya mengambil retribusi semata, tapi mengabaikan keselamatan warga,” sebut Edy yang sehari-hari adalah Dosen Polmed Medan itu.
Suhu Capai 35 Derajat
Menariknya, dari keterangan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumut/NAD, Pulau Sumatera pada umumnya malah akan panas dalam sebulan ini. Bahkan, suhu mencapai 35 derajat celcius. Akibatnya, ada sekitar 33 jumlah titik api (hotspot) di Pulau Sumatera yang berpeluang besar menimbulkan kebakaran hutan.
Kabid Pelayanan Data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumut/NAD, Hendra Suwarta, mengatakan jumlah hotspot terpantau melalui Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Masing-masing titik api berada di Aceh (4 hotspot), Sumatera Utara (9 hotspot), Sumatera Barat (8 hotspot), Riau (2 hotspot) dan selebihnya terdapat di Lampung dan Bengkulu.
“Hari ini (kemarin), dari pengamatan kita pukul 10.00 WIB terakhir, suhu panas mencapai 30,9 derajat celcius di Medan dan ini masih normal. Pengamatan yang dilakukan setiap jam. Jadi belum tahu apakah ada peningkatan suhu panas atau tidak nantinya. Kalau kemarin suhu panas mencapai 34,4 derajat celcius dan ini diluar dari batas normal. Jadi bulan Mei 2012 ini, masyarakat Pulau Sumatera akan merasakan suhu panas yang berkepanjangan bisa mencapai 35 derajat celcius,” katanya, kemarin.
Dengan kondisi ini, lanjutnya, diharapkan masyarakat tidak memicu terjadinya kebakaran. “Dengan suhu panas yang tinggi, diharapkan masyarakat tidak memicu terjadinya kebakaran seperti membuang puntung rokok sembarangan, ataupun membuka lahan dengan cara membakarnya. Kalau tidak ada pemicunya, peluangnya tidak terlalu tinggi,” jelas Hendra.
Disebutkan Hendra, terjadinya angin puting beliung juga patut diwaspadai terutama daerah Pesisir Timur seperti Langkat, Binjai, Medan, Deliserdang, Serdangbedagai, dan Tanjungbalai. “Potensi angin puting beliung cukup tinggi. Seperti yang terjadi baru-baru ini di kawasan Sunggal yang berbatasan langsung dengan Deliserdang,” terangnya.
Selain itu, curah hujan antara rendah dan lebat juga sangat berpotensi. “Misalnya di wilayah Pesisir Barat seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbanghasundutan, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal. Namun curah hujannya tidak begitu tinggi. Bahkan bencana longsor terutama didaerah dataran tinggi harus diwaspadai karena biasanya curah hujannya tinggi seperti wilayah Taput, sebagian Simalungun, Dairi dan sebagian Tanah Karo,” tegasnya. (jon/ari/mag-11/mag-10)