30.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Disdik Tak Mau Tindak Lanjuti Temuan Ombudsman Sumut

anak smp-sumutpos

SUMUTPOS.CO- Dinas Pendidikan Kota Medan akan mengevaluasi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2015 tingkat SMP sederajat. Namun evaluasi itu bukan bermaksud menindaklanjuti temuan Tim Ombudsman Perwakilan Sumut terkait dugaan kebocoran lembar jawaban.

Ketua Panitia UN Medan, Masrul Badri mengatakan, pihaknya tidak akan mengevaluasi temuan Ombudsman Sumut yang pada tiga hari pengawasan berhasil mengungkap dugaan kebocoran kunci jawaban di SMP favorit di Kota Medan. Menurut Masrul, item evaluasi yang akan mereka lalukan berdasarkan masukan dan laporan dari masyarakat. Diantaranya dari sisi persiapan, tata pelaksanaan UN apakah sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

“Ini (evaluasi) tidak ada kaitan dengan apa yang telah Ombudsman temukan,” ujarnya kepada Sumut Pos, Jumat (8/5).

Namun Masrul tak menampik bila temuan Ombudsman terkait kunci jawaban UN SMP, sudah mereka sampaikan ke Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Inspektorat Kemendikbud, dan Pusat Penelitian Pendidikan (Puspendik).

“Saya pikir tidak ada yang perlu dievaluasi dari apa temuan Ombudsman. Tetapi ada masukan dari masyarakat seperti dari persiapan, tata pelaksanaan, dan lainnya apakah sudah sesuai dengan SOP,” ungkapnya seraya mengakui, bahwa pelaksanaan UN SMP tidak selancar UN SMA.

Menurutnya, Disdik Medan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan uji keabsahan kebocoran dugaan kunci jawaban UN tersebut. “Kita sudah minta ke mereka (BSNP dan Puspendik) untuk menuntaskan masalah tersebut. Sebab kita tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan itu,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar mengungkapkan, pihaknya sudah berpikir akan menguji keabsahan kunci jawaban temuan mereka. Namun kata dia, saat ini pihaknya belum akan melakukan hal itu.

“Ada arah ke sana, namun belum kami lakukan. Menurut aturan, kami juga tidak harus melakukan hal itu. Intinya kita sudah laporkan ke Ombudsman Pusat dan juga Menteri Pendidikan Nasional,” ucap Abyadi kepada Sumut Pos, kemarin.

Menurut dia, mau tidaknya Disdik Medan menindaklanjuti evaluasi UN SMP berdasarkan temuan mereka, Abyadi tidak mengambil pusing soal itu. Dia mengatakan, yang jelas pihaknya sudah melaporkan hasil pengawasan kepada pimpinan Disdik Medan, yakni Wali Kota Medan Dzulmi Eldin. Ia percaya wali kota berkomitmen untuk melakukan perbaikan bidang pendidikan di kota ini.

“Yang penting kita sampaikan ke mereka (Disdik, Red), dan kami respon ke Ombudsman Pusat serta Menteri Pendidikan. Mereka mau patuh atau tidak, itu bukan urusan kami. Tetapi kami yakin menteri memberi atensi akan hal ini. Dan kami harap wali kota juga akan mengambil tindakan. Kami yakin Pak Wali berkomitmen melakukan perbaikan pendidikan di kota ini,” tegas Abyadi.

Scanning LJUN
Sementara Dinas Pendidikan Sumatera Utara mulai melakukan pemberkasan untuk scanning (dipindai) terhadap lembar jawaban ujian nasional (LJUN) peserta UN tingkat SMP sederajat.

“Kita sedang melakukan pengumpulan berkas LJUN peserta UN SMP sederajat dari beberapa daerah di Sumut, kecuali Nias dan sekitarnya,” kata Koordinator UN Sumut August Sinaga kepada wartawan, Jumat (8/5). Menurutnya pemindaian UN jenjang SMP sederajat dilakukan Disdik Sumut, beda dengan proses pemindaian tingkat SMA sederajat yang dilakukan Universitas Sumatera Utara dan Universitas Negeri Medan. Sedangkan pemindaian UN jenjang SD dilakukan di daerah masing-masing.

Dijelaskan August, LJUN tersebut diterima setiap harinya dari dinas pendidikan kabupaten dan kota setelah dikumpulkan sub rayon dari masing-masing sekolah penyelenggara usai digelar ujian.

Menurut dia, proses pemberkasan ataupun pemindaian dengan melibatkan 40 petugas dari Disdiksu itu tidak menunggu semua LJUN dari semua daerah masuk, tapi LJUN yang duluan masuk terus dipindai setelah dilakukan proses pemberkasan. Hal ini demi mengejar target yang telah ditetapkan agar pemindaian selesai tepat waktu.

“Sesuai dengan prosedur operasional standar atau POS UN 2015, pelaksanaan pemindaian UN SMP tidak mendapat penjagaan dari aparat kepolisian,” ungkap August.

Untuk penyelesaian pemindaian terhadap LJUN, kata August, ditargetkan 15 hari setelah pelaksanaan UN atau sekira 23 Mei 2015. Sedangkan hasil pemindaian akan dikirimkan ke pusat untuk dinilai oleh Puspendik Depdikbud. “Hasil scanning tersebut nantinya kita serahkan ke pusat dalam bentuk soft copy. Untuk itu kita harapkan tidak ada gangguan teknis seperti alat yang rusak maupun pemadaman listrik sehingga kita bisa bekerja tepat waktu,” katanya.

Pada pelaksanaan UN hari ketiga dengan mata pelajaran bahasa Inggris menurutnya berlangsung aman dan lancar. Hal ini beda dengan pelaksanaan di hari pertama dan kedua yang terindikasi curang dengan penemuan dugaan kunci jawaban UN.

Peserta UN SMP/MTs, SMPLB dan pendidikan kesetaraan program paket B/Wustha di Sumut diikuti 272.198 peserta dari 3.420 sekolah. Dari jumlah tersebut terdiri jenjang SMP diikuti 210.655 siswa, SMP Terbuka 1.093, SMPLB 77 siswa, paket B/Wustha 3.063 orang dan MTs sebanyak 57.310 siswa dari 938 sekolah. Sedangkan pengumuman dijadwalkan 10 Juni 2015. (prn/adz)

anak smp-sumutpos

SUMUTPOS.CO- Dinas Pendidikan Kota Medan akan mengevaluasi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2015 tingkat SMP sederajat. Namun evaluasi itu bukan bermaksud menindaklanjuti temuan Tim Ombudsman Perwakilan Sumut terkait dugaan kebocoran lembar jawaban.

Ketua Panitia UN Medan, Masrul Badri mengatakan, pihaknya tidak akan mengevaluasi temuan Ombudsman Sumut yang pada tiga hari pengawasan berhasil mengungkap dugaan kebocoran kunci jawaban di SMP favorit di Kota Medan. Menurut Masrul, item evaluasi yang akan mereka lalukan berdasarkan masukan dan laporan dari masyarakat. Diantaranya dari sisi persiapan, tata pelaksanaan UN apakah sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

“Ini (evaluasi) tidak ada kaitan dengan apa yang telah Ombudsman temukan,” ujarnya kepada Sumut Pos, Jumat (8/5).

Namun Masrul tak menampik bila temuan Ombudsman terkait kunci jawaban UN SMP, sudah mereka sampaikan ke Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Inspektorat Kemendikbud, dan Pusat Penelitian Pendidikan (Puspendik).

“Saya pikir tidak ada yang perlu dievaluasi dari apa temuan Ombudsman. Tetapi ada masukan dari masyarakat seperti dari persiapan, tata pelaksanaan, dan lainnya apakah sudah sesuai dengan SOP,” ungkapnya seraya mengakui, bahwa pelaksanaan UN SMP tidak selancar UN SMA.

Menurutnya, Disdik Medan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan uji keabsahan kebocoran dugaan kunci jawaban UN tersebut. “Kita sudah minta ke mereka (BSNP dan Puspendik) untuk menuntaskan masalah tersebut. Sebab kita tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan itu,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar mengungkapkan, pihaknya sudah berpikir akan menguji keabsahan kunci jawaban temuan mereka. Namun kata dia, saat ini pihaknya belum akan melakukan hal itu.

“Ada arah ke sana, namun belum kami lakukan. Menurut aturan, kami juga tidak harus melakukan hal itu. Intinya kita sudah laporkan ke Ombudsman Pusat dan juga Menteri Pendidikan Nasional,” ucap Abyadi kepada Sumut Pos, kemarin.

Menurut dia, mau tidaknya Disdik Medan menindaklanjuti evaluasi UN SMP berdasarkan temuan mereka, Abyadi tidak mengambil pusing soal itu. Dia mengatakan, yang jelas pihaknya sudah melaporkan hasil pengawasan kepada pimpinan Disdik Medan, yakni Wali Kota Medan Dzulmi Eldin. Ia percaya wali kota berkomitmen untuk melakukan perbaikan bidang pendidikan di kota ini.

“Yang penting kita sampaikan ke mereka (Disdik, Red), dan kami respon ke Ombudsman Pusat serta Menteri Pendidikan. Mereka mau patuh atau tidak, itu bukan urusan kami. Tetapi kami yakin menteri memberi atensi akan hal ini. Dan kami harap wali kota juga akan mengambil tindakan. Kami yakin Pak Wali berkomitmen melakukan perbaikan pendidikan di kota ini,” tegas Abyadi.

Scanning LJUN
Sementara Dinas Pendidikan Sumatera Utara mulai melakukan pemberkasan untuk scanning (dipindai) terhadap lembar jawaban ujian nasional (LJUN) peserta UN tingkat SMP sederajat.

“Kita sedang melakukan pengumpulan berkas LJUN peserta UN SMP sederajat dari beberapa daerah di Sumut, kecuali Nias dan sekitarnya,” kata Koordinator UN Sumut August Sinaga kepada wartawan, Jumat (8/5). Menurutnya pemindaian UN jenjang SMP sederajat dilakukan Disdik Sumut, beda dengan proses pemindaian tingkat SMA sederajat yang dilakukan Universitas Sumatera Utara dan Universitas Negeri Medan. Sedangkan pemindaian UN jenjang SD dilakukan di daerah masing-masing.

Dijelaskan August, LJUN tersebut diterima setiap harinya dari dinas pendidikan kabupaten dan kota setelah dikumpulkan sub rayon dari masing-masing sekolah penyelenggara usai digelar ujian.

Menurut dia, proses pemberkasan ataupun pemindaian dengan melibatkan 40 petugas dari Disdiksu itu tidak menunggu semua LJUN dari semua daerah masuk, tapi LJUN yang duluan masuk terus dipindai setelah dilakukan proses pemberkasan. Hal ini demi mengejar target yang telah ditetapkan agar pemindaian selesai tepat waktu.

“Sesuai dengan prosedur operasional standar atau POS UN 2015, pelaksanaan pemindaian UN SMP tidak mendapat penjagaan dari aparat kepolisian,” ungkap August.

Untuk penyelesaian pemindaian terhadap LJUN, kata August, ditargetkan 15 hari setelah pelaksanaan UN atau sekira 23 Mei 2015. Sedangkan hasil pemindaian akan dikirimkan ke pusat untuk dinilai oleh Puspendik Depdikbud. “Hasil scanning tersebut nantinya kita serahkan ke pusat dalam bentuk soft copy. Untuk itu kita harapkan tidak ada gangguan teknis seperti alat yang rusak maupun pemadaman listrik sehingga kita bisa bekerja tepat waktu,” katanya.

Pada pelaksanaan UN hari ketiga dengan mata pelajaran bahasa Inggris menurutnya berlangsung aman dan lancar. Hal ini beda dengan pelaksanaan di hari pertama dan kedua yang terindikasi curang dengan penemuan dugaan kunci jawaban UN.

Peserta UN SMP/MTs, SMPLB dan pendidikan kesetaraan program paket B/Wustha di Sumut diikuti 272.198 peserta dari 3.420 sekolah. Dari jumlah tersebut terdiri jenjang SMP diikuti 210.655 siswa, SMP Terbuka 1.093, SMPLB 77 siswa, paket B/Wustha 3.063 orang dan MTs sebanyak 57.310 siswa dari 938 sekolah. Sedangkan pengumuman dijadwalkan 10 Juni 2015. (prn/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/