25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Ditinggal Ibu Dua Remaja Putri Terancam Putus Sekolah

MEDAN- Peristiwa hujan deras disertai angin kencang yang terjadi Jum’at (6/8) sore lalu, yang meluluhlantakan sedikitnya 65 rumah milik warga yang di dua kecamatan, kabupaten Deliserdang menyisahkan duka yang mendalam bagi dua remaja putri, yang ditinggal pergi ibu mereka untuk selama-lamanya untuk mengahadap sang khalik.

Sarah (13) dan kakaknya Nur Azizah (15) terancam tidak dapat melanjutkan sekolah mereka, karena ibu meraka Sutinem (56) yang selama ini menjadi tulangpunggung keluarga, meninggal dunia akibat tertimpa batang pohon saat musibah puting beliung melanda kampung mereka.

Sutinem tewas dengan meninggalkan 4 orang anak, diantaranya Sarah (13) dan kakaknya Nur Azizah (15). Kedua remaja putri ini terancam putus sekolah sepeninggal ibu mereka karena disebabkan biaya sekolah yang tidak dapat mereka tutupi.
Dua remaja putri ini hanya bisa menahan tangis akibat duka yang mereka alami.

Mereka baru saja kehilangan Sutinem (56), ibu mereka yang tewas akibat tertimpa pohon aren. Pada Sumut Pos, Sarah bercerita peristiwa naas yang terjadi Jum’at (6/7)sore lalu. Ketika itu daerah tempat tinggal mereka dilanda hujan lebat yang disertai angin kencang. “Waktu itu hujan kencang, saya sedang berada di rumah sama ibu saya,” ujarnya Sarah.

Lanjut Sarah, sebelum musibah itu terjadi, ia bersama ibunya sedang berada di dapur. “Ibu sedang memasak air, saya sedang menyiangi ikan,” sebutnya.
Tak berapa lama, saat angin kencang datang, tiba-tiba pohon aren yang ada di depan rumah mereka tumbang. Naas, batang pohon itu menimpa tubuh ibunya. Kontan, Sarah menangis melihat ibunya sudah tidak berdaya.

Dengan berlinangan air mata dan di bawah guyuran hujan, Sarah kemudian berlari ke rumah kakak kandungnya, untuk memberi tahu kejadian itu. Dia pun menceritakan pada kakaknya, kalau ibu mereka tertimpa pohon.

Dua kakak kandung Sarah yakni Yuyun Sugianti (30) dan Syafitri (26) langsung berlari ke kediaman ibunya untuk melihat kondisi yang terjadi. “Waktu kami sampai di rumah, ibu sudah meninggal. Kaki dan pundaknya tertimpa pohon,” ujar Sarah. Jenazah Sutinem sendiri dimakamkan di Tempat Pemakamam Umum Patumbak 1 pada Sabtu (7/7) lalu.

Dua remaja yang sudah ditinggal ibu mereka ini tidak berharap banyak. Mereka hanya bermohon pada Pemkab Deliserdang untuk memberikan bantuan,  agar mereka dapat meneruskan pendidikannya. Sarah yang baru tamat SD itu, belum bisa melanjutkan ke jenjang SMP karena tak ada biaya lagi. Sementara Nur, berharap untuk dapat malanjutkan studinya ke bangku SMA.

Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Sosial Kabupaten Deliserdang mengatakan musibah puting beliung itu terjadi pada Jum’at (6/8) lalu, sekira pukul 18.00 WIB. “Kejadiannya sejak Jum’at kemarin,” ujar Darwin, Minggu (8/8) petang.(mag-12)

MEDAN- Peristiwa hujan deras disertai angin kencang yang terjadi Jum’at (6/8) sore lalu, yang meluluhlantakan sedikitnya 65 rumah milik warga yang di dua kecamatan, kabupaten Deliserdang menyisahkan duka yang mendalam bagi dua remaja putri, yang ditinggal pergi ibu mereka untuk selama-lamanya untuk mengahadap sang khalik.

Sarah (13) dan kakaknya Nur Azizah (15) terancam tidak dapat melanjutkan sekolah mereka, karena ibu meraka Sutinem (56) yang selama ini menjadi tulangpunggung keluarga, meninggal dunia akibat tertimpa batang pohon saat musibah puting beliung melanda kampung mereka.

Sutinem tewas dengan meninggalkan 4 orang anak, diantaranya Sarah (13) dan kakaknya Nur Azizah (15). Kedua remaja putri ini terancam putus sekolah sepeninggal ibu mereka karena disebabkan biaya sekolah yang tidak dapat mereka tutupi.
Dua remaja putri ini hanya bisa menahan tangis akibat duka yang mereka alami.

Mereka baru saja kehilangan Sutinem (56), ibu mereka yang tewas akibat tertimpa pohon aren. Pada Sumut Pos, Sarah bercerita peristiwa naas yang terjadi Jum’at (6/7)sore lalu. Ketika itu daerah tempat tinggal mereka dilanda hujan lebat yang disertai angin kencang. “Waktu itu hujan kencang, saya sedang berada di rumah sama ibu saya,” ujarnya Sarah.

Lanjut Sarah, sebelum musibah itu terjadi, ia bersama ibunya sedang berada di dapur. “Ibu sedang memasak air, saya sedang menyiangi ikan,” sebutnya.
Tak berapa lama, saat angin kencang datang, tiba-tiba pohon aren yang ada di depan rumah mereka tumbang. Naas, batang pohon itu menimpa tubuh ibunya. Kontan, Sarah menangis melihat ibunya sudah tidak berdaya.

Dengan berlinangan air mata dan di bawah guyuran hujan, Sarah kemudian berlari ke rumah kakak kandungnya, untuk memberi tahu kejadian itu. Dia pun menceritakan pada kakaknya, kalau ibu mereka tertimpa pohon.

Dua kakak kandung Sarah yakni Yuyun Sugianti (30) dan Syafitri (26) langsung berlari ke kediaman ibunya untuk melihat kondisi yang terjadi. “Waktu kami sampai di rumah, ibu sudah meninggal. Kaki dan pundaknya tertimpa pohon,” ujar Sarah. Jenazah Sutinem sendiri dimakamkan di Tempat Pemakamam Umum Patumbak 1 pada Sabtu (7/7) lalu.

Dua remaja yang sudah ditinggal ibu mereka ini tidak berharap banyak. Mereka hanya bermohon pada Pemkab Deliserdang untuk memberikan bantuan,  agar mereka dapat meneruskan pendidikannya. Sarah yang baru tamat SD itu, belum bisa melanjutkan ke jenjang SMP karena tak ada biaya lagi. Sementara Nur, berharap untuk dapat malanjutkan studinya ke bangku SMA.

Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Sosial Kabupaten Deliserdang mengatakan musibah puting beliung itu terjadi pada Jum’at (6/8) lalu, sekira pukul 18.00 WIB. “Kejadiannya sejak Jum’at kemarin,” ujar Darwin, Minggu (8/8) petang.(mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/