25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Pekan Ini Medan Diguyur Hujan

MENDUNG: Awan hitam menyelimuti langit Kota Medan, Jumat (6/7). Berdasarkan data BMKG,  dalam sepekan ini Kota Medan bakal diguyur hujan  meski memasuki musim kemarau.
MENDUNG: Awan hitam menyelimuti langit Kota Medan, Jumat (6/7). Berdasarkan data BMKG, dalam sepekan ini Kota Medan bakal diguyur hujan meski memasuki musim kemarau.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I-Medan memprediksi, cuaca di Kota Medan akan diwarnai hujan hingga sepekan ke depan atau pekan ini. Meskipun, saat ini sedang memasuki musim kemarau.

Prakirawan BMKG Wilayah I-Medan, Endah Paramita mengungkapkan, hujan yang bakal terjadi masih dalam kategori ringan hingga sedang. Selain itu, juga hujan lokal. “Hujan diperkirakan terjadi pada siang, sore dan malam hari, dengan kecepatan angin 20 km/perjam dan suhu udara 23 derajat celcius,” ujarnya, Senin (8/7).

Menurutnya, hujan ringan dan hujan lokal yang bakal mewarnai ini terjadi lantaran melihat kondisi sinoptiknya daerah pertemuan angin terdapat di Sumut. Angin di perairan Sumatera Bagian Utara umumnya bertiup dari barat daya hingga barat laut. “Diprediksi hujan tidak hanya terjadi di Medan saja, tetapi sejumlah daerah di Sumut,” sebutnya.

Sedangkan dari data yang ada, lanjutnya, sebenarnya saat ini sudah memasuki musim kemarau. Suhu udaranya mencapai 33 derajat celcius dengan kelembaban 65 hingga 95 persen.

Sedangkan Kepala bidang Data dan Informasi BMKG Medan, Syahnan mengatakan, bulan Juni yang lalu diprediksi BMKG Medan sebagai musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Hal itu pun tampak dari intensitas hujan yang semakin tinggi sejak akhir bulan Mei hingga Juni yang lalu.

Namun berbeda dengan bulan Juli ini, BMKG Kota Medan memprediksi bahwa bulan Juli akan memasuki musim kemarau.

“Mulai dari akhir bulan Juni kemarin dan bulan Juli ini kita prediksi akan memasuki musim kemarau. Suhu udara maksimal diprediksi akan mencapai 36 derajat celsius. Tapi kalau suhu rata-rata berkisar 34 sampai 36 derajat celsius,” ucap Syahnan kepada Sumut Pos, Senin (8/7).

Namun, kata Syahnan bukan berarti tidak terjadi hujan selama musim kemarau di Kota Medan dan seluruh wilayah lainnya di Sumatera Utara. “Tetapi intensitas hujannya yang jauh menurun. Bisa nanti sampai 10 hari lebih tidak terjadi hujan, kalaupun terjadi kita prediksi sebagai hujan ringan hingga sedang,” ujarnya.

Bila pun terjadi hujan, kata Syahnan, maka potensi hujan itu akan lebih besar terjadi dari siang hingga malam hari. Keadaan ini disebutkan Syahnan, diprediksi BMKG Medan akan terus berlanjut hingga awal September mendatang. “Kita prediksi kondisi ini akan berlangsung hingga awal September,” terangnya.

Untuk itu, kata Syahnan, pihaknya mengimbau agar seluruh masyarakat dapat lebih memperhatikan kondisi di sekitarnya, karena cuaca kemarau bisa saja berpotensi menyebabkan kebakaran atau mengganggu kesehatan.

“Kondisi kemarau itu masih dalam batas normal namun akan lebih baik bila masyarakat lebih waspada dengan kondisi kemarau saat ini,” pungkasnya. (ris/map/ila)

MENDUNG: Awan hitam menyelimuti langit Kota Medan, Jumat (6/7). Berdasarkan data BMKG,  dalam sepekan ini Kota Medan bakal diguyur hujan  meski memasuki musim kemarau.
MENDUNG: Awan hitam menyelimuti langit Kota Medan, Jumat (6/7). Berdasarkan data BMKG, dalam sepekan ini Kota Medan bakal diguyur hujan meski memasuki musim kemarau.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I-Medan memprediksi, cuaca di Kota Medan akan diwarnai hujan hingga sepekan ke depan atau pekan ini. Meskipun, saat ini sedang memasuki musim kemarau.

Prakirawan BMKG Wilayah I-Medan, Endah Paramita mengungkapkan, hujan yang bakal terjadi masih dalam kategori ringan hingga sedang. Selain itu, juga hujan lokal. “Hujan diperkirakan terjadi pada siang, sore dan malam hari, dengan kecepatan angin 20 km/perjam dan suhu udara 23 derajat celcius,” ujarnya, Senin (8/7).

Menurutnya, hujan ringan dan hujan lokal yang bakal mewarnai ini terjadi lantaran melihat kondisi sinoptiknya daerah pertemuan angin terdapat di Sumut. Angin di perairan Sumatera Bagian Utara umumnya bertiup dari barat daya hingga barat laut. “Diprediksi hujan tidak hanya terjadi di Medan saja, tetapi sejumlah daerah di Sumut,” sebutnya.

Sedangkan dari data yang ada, lanjutnya, sebenarnya saat ini sudah memasuki musim kemarau. Suhu udaranya mencapai 33 derajat celcius dengan kelembaban 65 hingga 95 persen.

Sedangkan Kepala bidang Data dan Informasi BMKG Medan, Syahnan mengatakan, bulan Juni yang lalu diprediksi BMKG Medan sebagai musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Hal itu pun tampak dari intensitas hujan yang semakin tinggi sejak akhir bulan Mei hingga Juni yang lalu.

Namun berbeda dengan bulan Juli ini, BMKG Kota Medan memprediksi bahwa bulan Juli akan memasuki musim kemarau.

“Mulai dari akhir bulan Juni kemarin dan bulan Juli ini kita prediksi akan memasuki musim kemarau. Suhu udara maksimal diprediksi akan mencapai 36 derajat celsius. Tapi kalau suhu rata-rata berkisar 34 sampai 36 derajat celsius,” ucap Syahnan kepada Sumut Pos, Senin (8/7).

Namun, kata Syahnan bukan berarti tidak terjadi hujan selama musim kemarau di Kota Medan dan seluruh wilayah lainnya di Sumatera Utara. “Tetapi intensitas hujannya yang jauh menurun. Bisa nanti sampai 10 hari lebih tidak terjadi hujan, kalaupun terjadi kita prediksi sebagai hujan ringan hingga sedang,” ujarnya.

Bila pun terjadi hujan, kata Syahnan, maka potensi hujan itu akan lebih besar terjadi dari siang hingga malam hari. Keadaan ini disebutkan Syahnan, diprediksi BMKG Medan akan terus berlanjut hingga awal September mendatang. “Kita prediksi kondisi ini akan berlangsung hingga awal September,” terangnya.

Untuk itu, kata Syahnan, pihaknya mengimbau agar seluruh masyarakat dapat lebih memperhatikan kondisi di sekitarnya, karena cuaca kemarau bisa saja berpotensi menyebabkan kebakaran atau mengganggu kesehatan.

“Kondisi kemarau itu masih dalam batas normal namun akan lebih baik bila masyarakat lebih waspada dengan kondisi kemarau saat ini,” pungkasnya. (ris/map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/