25.6 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Gizi Buruk Tinggi, Klinik Khusus Disiapkan

MEDAN- Untuk mewujudkan Medan bebas gizi buruk tahun 2015, Pemko Medan akan merealisasikan klinik khusus penanganan gizi buruk 2012 mendatang. Hal itu diucapkan Wali Kota Medan Rahudman Harahap, saat acara halal bihalal jajaran kesehatan di kediaman Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Kamis (8/9) pagi.

Rahudman Harahap mengaku, klinik gizi buruk ini akan direalisasikan mengingat banyaknya kasus gizi buruk ditemui. Lebih lanjut, ditambahkan Rahudman Harahap, rencana pembangunannya pun sudah ditanda tangani dalam MoU pencanangan Kota Medan bebas gizi buruk beberapa waktu lalu.

“Seperti kasus yang sering dijumpai, adanya penderita gizi buruk yang ibunya lagi ke Malaysia, bapaknya ke Singapura. Nah, kasus seperti itulah nanti yang akan ditangani klinik khusus tersebut. Mengenai lokasinya belum tahu dimana, tapi pasti 2012 sudah direalisasikan,” katanya usai acara.

Selain itu, terang Rahudman, revitalisasi posyandu di Kota Medan juga harus sudah dilaksanakan pada 2012 mendatang, dimana hal itu untuk menjaring anak-anak yang menderita gizi buruk. “Perlu juga kerja sama antara sektor terkait seperti, Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian untuk atasi gizi buruk,” terangnya.

Untuk kedepannya, tambah Rahudman, akan dipikirkan juga kesejahteraan tenaga kesehatan dalam rangka mempersiapkan pelayanan kesehatan yang maksimal, karena tuntutan masyarakat pasti lebih banyak kedepannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Edwin Effendi mengatakan, pada prinsipnya, klinik khusus penanganan gizi buruk itu sebagai upaya untuk memaksimalkan pengentasan gizi buruk mulai penjaringan, pemulihan hingga penanganannya. “Semuanya disesuaikan dengan keperluan, apakah nantinya memang perlu dirawat dipanti khusus atau kalau punya keluarga, bisa dibina keluarganya,” ujarnya.

Sepanjang 2011, disebutkan Edwin,  kasus gizi buruk sebanyak 108 kasus. Menurutnya, gizi buruk terjadi karena kurangnya asupan gizi, pola asuh dan faktor ekonomi yang lemah. “Penyebab utama dan terbanyak karena faktor ekonomi, sehingga kekurangan asupan gizi,”ucapnya. (jon)

MEDAN- Untuk mewujudkan Medan bebas gizi buruk tahun 2015, Pemko Medan akan merealisasikan klinik khusus penanganan gizi buruk 2012 mendatang. Hal itu diucapkan Wali Kota Medan Rahudman Harahap, saat acara halal bihalal jajaran kesehatan di kediaman Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Kamis (8/9) pagi.

Rahudman Harahap mengaku, klinik gizi buruk ini akan direalisasikan mengingat banyaknya kasus gizi buruk ditemui. Lebih lanjut, ditambahkan Rahudman Harahap, rencana pembangunannya pun sudah ditanda tangani dalam MoU pencanangan Kota Medan bebas gizi buruk beberapa waktu lalu.

“Seperti kasus yang sering dijumpai, adanya penderita gizi buruk yang ibunya lagi ke Malaysia, bapaknya ke Singapura. Nah, kasus seperti itulah nanti yang akan ditangani klinik khusus tersebut. Mengenai lokasinya belum tahu dimana, tapi pasti 2012 sudah direalisasikan,” katanya usai acara.

Selain itu, terang Rahudman, revitalisasi posyandu di Kota Medan juga harus sudah dilaksanakan pada 2012 mendatang, dimana hal itu untuk menjaring anak-anak yang menderita gizi buruk. “Perlu juga kerja sama antara sektor terkait seperti, Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian untuk atasi gizi buruk,” terangnya.

Untuk kedepannya, tambah Rahudman, akan dipikirkan juga kesejahteraan tenaga kesehatan dalam rangka mempersiapkan pelayanan kesehatan yang maksimal, karena tuntutan masyarakat pasti lebih banyak kedepannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Edwin Effendi mengatakan, pada prinsipnya, klinik khusus penanganan gizi buruk itu sebagai upaya untuk memaksimalkan pengentasan gizi buruk mulai penjaringan, pemulihan hingga penanganannya. “Semuanya disesuaikan dengan keperluan, apakah nantinya memang perlu dirawat dipanti khusus atau kalau punya keluarga, bisa dibina keluarganya,” ujarnya.

Sepanjang 2011, disebutkan Edwin,  kasus gizi buruk sebanyak 108 kasus. Menurutnya, gizi buruk terjadi karena kurangnya asupan gizi, pola asuh dan faktor ekonomi yang lemah. “Penyebab utama dan terbanyak karena faktor ekonomi, sehingga kekurangan asupan gizi,”ucapnya. (jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/