29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pasien Jamkesmas Dikutip Uang Darah

MEDAN- Rumah Sakit Umum (RSU) Bandung di Jalan Mistar Medan meminta pasien Jamkesmas membayar uang darah. Bukan itu saja, orangtua pasien juga diminta membawa anaknya keluar dari rumah sakit itu, diduga karena telah melaporkan peristiwa itu kepada wartawan.

Hal ini dialami Riska Aprilia (14), warga Jalan Bukit Mas Lingkungan VI Bahagia, Kecamatan Stabat, Langkat. Riska didiagnosa menderita tumor pada kaki kirinya. Rizka menjalani perawatan sejak Kamis (6/10) di Ruang Ester 4, RSU Bandung.

Ayah Riska, Supriyanto (41) kepada wartawan mengaku, mereka diharuskan membayar Rp2 juta untuk pembelian delapan kantung darah. “Awalnya saya bayar Rp1 juta dulu, yang Rp1 juta lagi menyusul,” katanya.

Pada kwitansi yang ditunjukkan Supriyanto, tertulis pembayaran darah sebanyak 4 kantong golongan B, senilai Rp1 juta diterima dari M Syaiin tertanggal 6 Oktober 2011 yang ditandatangani petugas RSU Bandung, Mar Bangun.
Sementara, Rizka yang merupakan siswi Kelas IX, SMP Negeri 2 Stabat, tercatat sebagai peserta Jamkesmas dengan nomor 0000332544003. Lantas, Supriyanto menanyakan prihal pembayaran tersebut kepada petugas kasir. “Saya tanya kenapa darah dibayar, kan sudah ditanggung Jamkesmas. Tapi petugas kasir bilang, darah di luar tanggungan Jamkesmas dan harus dibayar pasien,” ujarnya.

Mendapat jawaban itu, Supriyanto yang sehari-hari berdagang es keliling itu akhirnya membayar juga. Selama pengobatan anaknya tersebut, Supriyanto mengaku sudah menghabiskan biaya sekitar Rp10 juta. Uang tersebut diperolehnya dari pinjaman kepada teman dan keluarganya. “Sepeda motor untuk saya jualan es pun sudah saya jual. Begitu juga televisi sudah saya jual untuk biaya berobat anak saya,” katanya lagi.

Sementara itu, Kepala Bidang Jaminan Sarana Kesehatan Dinkes Sumut Agustama menegaskan, tindakan petugas RSU Bandung telah melanggar ketentuan. Ditegaskannya, peserta Jamkesmas tidak dibebankan biaya apa pun termasuk pembelian darah. “Karena semua sudah ditanggung dalam Jamkesmas,” tegas Agustama.

Hal senada dikatakan Ketua Unit Donor Darah PMI Medan dr Delyuzar. “Kita tidak tahu apa rumah sakit itu meminta darah untuk pasien Jamkesmas atau tidak. Tapi untuk pasien Jamkesmas tidak ada dipungut biaya untuk pengambilan darah,” jelas Delyuzar.

Sementara Humas RSU Bandung, Joko yang dikonfirmasi mengatakan, pasien Jamkesmas yang berobat di rumah sakit swasta tidak ditanggung biaya darahnya. “Kita sudah sampaikan hal ini ke pihak keluarga, namun mereka tidak mau. Rumah sakit swasta tidak menanggung biaya darah,” terang Joko.

Saat wartawan hendak keluar dari rumah sakit itu, Supriyanto kembali mendatangi wartawan. Dia mengaku baru saja ditelepon Humas RSU Bandung. “Joko, humas rumah sakit ini menyuruh saya keluar dan mencari rumah sakit lain. Dia juga bilang, akan mengganti semua uangnya,” kata Suprianto di depan rumah sakit itu.(jon)

MEDAN- Rumah Sakit Umum (RSU) Bandung di Jalan Mistar Medan meminta pasien Jamkesmas membayar uang darah. Bukan itu saja, orangtua pasien juga diminta membawa anaknya keluar dari rumah sakit itu, diduga karena telah melaporkan peristiwa itu kepada wartawan.

Hal ini dialami Riska Aprilia (14), warga Jalan Bukit Mas Lingkungan VI Bahagia, Kecamatan Stabat, Langkat. Riska didiagnosa menderita tumor pada kaki kirinya. Rizka menjalani perawatan sejak Kamis (6/10) di Ruang Ester 4, RSU Bandung.

Ayah Riska, Supriyanto (41) kepada wartawan mengaku, mereka diharuskan membayar Rp2 juta untuk pembelian delapan kantung darah. “Awalnya saya bayar Rp1 juta dulu, yang Rp1 juta lagi menyusul,” katanya.

Pada kwitansi yang ditunjukkan Supriyanto, tertulis pembayaran darah sebanyak 4 kantong golongan B, senilai Rp1 juta diterima dari M Syaiin tertanggal 6 Oktober 2011 yang ditandatangani petugas RSU Bandung, Mar Bangun.
Sementara, Rizka yang merupakan siswi Kelas IX, SMP Negeri 2 Stabat, tercatat sebagai peserta Jamkesmas dengan nomor 0000332544003. Lantas, Supriyanto menanyakan prihal pembayaran tersebut kepada petugas kasir. “Saya tanya kenapa darah dibayar, kan sudah ditanggung Jamkesmas. Tapi petugas kasir bilang, darah di luar tanggungan Jamkesmas dan harus dibayar pasien,” ujarnya.

Mendapat jawaban itu, Supriyanto yang sehari-hari berdagang es keliling itu akhirnya membayar juga. Selama pengobatan anaknya tersebut, Supriyanto mengaku sudah menghabiskan biaya sekitar Rp10 juta. Uang tersebut diperolehnya dari pinjaman kepada teman dan keluarganya. “Sepeda motor untuk saya jualan es pun sudah saya jual. Begitu juga televisi sudah saya jual untuk biaya berobat anak saya,” katanya lagi.

Sementara itu, Kepala Bidang Jaminan Sarana Kesehatan Dinkes Sumut Agustama menegaskan, tindakan petugas RSU Bandung telah melanggar ketentuan. Ditegaskannya, peserta Jamkesmas tidak dibebankan biaya apa pun termasuk pembelian darah. “Karena semua sudah ditanggung dalam Jamkesmas,” tegas Agustama.

Hal senada dikatakan Ketua Unit Donor Darah PMI Medan dr Delyuzar. “Kita tidak tahu apa rumah sakit itu meminta darah untuk pasien Jamkesmas atau tidak. Tapi untuk pasien Jamkesmas tidak ada dipungut biaya untuk pengambilan darah,” jelas Delyuzar.

Sementara Humas RSU Bandung, Joko yang dikonfirmasi mengatakan, pasien Jamkesmas yang berobat di rumah sakit swasta tidak ditanggung biaya darahnya. “Kita sudah sampaikan hal ini ke pihak keluarga, namun mereka tidak mau. Rumah sakit swasta tidak menanggung biaya darah,” terang Joko.

Saat wartawan hendak keluar dari rumah sakit itu, Supriyanto kembali mendatangi wartawan. Dia mengaku baru saja ditelepon Humas RSU Bandung. “Joko, humas rumah sakit ini menyuruh saya keluar dan mencari rumah sakit lain. Dia juga bilang, akan mengganti semua uangnya,” kata Suprianto di depan rumah sakit itu.(jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/