MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perasaan senang mengikuti lomba Musabaqoh Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XVII Tahun 2018 di Sumatera Utara (Sumut), terpancar dari raut wajah Muhammad Handika Surbakti.
“Suatu kebanggaan dapat mengikuti even ini,” ujar Handika utusan Sumut asal Medan, kepada wartawan, Minggu (7/10) Berbagai persiapan sudah dilakukannya selama 6 bulan ini. Karenanya, Sarjana tamatan UINSA atau UIN Sunan Ampel ini berharap bisa memberikan yang terbaik buat Sumut.
“Insya Allah dan yakin bisa masuk ke babak berikutnya,” katanya yang mengikuti perlombaan cabang Musabaqoh Menulis Ilmiah Al Qur’an (M2IQ) golongan putra.
Handika juga mengatakan, untuk lomba M2IQ ini ada 2 tema yang diberikan dan dipilih tiap peserta. Pertama Revolusi Mental Dalam Perspektif Al Qur’an dan kedua, Peranan Keluarga Dalam Menopang Ketahanan Nasional.”Kami menyiapkan yang terbaik. Semua berat karena semua peserta merupakan utusan terbaik tiap provinsi,” ucapnya.
Sementara, Kordinator M2IQ, Torang Rambe menerangkan, peserta ada 28 putra dan 28 putri atau 56 peserta. Tiap provinsi mengirimkan 2 utusannya. Penilaian yang dilakukan, lanjutnya, secara umum yaitu bobot tulisan, logika dan pesan yang disampaikan.
“Waktu yang diberikan kepada tiap peserta sesuai ketentuan nasional yaitu 9 jam sejak dimulainya perlombaan. Untuk istirahat menyesuaikan dengan pesertanya, yang jelas waktunya 9 jam. Penulisan makalah 10 sampai 15 lembar dan diberikan kepada dewan hakim,” ujarnya.
Ternyata, lanjut Torang, dari 2 tema atau judul yang diberikan, dari hasil acak komputer, untuk peserta putri mengambil poin tentang ketahanan keluarga. Adapun dewan hakim yang menilai, sebut Torang, berjumlah 11 orang. Ketua dewan hakim Prof Dr H Darwis Hude merangkap Anggota dan 8 Anggota ditambah 2 Panitera. (man/ila)