MEDAN-Pemerintah telah menetapkan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1432 Hijriah jatuh Minggu (6/11) lalu. Meski demikian, penganut Jami’iy yah Ahli Thoriqoh Shatoriyah An Nahdliyyah melaksanakannya dua hari kemudian, Selasa (8/11)
Di Medan, ribuan jamaah Toriqoh Sathariyah melaksanakan Salat Idul Adha di Masjid Sech Burhanuddin, Jalan Rawa II Gang Sempurna No 11, Kecamatan Medan Denai, Me dan, Selasa (8/110) pukul 07.30 WIB. Para jamaah bersama mengumandangkan Takbir sebelum melaksanakan salat.
Secara umum, pelaksanaan shalat Idul Adha sama dengan salat yang digelar oleh umat Muslim dua hari lalu sesuai ketetapan pemerintah tentang pelaksanaan hari raya kurban. Jamaah terlihat khusuk mendengarkan khotbah berbahasa Arab yang dibawakan oleh imam masjid. Layaknya Hari Raya Kurban, di masjid ini disembelih tiga ekor sapi jantan sumbangan dari jamaah.
Nazir Masjid Sech Burhanuddin, Muchtar, menjelaskan bahwa perhitungan mereka berdasarkan perhitungan takwin hisab. “Berdasarkan perhitungan takwin hisab, 1 Dzulhijah jatuh pada Minggu pekan lalu, sehingga 10 Dzulhijah jatuh pada hari ini,” ujarnya kemarin.
Jamaah tareqat tersebut menyakini, penentuan takwin hisab merupakan cara Rasullah dalam mementukan jatuhnya bulan Dzulhijah. Untuk menentukan takwin berbilang pada hari Rabu, Kamis dan Minggu. “Kita memang berbeda, karena cara mementukan tanggalnya juga berbeda dengan pemerintah,” ujar Muchtar di lokasi.
Bukan hanya dalam penentuan Idul Adha saja Toriqoh Sathariyah berbeda waktu dengan pemerintah, perbedaan juga terjadi saat penentuan pelaksanakan ibadah puasa di Ramadan dan Idul Fitri 1432 Hijriyah lalu. (mag-7/bbs)