29 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Hari Terakhir, Rezeki Melimpah

Melihat Suasana Imlek di Medan (3-Habis)

Bagi para pedagang di Pasar Ramai Jalan Thamrin Medan, Tahun Baru Imlek 2013 ini merupakan rezeki. Beberapa hari jelang kedatangan tahun dengan symbol ular air ini, omzet penjualan para pedagang meningkat tajam.

Deking Sembiring, Medan

MERIAH: Suasana  salah satu toko  menjual pernak- pernik Imlek  Pasar Ramai, Medan, Sabtu (9/2). //DEKING/SUMUT POS
MERIAH: Suasana di salah satu toko yang menjual pernak- pernik Imlek di Pasar Ramai, Medan, Sabtu (9/2). //DEKING/SUMUT POS

Hujan gerimis melanda Kota Medan. Suasana di Pasar Ramai Jalan Thamrin Medan tetap ramai. Banyaknya kendaraan yang parkir,  membuat jalan masuk  pasar ini mengalami kemacetan. Mobil-mobil mewah terlihat berada di pinggir jalan masuk. Ini menandakan kalau orang-orangn
yang belanja di pasar ini, sebagian besar orang berada.

Meski Hari Raya Imlek hanya tinggal satu hari lagi, kegiatan di pasar yang berada di  samping Thamrin Plaza ini belum reda. Beberapa kios memang terlihat sudah tutup, tapi tidak mempengaruhi animo para pembeli. Justru, jumlah para pembeli yang datang semakin benyak dari hari biasa. Hal ini bisa dimaklumi karena Sabtu (9/2) merupakan kesempatan terakhir untuk membeli keperluan dalam memeriahkan kedatangan tahun ular.

Suasana Imlek sudah sangat terasa ketika Sumut Pos membelokkan kendaraan masuk pasar ini. Toko-toko di pinggir jalan masuk masih banyak yang menjual pernak-pernik Imlek, seperti lampion, parcel, hiasan buah dan yang lain. Terlihat banyak pembeli yang hilir mudik masuk toko penjual pernak pernik tersebut.

Sumut Pos pun mencoba masuk ke salah satu toko yang berada di Jalan Asia Baru. Jumlah calon pembeli cukup banyak. Rata-rata ingin membeli pernak-pernik Imlek. Pemilik toko, Candra Lautan (45) pun cukup sibuk melayani para pembeli. Namun, dia masih sempat memberikan keterangan.

Menurut Candra, tingkat pembelian pernak-pernak Imlek sudah terasa sejak seminggu lalu. Namun, jumlah paling banyak terjadi dalam dua hari terakhir.  “Dalam beberapa hari ini, tingkat penjualan pernak pernik Imlek ini memang sangat tinggi. Kami bahkan sempat kewalahan untuk melayani pembeli. Dalam satu hari saya bisa memperoleh omzet Rp 10 juta,” ujar Candra Lautan.

Bagi penjual barang-barang musiman seperti Candra, Hari Raya Imlek ini merupakan anugrah untuk menambah rezeki. Karena itu pula, dia tetap membuka toko sampai sehari jelang Imlek. “Bagi pedagang peserti saya ini, inilah kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Kalau hari-hari biasa, barang-barang seperti ini pasti tidak diminati pembeli,” jelasnya.

Sumut Pos pun melanjutkan langkah mamasuki Pasar Ramai. Suasana di dalam pasar ini cukup ramai. Para pembeli yang didominasi etnis Tionghoa, terlihat hilir mudik untuk mencari barang-barang keperluan mereka. Kios-kios penjual roti, sepatu dan kain terlihat dijejali pembeli.

Seorang pedagang roti di lantai satu bernama Markus (26) mengakui bahwa omzet penjualan harian jelang Imlek ini meningkat hingga mencapai sekitar Rp 1 juta. “Lumayan bang, penjualan meningkat tajam. Satu hari bisa meraih Rp 1 juta,” jelasnya.

Roti yang dijual Markus juga bernuansa Imlek, mulai dari bungkus dan bentuknya. Bahkan, ada ruti yang dibuat berbentuk lampion. “Khusus untuk menyambut Imlek ini, kita memang menjual roti-roti yang bernuansa imlek, seperti bungkusnya berwarna merah. Ini cukup diminati para pembeli,” ungkapnya.

Wartawan pun melangkah ke lantai dua pasar ini. Di lantai yang menjual pakaian tersebut, suasana bertambah ramai. Hampir setiap kios penjual pakaian dipenuhi pembeli. Tawar menawar pun terjadi, dengan menggunakan bahasa Tionghoa.

Bahkan, untuk mencari pedagang yang mau memberikan keterangan juga sulit, karena mereka sibuk melayani pembeli. Akhirnya, setelah dicari-cari, seorang penjual pakaian bernama Lina (28) memberikan keterangan. Menurtnya, sehari jelang perayaan Imlek, jumlah pembeli yang datang ke kiosnya mencapai puncak, kemarin. “Hari ini lebih ramai dari kemarin. Mungkin karena hari ini merupakan hari terakhir sebelum Imlek,” katanya.
Bagi Lina, rezeki yang diraih ini pun menjadi modal yang cukup untuk merayakan Imlek bersama keluarga. “Imlek kali ini, saya akan pulang ke rumah mertua di Perbaungan, besok (hari ini, Red),” ungkapnya.

Senada, seorang pembeli bernama Asun (37) mengatakan, Sabtu (9/2) ini merupakan hari terakhir mereka untuk belanja, sebelum merayakan Hari Raya Imlek, Minggu (10/2). “Ini merupakan kesempatan kita untuk memenuhi kebutuhan perayaan Imlek. Segala keperluan pun harus dibeli hari ini,” pungkasnya. (mag-7)

Melihat Suasana Imlek di Medan (3-Habis)

Bagi para pedagang di Pasar Ramai Jalan Thamrin Medan, Tahun Baru Imlek 2013 ini merupakan rezeki. Beberapa hari jelang kedatangan tahun dengan symbol ular air ini, omzet penjualan para pedagang meningkat tajam.

Deking Sembiring, Medan

MERIAH: Suasana  salah satu toko  menjual pernak- pernik Imlek  Pasar Ramai, Medan, Sabtu (9/2). //DEKING/SUMUT POS
MERIAH: Suasana di salah satu toko yang menjual pernak- pernik Imlek di Pasar Ramai, Medan, Sabtu (9/2). //DEKING/SUMUT POS

Hujan gerimis melanda Kota Medan. Suasana di Pasar Ramai Jalan Thamrin Medan tetap ramai. Banyaknya kendaraan yang parkir,  membuat jalan masuk  pasar ini mengalami kemacetan. Mobil-mobil mewah terlihat berada di pinggir jalan masuk. Ini menandakan kalau orang-orangn
yang belanja di pasar ini, sebagian besar orang berada.

Meski Hari Raya Imlek hanya tinggal satu hari lagi, kegiatan di pasar yang berada di  samping Thamrin Plaza ini belum reda. Beberapa kios memang terlihat sudah tutup, tapi tidak mempengaruhi animo para pembeli. Justru, jumlah para pembeli yang datang semakin benyak dari hari biasa. Hal ini bisa dimaklumi karena Sabtu (9/2) merupakan kesempatan terakhir untuk membeli keperluan dalam memeriahkan kedatangan tahun ular.

Suasana Imlek sudah sangat terasa ketika Sumut Pos membelokkan kendaraan masuk pasar ini. Toko-toko di pinggir jalan masuk masih banyak yang menjual pernak-pernik Imlek, seperti lampion, parcel, hiasan buah dan yang lain. Terlihat banyak pembeli yang hilir mudik masuk toko penjual pernak pernik tersebut.

Sumut Pos pun mencoba masuk ke salah satu toko yang berada di Jalan Asia Baru. Jumlah calon pembeli cukup banyak. Rata-rata ingin membeli pernak-pernik Imlek. Pemilik toko, Candra Lautan (45) pun cukup sibuk melayani para pembeli. Namun, dia masih sempat memberikan keterangan.

Menurut Candra, tingkat pembelian pernak-pernak Imlek sudah terasa sejak seminggu lalu. Namun, jumlah paling banyak terjadi dalam dua hari terakhir.  “Dalam beberapa hari ini, tingkat penjualan pernak pernik Imlek ini memang sangat tinggi. Kami bahkan sempat kewalahan untuk melayani pembeli. Dalam satu hari saya bisa memperoleh omzet Rp 10 juta,” ujar Candra Lautan.

Bagi penjual barang-barang musiman seperti Candra, Hari Raya Imlek ini merupakan anugrah untuk menambah rezeki. Karena itu pula, dia tetap membuka toko sampai sehari jelang Imlek. “Bagi pedagang peserti saya ini, inilah kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Kalau hari-hari biasa, barang-barang seperti ini pasti tidak diminati pembeli,” jelasnya.

Sumut Pos pun melanjutkan langkah mamasuki Pasar Ramai. Suasana di dalam pasar ini cukup ramai. Para pembeli yang didominasi etnis Tionghoa, terlihat hilir mudik untuk mencari barang-barang keperluan mereka. Kios-kios penjual roti, sepatu dan kain terlihat dijejali pembeli.

Seorang pedagang roti di lantai satu bernama Markus (26) mengakui bahwa omzet penjualan harian jelang Imlek ini meningkat hingga mencapai sekitar Rp 1 juta. “Lumayan bang, penjualan meningkat tajam. Satu hari bisa meraih Rp 1 juta,” jelasnya.

Roti yang dijual Markus juga bernuansa Imlek, mulai dari bungkus dan bentuknya. Bahkan, ada ruti yang dibuat berbentuk lampion. “Khusus untuk menyambut Imlek ini, kita memang menjual roti-roti yang bernuansa imlek, seperti bungkusnya berwarna merah. Ini cukup diminati para pembeli,” ungkapnya.

Wartawan pun melangkah ke lantai dua pasar ini. Di lantai yang menjual pakaian tersebut, suasana bertambah ramai. Hampir setiap kios penjual pakaian dipenuhi pembeli. Tawar menawar pun terjadi, dengan menggunakan bahasa Tionghoa.

Bahkan, untuk mencari pedagang yang mau memberikan keterangan juga sulit, karena mereka sibuk melayani pembeli. Akhirnya, setelah dicari-cari, seorang penjual pakaian bernama Lina (28) memberikan keterangan. Menurtnya, sehari jelang perayaan Imlek, jumlah pembeli yang datang ke kiosnya mencapai puncak, kemarin. “Hari ini lebih ramai dari kemarin. Mungkin karena hari ini merupakan hari terakhir sebelum Imlek,” katanya.
Bagi Lina, rezeki yang diraih ini pun menjadi modal yang cukup untuk merayakan Imlek bersama keluarga. “Imlek kali ini, saya akan pulang ke rumah mertua di Perbaungan, besok (hari ini, Red),” ungkapnya.

Senada, seorang pembeli bernama Asun (37) mengatakan, Sabtu (9/2) ini merupakan hari terakhir mereka untuk belanja, sebelum merayakan Hari Raya Imlek, Minggu (10/2). “Ini merupakan kesempatan kita untuk memenuhi kebutuhan perayaan Imlek. Segala keperluan pun harus dibeli hari ini,” pungkasnya. (mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/